Mohon tunggu...
Dean Ridone
Dean Ridone Mohon Tunggu... Administrasi - Saya Hanya orang Biasa

lesung pipit

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Maaf, Tedjo Bukan Saingan Pak Tarno

29 Januari 2015   16:25 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:09 973
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="" align="aligncenter" width="600" caption="Sumber Photo : Anekaunik. files. wordpress.com"][/caption]

Banyak orang mengatakan Menkopolhukam Tedjo Eddy mirip Pak Tarno. Semula tidak percaya, tetapi kalau diperhatikan dari dekat, ternyata ada miripnya. Terutama dari raut mukanya. Hal lain yang mirip diantara keduanya, yakni mereka sama-sama ahli tukang sulap. Kalau Pak Tarno semua orang mengenalnya sebagai tukang sulap yang sering malang-melintang di layar kaca televisi kita.

Sedangkan Menkopolhukam juga dikenal sebagai tukang sulap. Tetapi berbeda dengan sulap yang ditampilkan oleh Pak Tarno yang mengandalkan kecepatan tangan dan kepiawaian mengelabui mata penonton. Menkopolhukam memainkan sulap dengan menghipnotis orang, tidak hanya satu atau dua orang tetapi bisa jutaan rakyat dengan cara menyampaikan kata-kata magis yang terdengar manis tetapi menunjukan kebodohannya.

Salah satu kata-kata magisnya yang membuat semua orang terbelalak ketika dia menyebut para pimpinan KPK bertindak kekanak-kanakan dan lebih dalam lagi dia menyebut orang-orang yang bergerombol di gedung KPK, menunjukan rasa simpati kepada KPK dianggapnya rakyat yang tak jelas. Padahal orang-orang yang berkumpul di gedung KPK berasal dari pelbagai kalangan profesi. Ada pengacara, dosen, aktivis HAM, rohaniawan dan sebagainya. Umumnya mereka para pendukung Jokowi, hanya beberapa orang yang mendukung Prabowo. Salah satunya Yunus Yosfiah.

"Jangan membakar-bakar massa, mengajak rakyat, ayo rakyat, kita ini, enggak boleh begitu. Itu suatu pernyataan sikap yang kekanak-kanakan. Berdiri sendiri, kuat dia. Dia akan didukung, konstitusi mendukung. Bukan dukungan rakyat yang enggak jelas itu, konstitusi yang mendukung,"

Di mata Tedjo, semua yang bersimpati kepada KPK disulapnya sebagai rakyat yang tidak jelas. Ciri dari rakyat yang tak jelas dijelaskan dalam pernyataannya, yakni Rakyat yang tidak jelas adalah mereka yang suka membakar-bakar massa. Lalu mereka yang mengalami gangguan kepribadian mental, meski sudah dewasa kelakuannya masih kekanak-kanakan.

Itulah sulap yang diperlihatkan oleh seorang Menkopolhukam. Jangan terlalu percaya dengan sulapnya. Apa yang dikatakan jauh dari kebenaran yang ada. Perlu diketahui bahwa massa yang datang ke KPK atas inisiatif pribadi bukan atas undangan KPK. Dari sudut pandang kejiwaan, mereka sehat tidak ada yang mengalami gangguan kepribadian, apalagi bersikap kekanak-kanakan.

Sulap yang ditampilkan oleh seorang Tedjo malah kembali menikam dirinya sendiri, atau juga bentuk sindiran untuk sang majikannya Jokowi.  Siapa yang memulai membakar kasus KPK vs Polri tersulut api, dan siapa yang bersifat kekanak-kanakan. Publik pasti memahami siapa dalang dibalik kisruh kedua institusinya. Tedjo muncul sebagai penghibur hadir di balik konflik KPK vs Polri. Bukannya publik terhibur, malah sebaliknya dia dibully babak belur. Tapi ya dasar tukang sulap, bukannya dia minta maaf, malah sebaliknya dia menantang kembali publik dengan pernyataan kontroversial.

"Jangan ada gesekan Polri dan KPK, selesaikan semua masalah sesuai dengan aturan hukum yang berlaku, selamatkan KPK dan Polri. Kedua Pimpinan nyatakan akan patuh. Seharusnya tidak perlu lagi ada pengerahan massa yang mengatas namakan rakyat. Rakyat yang mana, tidak jelas, karena ada juga yang menyatakan dukungan pada Polri," kata Tedjo dalam pernyataan pers yang diterima pada Minggu (Kompas, 25/1/2015).

Kalimat pertama bagus maksudnya,"Jangan ada gesekan Polri dan KPK, selesaikan semua masalah sesuai dengan aturan hukum yang berlaku, selamatkan KPK dan Polri". Eh begitu masuk dengan kalimat ketiga dia melakukan sulap lagi dengan mengatakan,"Seharusnya tidak perlu lagi ada pengerahan massa yang mengatas namakan rakyat. Rakyat yang mana, tidak jelas, karena ada juga yang menyatakan dukungan pada Polri,"

[caption id="" align="aligncenter" width="486" caption="sumber photo : Uniquepost.com"]

[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun