Mohon tunggu...
Dean Ridone
Dean Ridone Mohon Tunggu... Administrasi - Saya Hanya orang Biasa

lesung pipit

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

JK Mulai Melawan Jokowi

17 Februari 2015   21:45 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:01 1690
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="" align="aligncenter" width="576" caption="sumber photo : detik.com"][/caption]

Rupanya keinginan untuk segera melantik BG, pasca dikabulkannya gugatan di pengadilan, yakni datang dari Wakil Presiden Jusuf Kalla. Sementara Jokowi sepertinya masih bersikap bimbang mana yang harus dipilih. Melantik BG, artinya telah menyakiti sebagian besar pemilihnya, yang pada umumnya berharap Jokowi tidak melantik BG, sedangkan kalau BG tidak dilantik, maka akan timbul ketakutan dari Jokowi itu sendiri, karena BG ini, selain dikenal sebagai anak emas ketua umum PDIP, dan juga turut berjasa besar ikut membantu kampanye Jokowi. Maka sangat wajar, ada politik balas budi dari BG dengan menuntut jabatan sebagai pimpinan tertinggi kapolri. Bahkan berita yang cukup menyeramkam datang belakangan ini, yakni jika BG tidak dilantik, dia akan membongkar kecurangan Jokowi pada pilpres lalu. Ihhh serem banget. Jokowi sepertinya memang cuek tetapi dengan tetap bersikap waspada jika ancaman tersebut terjadi. Lain lagi dengan JK yang mengisyaratkan keinginannya agar Presiden Joko Widodo melantik Komisaris Jenderal Budi Gunawan sebagai kepala Polri setelah adanya putusan praperadilan. JK lebih percaya pada hasil keputusan Hakim Sarpin Rizaldi menyatakan, penetapan Budi sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi tidak sah, daripada pada proses memperadilkan tersangka yang sudah menjadi polemik sebelum pada keputusan tidak sahnya BG ditetapkan sebagai tersangka. "Tunggulah, kalau saya yang (berwenang) lantik, saya lantik," kata Kalla di Jakarta, Kompas.com, Selasa (17/2/2015). Keinginan JK  agar Jokowi melantik BG adalah sebuah sikap perlawanan secara halus, sekaligus merupakan bentuk sindiran terhadap atasannya yang dianggap lambat dalam memutuskan suatu perkara. Pada pekan lalu, Jokowi akan segera mengambil keputusan, tetapi nyatanya, Jokowi masih jalan di tempat. Ada banyak hal yang harus dipikirkan Jokowi, untung ruginya melantik BG.

Hal itulah yang dirasa oleh JK sebagai tindakan mengulur waktu. JK tidak terbiasa dengan tindakan mengulur waktu yang hanya menimbulkan berbagai macam konflik. Maka tak heran, jika diberi kewenangan, JK sangat bernapsu merebut hak Jokowi. Bila saja boleh, JK segera akan menentukan hari H, jadwal pelantikan BG. JK tidak peduli apakah sikap dan tindakannya mencederai pemilihnya.

Perkara BG dijadikan momentum JK untuk menyerang Jokowi. Serangan JK bukan bermain di wilayah verbal atau aksi-aksi blusukan Jokowi. Tetapi dia akan membidik setiap arah kebijakan Jokowi yang dianggap melanggar pakem yang ada. Kasus BG adalah salah satu dijadikan media perlawanan JK terhadap Jokowi. Kebijakan lainnya yang ditentang oleh JK secara halus, yakni dengan wacana rencana Jokowi akan berkantor di Bogor, dianggap JK terlalu jauh.

Bagi JK, Jokowi bukanlah lawan beratnya. Dari segi usia dan pengalaman, Jokowi jauh di bawahnya. SBY saja yang cukup kuat dan tegas, dia lawan. Seandainya usia memungkinkan 10 tahun lagi. Dia akan bertarung melawan Jokowi, seperti apa yang dia lakukan pada SBY di 2009. Permios.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun