Mohon tunggu...
Ridona Marta Derica
Ridona Marta Derica Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Sriwijaya

Ilmu Hubungan Internasional'21

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Memboikot Produk Amerika Serikat untuk Palestina: Kurang Tepat Sasaran?

28 November 2023   22:24 Diperbarui: 29 November 2023   02:44 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Nama : Ridona Marta Derica

NIM : 07041382126160

Konflik Israel-Palestina telah berlangsung selama puluhan tahun, bahkan bisa dikatakan berakar sejak berdirinya negara Israel pasca Perang Dunia 2. Rakyat Palestina telah lama hidup dalam tekanan, intimidasi, dan pelanggaran HAM yang sistematis dan masif dari militer maupun pemukim Israel. Situasi ini tentu saja menimbulkan rasa prihatin dan simpati masyarakat internasional terhadap penderitaan panjang yang dialami rakyat Palestina.

Salah satu bentuk dukungan konkret adalah dengan menyerukan boikot produk dan perusahaan Israel, baik itu bidang konsumen maupun teknologi tinggi, yang dianggap turut mendanai dan menopang pendudukan serta ekspansi pemukiman ilegal Israel ke wilayah Palestina.

Namun beberapa kalangan juga mengajak memboikot produk-produk khas Amerika Serikat, seperti Starbucks, Apple, Nike, McDonald's, Boeing hingga Hollywood. Alasannya sederhana, Amerika Serikat selama puluhan tahun menjadi pendukung utama Israel baik secara ekonomi, politik, dan militer. Tanpa bantuan serta "payung" Amerika, tentu rezim Israel tak akan setenang ini terus menerus melanggar hukum humaniter internasional dan HAM warga Palestina melalui agresi militer yang brutal dan kebijakan apartheid.

Kemudian, apakah sikap memboikot produk AS ini sudah tepat dan akan efektif membantu meringankan penderitaan rakyat Palestina di bawah pendudukan Israel? Atau justru akan kontraproduktif?

Jika kita teliti lebih cermat, pemboikotan produk dan brand Amerika ini sesungguhnya kurang tepat sasaran. Pasalnya, meski memang pendukung utama Israel, Amerika Serikat sejatinya bukan satu-satunya sekutu Israel di kancah global. Negara-negara Eropa Barat seperti Inggris, Prancis dan Jerman juga turut memberikan dukungan serupa, politik maupun ekonomi, kepada Israel selama beberapa dekade belakangan.

Kemudian yang juga perlu diperhatikan, pemboikotan produk Amerika seperti iPhone, Starbucks dan McDonald's ini, pada kenyataannya justru akan merugikan dan menyudutkan perusahaan serta pekerja Amerika yang secara individu belum tentu memiliki andil apapun dalam menentukan kebijakan Timur Tengah pemerintah negaranya. Jelas hal ini tidaklah adil dan bahkan berpotensi memicu antipati publik Amerika pada kampanye Palestina itu sendiri.

Selain itu, Amerika Serikat juga notabene menjadi salah satu mitra perdagangan dan investor terbesar bagi Indonesia dengan nilai mencapai puluhan miliar dolar AS setiap tahunnya. Jelas, pemutusan hubungan ekonomi sepihak ini hanya akan kontraproduktif dan pada akhirnya merugikan perekonomian Indonesia sendiri.

Oleh sebab itu, upaya paling efektif dan tepat sasaran untuk menekan Israel agar mengakhiri segala kekejaman terhadap warga Palestina sesungguhnya bukan dengan main hakim sendiri melalui aksi boikot produk AS secara membabi-buta. Melainkan dengan Bantuan dan Advokasi Langsung ke Palestina. 

Misalnya dengan cara menyumbang dan mengirimkan bantuan kemanusiaan atau menjalankan proyek sosial di Palestina bagi korban kekerasan dan tekanan Israel. Atau melakukan tekanan politik dan advokasi kemanusiaan baik kepada pemerintah sendiri, PBB dan lembaga internasional lain untuk secara aktif mengusahakan resolusi damai atas konflik ini di meja perundingan.

Boikot dan Tekanan Langsung pada Perusahaan Israel Yakni dengan fokus melakukan boikot dan protes terhadap produk dan korporasi Israel sendiri yang terlibat dan menguntungkan dari pendudukan dan ekspansi pemukiman ilegal di Palestina.

Lalu, Kampanye Kesadaran Global untuk Palestina. Ini bisa dilakukan baik secara offline dengan aksi solidaritas dan demonstrasi terbuka, ataupun online dengan petisi daring dan kampanye di media sosial untuk terus menyebarkan kesadaran situasi mengenaskan rakyat Palestina kepada publik global agar tekanan moral dan politik kepada Israel kian massif dari berbagai penjuru.

Boikot produk Amerika bukan keputusan instan yang hanya bertujuan untuk melakukan protes Amerika. Boikot seperti ini tidak akan tepat sasaran karena tidak akan siqnifikan mempengaruhi konsumsi masyarakat terhadap produk Amerika. Oleh karena itu boikot lebih efektif dampaknya kalau agenda yang kita usung lebih berorientasi pada pengurangan ketergan- tungan pada produk Amerika. Dampak dari realisasi agenda ini menuntut perencanaan yang lebih terukur dan memerlukan waktu yang tidak pendek. 

Yang perlu dilakukan justru memberi dukungan langsung pada rakyat Palestina disertai tekanan politik dan diplomasi yang menyasar langsung pada Israel dan para pendukungnya. Hanya dengan cara inilah harapan negara Palestina merdeka dan berdaulat serta penghentian segala kekejaman rezim apartheid Israel terhadap warga Palestina dapat segera terwujud.


Source:
Al Jazeera. (2021). Timeline: How the Palestine-Israel conflict unfolded. Diakses dari https://www.aljazeera.com/news/2021/5/7/timeline-how-the-palestine-israel-conflict-unfolded
Keating, J. (2022). Biden Has Kept Trump's Israel Policy. Diakses dari https://foreignpolicy.com/2022/05/07/biden-israel-policy-palestine-abraham-accords/
Nieuwhof, R. (2022). 15 ways to effectively support Gaza. Diakses dari https://www.rachelnieuwhof.com/15-ways-to-effectively-support-gaza/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun