Mohon tunggu...
Rido Nababan
Rido Nababan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Creative Copywriter | Content Writer | Teacher

Hanya menuliskan pikiran dan perasaan melalui tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Regulasi Sharenting di Sekolah, Perlukah?

29 Januari 2025   19:13 Diperbarui: 29 Januari 2025   19:13 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi sharenting antara siswa. (Sumber: freepik.com/jcomp)

Halo para orang tua, guru, dan siswa yang berbahagia! 

Di era digital yang serba cepat ini, aktivitas berbagi informasi atau yang lebih dikenal dengan sharenting sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan kita sehari-hari. Namun, tahukah Anda bahwa sharenting, terutama yang dilakukan di lingkungan sekolah, memerlukan perhatian khusus?

Apa itu Sharenting?

Istilah sharenting mungkin masih terdengar asing bagi sebagian orang. Secara sederhana, sharenting adalah aktivitas berbagi informasi, foto, atau video tentang anak atau siswa di media sosial oleh orang tua atau bahkan siswa itu sendiri. Aktivitas ini seringkali dilakukan tanpa mempertimbangkan dampaknya, terutama terkait privasi dan etika. Ibaratnya, sharenting itu seperti pisau bermata dua. Satu sisi dapat menjadi wadah untuk berbagi momen bahagia dan prestasi anak, namun di sisi lain dapat membuka celah bagi risiko yang tidak diinginkan.

Di lingkungan sekolah, sharenting menjadi isu yang cukup kompleks. Interaksi antara siswa dan guru, kegiatan belajar mengajar, serta berbagai momen di sekolah seringkali diabadikan dalam bentuk foto atau video, yang kemudian diunggah ke media sosial. Namun, tanpa adanya pemahaman yang baik tentang etika dan privasi, sharenting dapat menimbulkan masalah yang serius, baik bagi siswa, guru, maupun sekolah secara keseluruhan.

Lantas, perlukah regulasi sharenting di sekolah? Pertanyaan ini menjadi penting untuk dijawab, mengingat semakin maraknya kasus sharenting yang berujung pada masalah, seperti perundungan siber, pelanggaran privasi, hingga dampak psikologis pada anak. Mari kita telaah lebih dalam mengenai isu ini.

Mengapa Regulasi Sharenting di Sekolah Penting?

1. Privasi Anak dan Siswa

Setiap anak memiliki hak atas privasinya. Foto atau video yang diunggah ke media sosial dapat dilihat oleh siapa saja, bahkan dapat disalahgunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Regulasi sharenting di sekolah dapat melindungi privasi anak dari potensi risiko tersebut. Ibaratnya, privasi anak adalah "benteng" yang harus dijaga dari "serangan" dunia maya.

2. Etika Interaksi di Lingkungan Sekolah

Interaksi antara siswa dan guru di sekolah memiliki batasan etika yang perlu dihormati. Sharenting yang tidak bijak dapat melanggar etika tersebut, misalnya dengan mengunggah foto atau video guru tanpa izin, atau membagikan informasi pribadi siswa tanpa persetujuan. Regulasi sharenting dapat menjadi panduan bagi siswa dan guru dalam berinteraksi di media sosial. Ibaratnya, etika adalah "rambu lalu lintas" dalam berinteraksi di dunia maya.

3. Perlindungan dari Perundungan Siber

Sharenting yang tidak terkendali dapat membuka celah bagi terjadinya perundungan siber atau cyberbullying. Komentar atau unggahan yang merendahkan atau mempermalukan seseorang di media sosial dapat berdampak negatif pada kesehatan mental dan emosional korban. Regulasi sharenting dapat menjadi salah satu upaya untuk mencegah terjadinya perundungan siber di lingkungan sekolah. Ibaratnya, regulasi adalah "tameng" untuk melindungi siswa dari "peluru" perundungan siber.

4. Tanggung Jawab Orang Tua

Orang tua memiliki peran penting dalam edukasi sharenting yang bijak bagi anak-anak mereka. Namun, tidak semua orang tua memiliki pemahaman yang sama mengenai isu ini. Regulasi sharenting di sekolah dapat menjadi pengingat bagi orang tua akan pentingnya peran mereka dalam melindungi privasi anak di era digital. Ibaratnya, orang tua adalah "nahkoda" yang mengarahkan "kapal" sharenting anak agar tidak "karam".

5. Citra Sekolah

Kasus sharenting yang viral dan berdampak negatif dapat mencoreng citra sekolah di mata masyarakat. Regulasi sharenting dapat membantu sekolah dalam menjaga citra positifnya, serta memberikan kepastian hukum bagi seluruh warga sekolah. Ibaratnya, citra sekolah adalah "nama baik" yang harus dijaga oleh seluruh warga sekolah.

6. Kesenjangan Informasi

Tidak semua siswa dan guru memiliki pemahaman yang sama tentang sharenting. Regulasi sharenting dapat menjadi sarana edukasi bagi seluruh warga sekolah mengenai pentingnya privasi dan etika dalam bermedia sosial. Ibaratnya, regulasi adalah "jembatan" untuk mengatasi kesenjangan informasi mengenai sharenting.

7. Perkembangan Teknologi

Teknologi terus berkembang dengan pesat. Regulasi sharenting yang ada saat ini mungkin belum relevan dengan perkembangan teknologi yang ada. Oleh karena itu, regulasi sharenting di sekolah perlu diperbarui secara berkala agar sesuai dengan perkembangan teknologi. Ibaratnya, regulasi adalah "peta" yang harus selalu diperbarui agar tidak ketinggalan zaman.

Tips Sharenting yang Bijak di Lingkungan Sekolah

1. Mintalah Izin

Sebelum mengunggah foto atau video yang melibatkan orang lain, baik itu siswa, guru, atau staf sekolah, mintalah izin terlebih dahulu kepada yang bersangkutan. Hal ini menunjukkan rasa hormat kita terhadap privasi orang lain dan menghindari potensi kesalahpahaman atau ketidaknyamanan.

2. Hormati Privasi

Jangan bagikan informasi pribadi orang lain tanpa persetujuan mereka. Informasi pribadi ini bisa berupa nama lengkap, alamat rumah, nomor telepon, atau informasi sensitif lainnya. Ingatlah bahwa setiap orang memiliki hak atas privasinya. Contoh lainnya, jangan mengunggah foto rapor anak Anda ke media sosial, karena di dalamnya terdapat informasi pribadi yang sebaiknya tidak dibagikan secara publik.

3. Pikirkan Dampaknya

Sebelum mengunggah sesuatu, pikirkan dampaknya bagi diri sendiri dan orang lain. Apakah unggahan tersebut berpotensi menimbulkan masalah atau merugikan pihak lain? Pertimbangkan baik-baik sebelum memutuskan untuk mengunggah sesuatu. Jangan mengunggah foto atau video yang memperlihatkan orang lain dalam situasi yang memalukan atau tidak pantas.

4. Gunakan Bahasa yang Sopan

Hindari penggunaan bahasa yang kasar atau merendahkan di media sosial. Ingatlah bahwa apa yang Anda tulis atau bagikan di media sosial dapat dilihat oleh siapa saja, termasuk anak-anak. Jangan menulis komentar yang menghina atau merendahkan orang lain di media sosial, meskipun Anda sedang merasa kesal atau marah.

5. Jaga Etika

Ikuti etika yang berlaku dalam berinteraksi di media sosial. Hindari menyebarkan berita bohong atau informasi yang tidak valid. Jagalah nama baik diri sendiri dan orang lain. Jangan ikut-ikutan menyebarkan berita yang belum jelas kebenarannya di media sosial.

6. Laporkan Konten Negatif

Jika Anda menemukan konten negatif di media sosial, seperti ujaran kebencian, perundungan siber, atau konten yang melanggar hukum, laporkan kepada pihak yang berwenang. Jika Anda melihat unggahan yang merendahkan atau mempermalukan siswa lain di media sosial, laporkan kepada pihak sekolah atau platform media sosial yang bersangkutan.

7. Edukasi Diri Sendiri

Terus belajar dan mencari informasi mengenai sharenting yang bijak. Ikuti seminar atau webinar tentang sharenting, baca artikel atau buku tentang etika bermedia sosial, serta diskusikan isu ini dengan keluarga dan teman-teman. Cari informasi tentang tips sharenting yang aman dan bertanggung jawab di internet, serta bagikan informasi tersebut kepada orang lain.

Kesimpulan

Regulasi sharenting di sekolah merupakan isu yang penting untuk dibahas dan diimplementasikan. Regulasi ini bertujuan untuk melindungi privasi anak, menjaga etika interaksi di lingkungan sekolah, mencegah perundungan siber, serta memberikan kepastian hukum bagi seluruh warga sekolah.

Namun, regulasi sharenting bukanlah satu-satunya solusi. Edukasi mengenai sharenting yang bijak juga perlu diberikan kepada seluruh warga sekolah, termasuk siswa, guru, dan orang tua. Dengan pemahaman yang baik mengenai sharenting, diharapkan seluruh warga sekolah dapat lebih bijak dalam berinteraksi di media sosial.

Itulah penjelasan mengenai pentingnya regulasi sharenting di sekolah, yang dirangkum dari berbagai artikel terpercaya dan sumber hukum. Semoga artikel ini bermanfaat dan menambah wawasan kita mengenai isu sharenting. Mari kita bersama-sama menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan nyaman bagi seluruh siswa.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun