Mohon tunggu...
Rido Nababan
Rido Nababan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Creative Copywriter | Content Writer | Teacher

Hanya menuliskan pikiran dan perasaan melalui tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Cerpen Edisi Natal: Tolong, Kaki Saya Sakit!

25 Desember 2024   20:25 Diperbarui: 25 Desember 2024   20:25 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi "Tolong, Kaki Saya Sakit". (Sumber: freepik.com/jcomp)

Cerpen Edisi Natal: Tolong, Kaki Saya Sakit!

Karya: Rido Yusup Nababan

Ini bukan cerita horor, meskipun awalnya cukup bikin merinding. Bayangkan, lagi asyik-asyiknya rebahan sambil scroll TikTok, tepat di hari Natal pula, tiba-tiba kaki berteriak minta tolong. Bukan teriak beneran sih, tapi nyut-nyutan nggak karuan. Rasanya kayak ada yang lagi main cilukba di betis, tapi versi nyeri. Dan sialnya, ini terjadi tepat di hari yang seharusnya penuh sukacita dan kumpul-kumpul.

Namaku Budiono Siregar, seorang pemuda tanggung yang lebih sering berurusan dengan laptop daripada olahraga. Bukan, aku bukan Budiono Siregar yang bercita-cita jadi Kapal Lawd wkwk. Motto hidupku sederhana: "Makan enak, tidur nyenyak, urusan dunia belakangan." Tapi, motto itu mendadak goyah gara-gara kaki yang tiba-tiba ngadat ini. Apalagi, hari ini adalah Natal! Seharusnya aku lagi makan malam bersama keluarga, bertukar kado, dan menyanyikan lagu-lagu Natal dengan riang gembira. Tapi, kenyataannya? Aku meringis di sofa sambil memegangi kaki.

Kejadiannya sore itu, setelah seharian marathon nonton drama Korea edisi spesial Natal. Dari pagi sampai sore, pantatku setia menempel di sofa. Gerak paling ekstrem cuma meraih remote TV atau mengambil kue nastar di meja. Tiba-tiba, saat mau beranjak ke kamar mandi untuk bersiap-siap makan malam Natal, "DUK!" Kaki kiriku berasa ditusuk jarum raksasa.

"Aduh!" Aku meringis sambil memegangi betis. Rasanya kayak ada yang lagi narik-narik urat di dalamnya. Aku coba jalan beberapa langkah, tapi malah makin sakit. Langkahku jadi mirip robot rusak, kaku dan nggak karuan. Bayangkan pemandangan itu: robot rusak mencoba berjalan di hari Natal yang seharusnya penuh keajaiban. Ironis, kan?

"Kenapa, Bud?" Ibuku yang lagi sibuk di dapur menyiapkan hidangan Natal menghampiriku. Aroma daging panggang, kuah sop dan kue kering langsung menusuk hidungku, membuatku semakin nelangsa. Seharusnya aku sudah duduk manis di meja makan, bukan meringis kesakitan di sofa.

"Ini, Bu, kaki Budi tiba-tiba sakit," jawabku sambil menunjukkan tampang memelas.

Ibuku memeriksa kakiku dengan seksama. "Hmm, nggak kelihatan ada yang bengkak atau memar. Mungkin cuma kram biasa. Tapi, kok pas hari Natal begini ya?" Ibuku tampak khawatir.

"Tapi sakit banget, Bu. Kayak ada yang lagi nyubit-nyubit dari dalam," keluhku.

Ibuku lalu mengambil minyak gosok dan mulai memijat kakiku. "Makanya, jangan kebanyakan rebahan. Sekali-kali olahraga biar ototnya nggak kaget," omelnya sambil terus memijat. "Apalagi ini hari Natal, seharusnya kamu bantuin Ibu di dapur, bukan malah rebahan."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun