aktualisasi diri merupakan suatu kebutuhan manusia untuk mencapai sebuah kebermaknaan hidup, aktualisasi diri bisa terealisasikan jika individu bisa berdamai dengan dirinya sendiri, dengan mulai menyusup keluar dari "penjara" yang di jaga oleh panglima takut dan pang empat cemas yg terkenal galak dan mempunyai kumis tebal aktualisasi diri tidak dapat memunculkan kewangiannya dan memperlihatkan ketampanannya jika di dalam diri masih ada bau-bau asem,dan kekumus-kumusan dari kecemasan yang tidak pernah "mandi" setiap harinya. Maksud dari itu adalah individu dapat mengaktualisasikan diri jika bisa mengontrol kecemasan dalam dirinya, kecemasan-kecemasan yang tidak terkontrol akan sangat mengahambat aktualisasi diri kita, misalnya jika kita ingin melakukan sesuatu hal yang baru, kemudian kita ingin sekali melakukan hal tersebut, namun di lain sisi diri kita merasa cemas, jangan-jangan nanti aku seperti ini seperti itu, akhirnya kita tidak jadi melakukan hal tersebut, contoh lagi ketika kita mempunyai kesempatan terahir untuk mengikuti sebuah lomba yang kita impikan, namun disaat kita menginginkan hal tersebut diri kita merasa cemas, “apakah nanti aku akan berhasil tidakya,.?. apakah aku bisa melawan peserta lomba yang lain? Jangan-jangan nanti aku bakal kalah” sehingga kita tidak jadi mengikuti lomba yang sebenarnya kita inginkan. Dari contoh tersebut dapat kita renungi pentingnya berdamai dengan diri sendiri terutama dalam mengontrol kecemasan yang kita miliki agar tidak menghambat aktualisasi diri kita untuk bergerak kedepan dan agar tidak membuahkan penyesalan untuk kita kedepannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H