Mohon tunggu...
Ridhwan EY Kulainiy
Ridhwan EY Kulainiy Mohon Tunggu... Human Resources - Hidup untuk berpengetahuan, bukan berdiam diri dalam ketidaktahuan oranglain

Hidup untuk menjadi berpengetahuan, bukan untuk berdiam diri dalam ketidak tahuan oranglain. wordpress : https://www.kulaniy.wordpress.com facebook : @ridwan.komando21 Fanspage : @kulaniy.komando twitter : @kulaniy1708 Instagram : @ridhwans_journal Whatsapp dan Gopay : 082113839443

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Kaidah Epistemologi dalam Filsafat

29 Januari 2021   17:32 Diperbarui: 29 Januari 2021   17:42 1099
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Setiap orang dapat menggunakan alam imajinasinya untuk menyimpan gambaran. Tapi tahukah kamu, bahwa alam imajinasi ini agak sedikit unik. Dimana letak keunikannya...? Uniknya alam imajinasi ini memiliki teritori yang kita sendiri tanpa sadar membuatnya. Lalu apa yang ada di balik batas imajinasi kita? Yaitu, alam imajinasi orang lain yang tentunya orang lain memiliki teritori alam imajinasinya tersendiri. 

Dalam kondisi tertentu kita bisa mengakses atau masuk ke dalam alam imajinasi orang lain. Bagaimana bisa..? Tentu kita semua sudah tidak aneh terhadap acara sulap di televisi atau bahkan mengenal beberapa pesulap di antaranya yang menyebut diri mereka sebagai "Menthalist". Atau sebuah atraksi sulap yang menampilkan seorang pesulap mampu membaca angka yang ada dalam pikiran (imajinasi) seorang audience...? Bagaimana si pesulap melakukan itu? Itu adalah keunikan alam imajinasi.

Ketiga, adalah melalui akal manusia. Alam akal ini adalah alam pemikiran yang sangat jauh lebih rumit dari pada alam imajinasi manusia. Rumit karena manusia secara umum menurut sebuah penelitian hanya menggunakan 0,2% kemampuan akalnya, maksimal ada yang mampu menggunakannya sampai pada 2,7% kemampuan akalnya. Hal ini bisa disebabkan banyak faktor, tapi terutama adalah karena kemelekatan manusia dengan alam materi yang jiwanya selalu terfokus pada sisi materi dalam dirinya saja dan juga dikarenakan ketidak mampuan manusia dalam mengendalikan alam imajinasi mereka. 

Alam imajinasi yang tak terkendali akhirnya menyibukkan akal kita dari melihat realitas-realitas pengetahuan universal secara riil. Sehingga manusia tidak mampu menggunakan 97,3% kemampuan akalnya yang tersisa. Alam akal disebut juga sebagai alam pengetahuan dan pengalaman. Seperti pengalaman dan pengetahuan kita mengenai rasa manisnya gula, buah anggur dan cinta, ehh... Siapa yang bisa menjelaskan bagaimana itu rasa manis...? Atau bisakah kalian menjelaskan apa wujud ilmu pengetahuan dalam akal manusia dan apakah semakin banyak ilmu maka akan semakin besar juga bobot serta masanya...? Dan seterusnya...

Alam akal adalah alam dimana manusia menampung segala pengetahuan dan pengalamannya, yang dengan keduanya itu manusia menggunakannya sebagai pelajaran atau bekal dalam menjalani kehidupan.

Sampai sini, kita sudah mengenal tiga jalan atau cara manusia dalam memperoleh pengetahuan. Sedikitnya kita juga telah mengetahui potensi dan kemampuan ke semuanya, serta kelemahan dan kecenderungan-kecenderungannya. Dalam filsafat timur, biasanya dibahas juga peran wahyu sebagai alat atau media epistemologi. Tapi disini saya belum ingin membahasnya, mudah-mudahan di lain kesempatan kita bisa membahasnya bersama-sama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun