Mudah-mudahan judulnya tidak menyinggung dan menimbulkan sentimen negatif, karena dalam tulisan ini saya hanya berusaha membuka lebar pandangan mengenai apa dasar dibalik sebuah issue yang didengungkan dan dikampanyekan suatu kelompok tertentu. Saya ingat sekali, awal mula mengenal istilah Syiah itu dari seorang guru IPS di SMK dahulu, kira-kira 2007 silam. Dia sering membanggakan kemajuan dan perkembangan Republik Islam Iran semenjak Revolusi pada tahun 1979. Guru saya sering membahas sosok-sosok yang perlu diteladani dalam kehidupan seperti Ahmadinejad, Imam Khomeini dll.Â
Betapa saya sangat mengenal guru saya ini, selain karena komunikasi di sekolah saya juga aktif di rumahnya sebagai anggota organisasi pecinta alam yang ia bina. Sehingga saya tahu betul dan mengenalnya, jelas dia bukan seorang muslim Syiah. Dia tampil seperti muslim Ahlussunnah pada umumnya, bedanya ia memiliki tanda hitam di keningnya dua buah yang konon merupakan bekas sujud. Konon yaa... Hehehe
Selanjutnya istilah Syiah itu mulai akrab di telinga saya, dari pembahasan yang sifatnya geo-politik, alutsista dan ilmu pengetahuan. Tak tertinggal pula info mengenai ideologi, budaya dan perseteruan Republik Islam Iran dengan dunia Barat terutama Amerika dan tentunya juga Israel. Saat itu berita-berita tuduhan kesesatan Syiah belum seramai hari ini, pernah terdengar tapi tidak sampai ada demo dan penyerangan terhadap muslim Syiah.Â
Uniknya, seolah saya dibukakan jalan untuk mengenal orang-orang Muslim Syiah di Indonesia secara langsung. Yaitu dengan seorang junior di pecinta alam yang ternyata merupakan muslim Syiah. Awal perbincangan kami bermula dari bincang-bincang mengenai pengalaman mendaki gunung, hingga persoalan-persoalan seperti hubungan asmara hingga pembahasan agama. Dari situlah akhirnya saya yang dahulu belum mengenal Syiah akhirnya diperkenalkan langsung mengenai Syiah dari muslim Syiah nya sendiri.Â
Jadi, bukan katanya, kata ustadz anu, ustadz ini dan ustadz nganu. Saya berani jamin, ustadz-ustadz yang memandang jelek dan menuduh Syiah sebagai sesat bahkan kafir tidak pernah secara langsung hadir dalam acara-acara yang diadakan oleh orang Syiah atau mengenal jauh dan dekat seseorang yang dikenal sebagai Muslim Syiah.
Saya yang sejak kelas 5 SD mulai menyukai baca buku pun akhirnya larut dalam dahaga akan pengetahuan-pengetahuan baru yang ingin saya ketahui lebih jauh dan dalam. Mungkin akan ada yang mengatakan ini adalah klise, tapi saya ini lahir di keluarga Ahlussunnah, keluarga besar cenderung ke NU. Dari kecil belajar baca Quran pakai metode Juzz'Amma, pernah ikut kampanye PKB periodenya Alm.Â
Gus Dur di usia yang masih belia dan dari kecil dididik tidak boleh meninggalkan rumah untuk main selepas Maghrib kalau belum sholat dan membaca Quran sedikitnya 1 'Ain. Kalau menolak dan bandel, saya disabet sama Mama saya. Lalu saya menangis dan habislah bibir saya dijejali cabai rawit oleh Mama, akhirnya menangis hingga terlelap. Begitulah masa kecil saya, dan saya mensyukuri itu semua.
Pengetahuan saya mengenai Syiah akhirnya berkembang sangat jauh dan dalam, mulai dari membaca buku-buku, artikel hingga berdiskusi dengan teman saya tadi. Saya ini anak muda milenial yang pernah juga menjadi nakal dan sangat arogan, namun disini saya tidak ingin menceritakan hal-hal buruk itu.Â
Cukup diketahui saja bahwa saya tidak sepenuhnya baik, namun juga tidak sepenuhnya buruk, namun seiring berjalannya waktu hal-hal buruk itu mulai berkurang dalam perjalanan hidup saya dan saya mensyukuri segala pengalaman yang pernah saya jalani.Â
Dengan mendalami hal-hal inilah yang mendorong saya untuk terus membaca dan membaca. Hal yang paling menarik dari Muslim Syiah adalah keterbukaan mereka terhadap Ilmu Filsafat, penggunaan akal dan Ilmu pengetahuan. Filsafat yang oleh sebagian Mazhab Islam lainnya mungkin diharamkan, dilarang namun tak sedikit juga yang menganjurkan dan mengajarkannya. Penelusuran saya pun membawa saya untuk menengok dan memahami berbagai hal yang berkaitan dengan Islam Syiah dan Republik Islam Iran di Timur Tengah lebih jauh dan lebih dalam.
Bagaimana permusuhan nyata antara Iran dengan Amerika dan Israel, bagaimana Iran bangkit dalam berbagai bidang dari embargo pihak barat pasca revolusinya. Mulai dari pembangunan, ekonomi, pendidikan dan tentunya perkembangan ilmu pengetahuan. Kehadiran Revolusi Islam Iran seolah menjadi semangat baru bagi kebangkitan Islam untuk mendongkrak kembali masa kejayaan Islam yang telah lama terbungkam oleh feodalisme dan kolonialisme.Â
Sampai sekarang saya hanya menemukan 3 negara Timur Tengah yang secara nyata membantu dan mendukung rakyat Palestina untuk merdeka dan memperjuangkan hak atas tanahnya, yaitu Iran, Lebanon dan Suriah. Kemungkinan ke depannya Irak akan bergabung ke dalam plot ini, tinggal menunggu waktu. Lalu bahasan yang sesuai dengan judulnya...?
Oke, maaf sedikit melebar. Iran merupakan satu-satunya Negara di dunia yang merupakan Republik Islam atau Negara Islam, bukan hanya soal demografi masyarakatnya yang hampir 99% merupakan Muslim, melainkan dengan jelas menunjukkan Identitas Islamnya. Perubahan nama ini adalah berkat berhasilnya Revolusi Islam Iran pada tahun 1979 dan ini adalah salah satu kejadian terbesar di akhir tahun 1900an.Â
Secara umum agama mayoritas di Iran merupakan Islam, dan hampir keseluruhannya bermazhab Syiah. Pembaca tentu tahu kan di Timur Tengah sudah berulang kali tercipta organisasi yang mengatasnamakan Islam, namun gerakan mereka tidak pernah berhasil..? Seperti Ikhwanul Muslimin bentukan Syekh Al-Bana yang berdiri tahun 1928, HT bentukan Taqiyyuddin An-Nabhani berdiri tahun 1953, Â dll...? Mereka semua gagal dan justru hanya menimbulkan huru-hara serta konflik berkepanjangan yang tak selesai hingga hari ini.Â
Seperti yang dikatakan oleh Gus Muwafiq dalam salah satu ceramahnya, produk gagal kaya HTI dan IM gitu kok mau coba diterapin di Indonesia...? Mikir! (kata Cak Lontong). Tahu kenapa...? Wajarlah orang dagang kan nyari keuntungan, nah kalo di satu lokasi ia tidak mendapat keuntungan dan keberhasilan maka otomatis dia akan pindah ke tempat baru untuk mencoba peruntungan di sana. Seperti itulah HT dan IM.
HT dan IM sudah lebih dahulu berdiri sebelum adanya Republik Islam Iran. Mereka itu sangat berambisi untuk mendirikan negara Islam, namun selalu gagal di berbagai Negara. Nah, ketika Iran akhirnya berhasil melakukan revolusi dan mendirikan Republik Islam Iran (Negera Islam) kira-kira apa yang dialami oleh HT dan IM...? Jawabannya hanya ada dua, dan mengacu kepada 1 kesimpulan.
Pertama, menawarkan diri untuk bergabung dengan Republik Islam Iran yang dipimpin oleh Ayyatullah Khomeini. Kedua, berusaha untuk membendung keberhasilan ini dan menyaingi keberhasilan Iran. Jika Iran menerima tawaran dari HT dan IM kemungkinannya apa yang terjadi hari ini akan jauh berbeda. Apa yang terjadi hari ini adalah karena Iran dengan tegas menolak atau tidak menerima tawaran kerjasama ini yang akhirnya membuat HT dan IM tidak memiliki daya untuk bergerak dan kalah pamor dibanding Iran ang sudah berhasil. Atas jawaban kedua di atas, maka HT, IM dan sejenisnya harus membendung keberhasilan Iran. Karena HT dan IM sudah tidak lagi memiliki daya dan wilayah di Timur Tengah untuk mewujudkan impian mereka, maka mereka harus mencari wilayah baru. Pun kehadiran mereka di negara-negara Jazirah Arab justru bukan membantu dan memberikan sumbangsih positif bagi negara-negara itu, justru malah memberikan kontribusi buruk dan konflik berkepanjangan. Itulah kenapa HT dan IM ditolak keras oleh berbagai negara di Timur Tengah. Dan  hari ini, mereka mencobanya di Indonesia.
Mereka memulainya dengan mengirimkan para pendakwah kawakan mereka, mulai dari kampus-kampus dan kalangan mahasiswa. Pendakwah inilah yang menyebarkan pahaman dan pandangan mengenai pentingnya mendirikan Negara Islam, mensucikan Tauhid dan menegakkan Syariat. Namun, langkah mereka ternyata juga tersendat. Karena Revolusi Islam Iran pada 1979 itu menggema ke seantero dunia dan getaran serta spiritnya sampai juga ke Indonesia, maka tentu mereka kembali menemukan jalan buntu. Spirit kebangkitan Islam dari Revolusi Iran seolah melemahkan ideologi mereka dan menghambat strategi serta rencana mereka.
Salah satu cara untuk melemahkan spirit kebangkitan Islam Iran di Indonesia adalah dengan cara mempropagandakan kesesatan Syiah. Dimana seperti sudah saya sebutkan di atas bahwasanya Iran merupakan negara mayoritas muslim Syiah. Ketika mereka berhasil mempropagandakan ini, maka spirit kebangkitan Islam ini akan mudah mereka lemahkan dan mereka bendung. Propaganda-propaganda ini terus didengungkan dan dikampanyekan dengan terstruktur, sistematis dan masif.Â
Namun apa daya, spirit kebangkitan Islam Iran ini nampaknya tidak mampu mereka bendung. Karena di Indonesia sendiri mulai bermunculan orang dan tokoh yang akhirnya diketahui sebagai Muslim Syiah. Dan tahukah para pembaca, bahwa semua propaganda Kesesatan Syiah itu adalah tuduhan yang tak berdasar dan penuh dengan fitnah...?Â
Jika tidak percaya, boleh anda telusuri sendiri dengan jalur-jalur yang benar dan jelas, sehingga para pembaca dapat mengetahui sendiri bahwa yang selama ini dipropagandakan adalah keliru dan merupakan fitnah yang keji. Pesan saya, berhubunganlah langsung dengan saudara kita muslim Syiah untuk bertabayyun dan menjalin ukhuwah Islamiyyah yang baik dan benar. Tak perlu mendengarkan nada sumbang orang-orang hina yang penuh kebencian dan kedengkian itu.
Propaganda Kesesatan Syiah ini mereka gencarkan dengan tujuan membendung penyebaran pemikiran dan spirit kebangkitan Islam Iran, karena mereka yaitu Hizbut-Tahrir dan Ikhwanul-Muslimin takut kehilangan pasar. Kalau dagangan kamu tidak laku, jangan salahkan atau menjelek-jelekkan produk lainnya yang jelas lebih baik dan bagus dari produkmu. Konflik Sunni-Syiah sengaja dimunculkan untuk memperkeruh suasana dan membingungkan publik, dalam kondisi kebingungan inilah yang mereka manfaatkan untuk menularkan virus mereka ke kalangan Islam yang gamang dan belum mapan.
Kebangkitan Islam hanya bisa dicapai dengan persatuan, yaitu antara Islam Ahlussunnah dan Syiah. Berjalan bersama mewujudkan kebangkitan dan kejayaan Islam di dunia. Tinggalkan dan tak perlu hiraukan pemikiran busuk penuh kebencian dan kedengkian ala HT dan Im yang justru memecah belah dan melemahkan kita.
Sadarlah wahai Muslim di Negeri tercintaku Indonesia, bersatu kita teguh! Maju bersama untuk Indonesia...!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H