Mereka gembira sekali dan merasa berterimakasih waktu malam sebelum Natal kepada Hatta dan Dahlan yang membawakan sebuah mainan untuk anak mereka, sebuah mainan kereta bongkar pasang yang bisa berjalan sendiri pada relnya.
Tanggal 27 Desember 1921, Hatta dan Dahlan mengunjungi toko buku Otto Meissner. Sebuah buku harganya puluhan dan ratusan mark, kelihatannya mahal. Tetapi dengan kondisi inflasi yang dialami Belanda, sehingga harga itu menjadi sangat murah jika di beli dengan gulden Belanda. Di antara buku-buku yang di beli Hatta ada buku Gustav Scmoller, Grundrisz der Algemeinen Volkswirtschaftlehre dua jilid; buku Bohm Bawerk, Kapital und Kapitalzins tiga jilid; buku Warner Sombart, Der moderne Kapiatlismus dua jilid. Lalu buku-buku yang dianjurkan dalam Jaarboek Rotterdamse Studenten-Federative 1921-1922 untuk pelajaran dan bacaan bagi mahasiswa tingkat kandidat dan doktoral, yaitu Filippovich, Grundriss der politische Oekonomie dua jilid; Liefmann, Kartel und Trusts; K. Helffrich, Das Geld; Somary, Bankpolitik; E. Helfferich, Die Niederlndisch-Indischen Kulturbanken; Grunzel, System der Verkehrspolitik; Von Eheberg, Finanzwissen-schaft; Herkner, Dir Arbeiterfrage; Ad Weber, Die Kampf zwischen Kapital und Arbeit; Schffle, Die Quintessenz des Socialismus; Dietrich Schfer, Koloniale-geschichte; A. Supan, Die territoriale Entwicklung der Europischen Kolonin; A. Webet, Industrielle Standortslehre; Mnsterberg, Psychologie und Wirtschaft-sleben; Hellauer, Allgemeine Welthandelslehhre I; dan banyak lainnya. Kesemuanya di beli dengan gulden dengan pembayaran kurang dari f 20. Dengan bantuan Universitas Hamburg, toko buku Otto Misser mengirimkannya ke alamat Bung Hatta di Rotterdam.
Selama di Hamburg Hatta dan Dahlan masih sempat untuk pergi menemui Dr. Eichele dan Usman Idris untuk melihat opera. Sebelum menonton opera mereka pergi makan malam terlebih dahulu ke sebuah restoran. Dahlan, Dr. Eichele dan Usman Idris memesan bir sementara Hatta hanya memesan air es.Â
Ketika hendak membaywa Hatta ditertawakan karena harga air es lebih mahal dari pada bir. Sebab di zaman itu belum ada kulkas, dan es hanya bisa di pesan dari pabrik setiap hari.