Mohon tunggu...
Ridhwan EY Kulainiy
Ridhwan EY Kulainiy Mohon Tunggu... Human Resources - Hidup untuk berpengetahuan, bukan berdiam diri dalam ketidaktahuan oranglain

Hidup untuk menjadi berpengetahuan, bukan untuk berdiam diri dalam ketidak tahuan oranglain. wordpress : https://www.kulaniy.wordpress.com facebook : @ridwan.komando21 Fanspage : @kulaniy.komando twitter : @kulaniy1708 Instagram : @ridhwans_journal Whatsapp dan Gopay : 082113839443

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Mengenal Otak Manusia

6 Maret 2020   02:50 Diperbarui: 6 Maret 2020   02:54 648
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
nasimfauzi.blogspot.com

Tubuh manusia memiliki sistem kerja yang sangat canggih, dimana teknologi rekayasa manusia belum mampu meniru atau sekedar membedahnya secara menyeluruh.

Bahkan hal menyangkut memori manusia yang masih tak terhingga ke dalamannya, juga berbagai hal terkait kecerdasan dan kemampuannya dalam berbagai hal, masih menjadi misteri bagi dunia ilmuwan hari ini. 

Namun tak perlu khawatir, bukan tidak mungkin pada dekade yang akan datang bisa saja lahir berbagai terobosan besar mengenai diri manusia yang bisa menjadi sebagai acuan atau pun jalan bagi manusia untuk menyelesaikan berbagai permasalahan manusia dalam kehidupan.

Berbagai hal di dunia ini merupakan hal yang menarik, mulai dari alam, misteri lautan, misteri inti bumi, misteri luar angkasa, hingga hal-hal yang berkaitan dengan alam pararel dan alam mistis. 

Tidak terkecuali mengenai diri manusia itu sendiri. Hal yang menarik ketika beberapa ilmuwan akhirnya memutuskan untuk melakukan penelitian mengenai diri manusia, seperti sebagian ilmuwan yang berusaha mengungkapkan tabir di balik alam mimpi. Para ilmuwan sendiri masih mengalami kebingungan mengenal bagaimana manusia bisa bermimpi? Mengenai jiwa, emosi dan cara berpikir manusia.

Saya bukan seorang ahli yang berkapasitas untuk mengungkapkan hal-hal itu semua, sebab saya tidak memiliki waktu dan kemampuan untuk melakukan serangkaian penelitian untuk menelusuri hal-hal tersebut. 

Saya hanya seorang pelajar dan diawali dengan perasaan cinta terhadap ilmu pengetahuan, akhirnya membuat saya sangat menggilai kegiatan yang sering kita sebut dengan membaca. 

Sehingga pada tulisan-tulisan yang saya buat, selalu lebih cenderung menjabarkan ulang atau sekedar melakukan refleksi berbagai ilmu ke dalam kehidupan dan mengungkapkan mengenai pengalaman saya dalam menjalani itu semua dalam kehidupan.

Bukan maksud menggurui atau merasa paling tahu, hanya berusaha berbagi pengetahuan dan pengalaman dalam kehidupan. Sebab waktu hidup ini terlampau singkat untuk kita bisa memahami berbagai hal dalam kehidupan. Maka dari itu berbagi cerita dan pengalaman merupakan salah satu jalan bagi kita untuk bisa memahami berbagai hal dalam perjalanan kehidupan ini.

Setelah saya mengiktui sebuah Workshop dari lembaga riset bernama STIFIn Institute yang waktu itu diselenggarakan di Kabupaten Malang, Jawa Timur. Saya mendapatkan pengetahuan baru dari konsep STIFIn yang disusun oleh penemunya yang bernama Farid Poniman, mudah-mudahan ini menjadi pengetahuan yang berguna juga bagi kita semua.

Menurut seorang psikolog ternama Carl Gustav Jung, ia membagi kemampuan otak menjadi 4 tipe, yaitu Sensing, Thinking, Intuiting dan Feeling. Lalu menurut Paul Mclean bahwa otak manusia terdiri dari 3 bagian, yaitu Otak Neo-Korteks, Otak Limbik (Otak Mamalia) dan Otak Tengah (Otak Reptil). Dan Ned Herrman membagi otak menjadi empat bagian, yaitu Neo-Korteks Kiri, Limbik Kiri, Neo-Korteks Kanan dan Limbik Kanan. 

Para ahli itu sepakat bahwa otak manusia terdiri dari beberapa bagian yang posisinya berlapis-lapis dan saling terhubung satu sama lain. Semua bagian otak itu memiliki kendali atau kegunaannya masing-masing dalam menggerakkan dan mengaktifasi tubuh untuk melakukan kegiatan sehari-hari, termasuk menyimpan memori, pengetahuan dan kenangan tentang mantan. Ehh...

Dengan ketiga jenis otak ini membuat manusia menjadi makhluk paling beragam dalam aktifitasnya. Mulai dari cara berpikir, cara bekerja, cara menyikapi sesuatu, cara memandang, cara berinteraksi dengan orang lain dan kecenderungan-kecenderungan lainnya. 

Itu semua berhubungan dan dipengaruhi oleh jenis otak manusia yang juga beragam. Titik fokus artikel ini adalah memberikan pemahaman bahwa setiap manusia memiliki karakter yang beda dikarenakan sifat otak yang berbeda dalam merespon stimulan yang berasal dari luar. 

Menjadi sesuatu hal yang menarik ketika kita menemukan hal-hal seperti perbedaan dari dua atau lebih anak dalam suatu keluarga yang memiliki karakter berbeda bahkan kadang cenderung saling bertentangan satu sama lain. Padahal semuanya berasal dari ayah dan ibu yang sama.

Mungkin akan ada yang menjawab, bahwa hal itu adalah rahasia Tuhan. Tapi di sini, kita tidak akan berhenti sampai di situ. Sebab bagaimanapun sudah menjadi jalan kehidupan seorang manusia untuk mengenali dirinya, dengan mengenali dirinya manusia akan mampu mengendalikan dirinya. 

Contoh paling simpel seperti kecenderungan manusia terhadap hal-hal yang materi, kecenderungan itu lahir dari tubuh manusia yang memang terdiri dari materi yang ada di alam semesta. Sehingga bagaimanapun manusia menjauh dari hal-hal yang materi, ia tidak akan pernah terlepas dari padanya. Bahkan ia sendiripun hidup di atas tanah dan di kolong langit yang merupakan bagian dari materi itu sendiri.

rhk-indonesia.blogspot.com
rhk-indonesia.blogspot.com
Kenapa harus membahas otak...? Dan apa bedanya dengan pembahasan lainnya mengenai psikologi dan karakter manusia...?

Psikologi atau kejiwaan merupakan mentalitas yang berubah berdasarkan lingkungan, kesehatan dan juga kondisi hati. Sifatnya berubah-ubah dan tidak tetap (Fenotip). Dan membutuhkan ilmu khusus untuk memahaminya, biar itu menjadi bagian para Psikolog untuk bidangnya.

Sementara otak adalah satu-satunya bagian yang tetap dan tidak berubah sejak seseorang lahir ke dunia hingga ia mati. Meskipun pada perjalanannya seseorang dapat memperoleh pengetahuan, hal itu tidak akan merubah otaknya, justru mengembangkan sisi intelektualitas dan pengetahuannya berdasar pada karakter khas bawaan yang sifatnya genetik. 

Pengetahuan tentu akan mempengaruhi cara berpikir seseorang. Tidak bisa kita pungkiri bahwa ada orang yang secara kapasitas pengetahuannya merupakan orang yang patut diakui keilmuan dan prestasi akademisnya, namun secara pelaksanaan atau pengaplikasian ilmunya hanya berupa hal-hal kecil bahkan adapula yang gagal dalam menjalankan sebuah tugas yang diembannya. Itu dikarenakan adanya ketidak-sesuaian antara lingkungan dan dirinya. Diri inilah yang dimaksud dengan karakter otak genetis (genotip).

Tidak dipaksa untuk mempercayai atau meyakini ini. Karena hal ini merupakan satu langkah ikhtiar dari manusia yang berusaha mengungkapkan karakter diri manusia, dengan tujuan untuk dapat menyelesaikan berbagai permasalahan yang ada di dunia terutama terkait dalam pengenalan dan pengembangan diri.

Yang perlu kita perhatikan, pikirkan, bayangkan dan rasakan adalah, Otak (akal) merupakan hal utama yang membedakan manusia dengan hewan. Seperti yang dikatakan oleh para filsuf kenamaan,

"Manusia adalah hewan yang berakal."

Dan sudah tentu sangat berbeda antara orang yang berpikir sebelum bertindak (siasat) dengan orang yang bertindak tanpa berpikir.

Panjang Umur Pengetahuan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun