Mohon tunggu...
Ridhwan EY Kulainiy
Ridhwan EY Kulainiy Mohon Tunggu... Human Resources - Hidup untuk berpengetahuan, bukan berdiam diri dalam ketidaktahuan oranglain

Hidup untuk menjadi berpengetahuan, bukan untuk berdiam diri dalam ketidak tahuan oranglain. wordpress : https://www.kulaniy.wordpress.com facebook : @ridwan.komando21 Fanspage : @kulaniy.komando twitter : @kulaniy1708 Instagram : @ridhwans_journal Whatsapp dan Gopay : 082113839443

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Kecerdasan Interpersonal, antara Carl Gustav Jung dan Mulla Sadra (2)

25 Februari 2020   12:53 Diperbarui: 25 Februari 2020   12:55 323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mulla Sadra (http://english.khamenei.ir/)

Ketidak-Sadaran

Jung menekankan bahwa, karena sifatnya, ketidaksadaran tidak dapat diketahui dan karenanya harus dijelaskan dalam hubungan dengan kesadaran. Kesadaran, dia percaya, secara teoritis tidak memiliki batas. Selanjutnya, Jung membagi ketidaksadaran ke dalam ketidaksadaran pribadi dan ketidaksadaran kolektif.

Ketidaksadaran Pribadi

Materi dalam ketidaksadaran pribadi berasal dari masa lalu individu. Formulasi ini sesuai dengan konsep Freed tentang ketidaksadaran. Ketidaksadaran pribadi terdiri dari ingatan yang menyakitkan dan telah ditekan, serta ingatan yang tidak penting dan secara sederhana telah hilang dari kesadaran. Ketidaksadaran pribadi juga memegang kepribadian yang tidak pernah sadar.

Ketidaksadaran Kolektif

Ketidaksadaran kolektif adalah konsep Jung yang paling kontroversial. Jung mengidentifikasi kolektifnya. Atau transpersonal, tidak sadar sebagai pusat semua materi psikis yang tidak berasal dari pengalaman pribadi. Isi dan gambarnya tampaknya dibagikan dengan orang-orang dari semua periode waktu dan semua budaya. 

Beberapa psikolog, seperti Skinner, secara implisit menganggap bahwa setiap individu terlahir sebagai batu tulis kosong, tabulasi rasa; akibatnya, perkembangan psikologis hanya dapat berasal dari pengalaman pribadi. Jung mempostulatkan bahwa pikiran bayi sudah memiliki struktur yang membentuk dan menyalurkan semua perkembangan dan interaksi lebih lanjut dengan lingkungan. 

Struktur dasar ini pada dasarnya sama pada semua bayi. Meskipun kita berkembang secara berbeda dan menjadi individu yang unik, ketidaksadaran kolektif adalah umum bagi semua orang dan karena itu adalah satu. (Jung, 1951a)

Archetype (Pola dasar)

Arketipe mungkin adalah konsep Jung yang paling sulit. Arketipe adalah predisposisi yang ditanamkan untuk merespon dunia dengan cara-cara tertentu. Mereka adalah gambaran primordial, representasi dari energi instingtual dari ketidaksadaran kolektif.Jung mempostulatkan gagasan arketipe dari pengalaman yang dilaporkan pasiennya. 

Sejumlah pasien Jung menggambarkan mimpi dan fantasi-fantasi yang mencakup ide dan gambar luar biasa yang kontennya tidak dapat dilacak ke pengalaman sebelumnya. Jung juga menemukan hubungan erat antara isi mimpi pasien dan tema mitos dan agama yang ditemukan di banyak budaya yang tersebar luas.

Potensi Diri

Diri adalah pola dasar kepribadian yang paling penting dan juga yang paling sulit dipahami. Jung telah menyebut diri sebagai arketipe sentral, arketipe urutan psikologi dan totalitas kepribadian. Diri adalah arketipe kesesakan. Ini adalah kesatuan kesadaran dan ketidaksadaran yang mewujudkan harmoni dan keseimbangan dari berbagai elemen yang berlawanan dari jiwa. 

Diri mengarahkan fungsi seluruh jiwa dengan cara yang terintegrasi. Menurut Jung. "[Sadar dan tidak sadar tidak selalu bertentangan satu sama lain, tetapi melengkapi satu anoteher untuk membentuk totalitas, yang merupakan diri.]" (1928n, p. 175). Jung menemukan pola dasar sendiri hanya setelah penyelidikannya tentang struktur kepribadian yang lain.

Diri digambarkan dalam mimpi atau gambar secara tidak langsung (sebagai lingkaran, mandala, kristal, atau batu) atau secara pribadi (sebagai pasangan kerajaan, seorang anak ilahi, atau beberapa simbol keilahian lainnya), guru-guru spiritual yang agung, mensukseskan Kristus, Muhammad, dan Buddha, juga merupakan simbol bagi diri. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun