Beberapa berita tidak baik terdengar mengenai anak-anak seusianya yang pergi ke Jakarta. Banyak anak-anak yang pendidikannya putus di tengah jalan. Ibu Hatta memutuskan untuk menyelesaikan pendidikannya di MULO terlebih dahulu, sehabis itu barulah ia melanjutkan pendidikan ke HBS di Jakarta.
Hatta yang patah hati, berkehendak untuk berhenti saja bersekolah dan mulai bekerja di Padang. Ia mengajukan surat lamaran pekerjaan ke kantor pos dan hendak mengambil jabatan seorang asisten pos. Tanpa diduga, surat lamaran itu mendapatkan jawaban.Â
Hatta diterima bekerja dengan tawaran gaji sebesar f 65, padahal biasanya anak-anak lulusan MULO hanya mendapatkan gaji sebesar f 50. Hal itu dikarenakan Hatta memiliki surat kelulusan ujian HBS. Namun sebelum akhirnya Hatta bekerja, Ibu dan pamannya membujuknya untuk mengurungkan niat bekerja itu. Akhirnya Hatta tunduk pada permintaan itu dan melanjutkan pendidikannya di MULO.
Di sekolah MULO, Hatta kembali mendapatkan pendidikan agama dari Haji Abdullah Ahmad yang merupakan guru pendidikan agama di sekolah HIS partikelir. Haji Abdullah Ahmad adalah seorang ulama yang terkenal di Padang dan merupakan salah seorang dari tiga penganjur aliran modern Islam di Sumatera Barat.Â
Pengajaran mereka berpokok pada pemikiran Muhammad Abduh di Mesir. Dua lainnya adalah Syekh Mohammad Djamil Djambek di Bukittinggi dan Haji Rasul Karim Amrullah yang merupakan ayahanda dari Hamka yang berada di Padang Panjang. Pandangn Islam ini lebih bergaya konservatif, beberapa pandangan yang tidak lagi dapat mengikuti perkembangan masyarakat, mereka usahakan mengubahnya.Â
Menurut mereka, agama Islam harus memberi pimpinan kepada perkembangan itu. Di mata orang-orang Islam di Minangkabau ajaran tersebut merupakan ajaran masuk akal dan terbilang benar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H