Tetapi miris ketika pembawa acara atau panitia 'menyebutkan inilah anak anak yatim dan orang miskin', itu sangat menghancurkan kepercayaan diri dan mencabik mental anak-anak dalam jangka panjang. Mungkin anak-anak akan merasa senang sesaat, tetapi cara memberi semacam ini juga berdampak mengikis perasaan terhormat dalam diri yang diberi.
Adalah Ali Zainal Abidin (38-95 H), anak dari Sayyidina Husein, cucu dari Sahabat Ali bin Abi Thalib kw dan Fatimah Azzahra, dan Cicit dari Nabi Muhammad SAW, semasa hidup memberi dengan cara yang unik.Â
Beliau berbagi pada tengah malam, memanggul sendiri gandum di punggungnya dan dibagikan kepada fakir miskin sekitar Madinah. Hampir setiap malam beliau lakukan, sepanjang itu pula anak-anak yatim, para janda miskin, orangtua renta setiap pagi menemukan sekarung gandum di teras rumahnya. Bertahun tahun, Ali Zainal berbagi tanpa diketahui oleh orang lain, juga oleh yang menerima.
Hingga suatu hari, beliau wafat. Di hari setelah wafat beliau, terhenti pula semua pemberian misterius di rumah-rumah orang orang miskin. Tersebar cerita dari mulut ke mulut, saat jenazahnya dimandikan, Â punggunya hitam kapalan, mirip punggung pemanggul karung gandum. Ini makin menguatkan bahwa beliau-lah yang selalu berbagi di malam hari. Â
Salam berbagi, menebar kebahagiaan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H