Mohon tunggu...
Ridho RiskiHadi
Ridho RiskiHadi Mohon Tunggu... Wiraswasta - welcome

Hay Teman-Teman

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pembuatan Alat Penghalus Kotoran Kambing oleh Mahasiswa KKN Mandiri UM untuk Kelompok Tani Ngudi Rahayu

24 Juli 2021   15:38 Diperbarui: 24 Juli 2021   15:57 357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kebutuhan pupuk yang semakin meningkat menyebabkan harga pupuk kimia semakin mahal. Dampak yang ditimbulkan dari penggunaan pupuk kimia secara berkepanjangan juga dapat mengancam kualitas kesuburan tanah. Hal tersebut memotivasi para petani dari Kelompok Tani Ngudi Rahayu, Desa Kebobang, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Malang untuk memanfaatkan kotoran kambing sebagai pupuk organik pengganti pupuk kima pada lahan pertanian mereka.

 Disamping itu, pengolahan kotoran kambing menjadi pupuk organik juga menarik minat petani lain dari luar wilayah Kelompok Tani Ngudi Rahayu sehingga produksi pupuk dari kotoran kambing ini mampu dijadikan sebagai peluang bisnis.

Meningkatnya permintaan pasar serta kebutuhan pribadi akan pupuk organik yang terbuat dari kotoran kambing mau tidak mau memaksa peternak harus melakukan produksi secara masif dan cepat. Akan tetapi, produksi pupuk kompos kambing hanya dapat memproduksi secara terbatas dengan kapasitas 10 kg dalam sekali penggilingan.

 "Awalnya produksi pupuk menggunakan mesin yang ada sudah memadai, tapi karena ada permintaan dari konsumen yang meningkat sampai 5 kali lipat membuat kami menjadi kewalahan, " ujar Yono seorang pencetus pembuatan pupuk organik dari kotoran kambing sekaligus Sekeretaris Kelompok Tani Ngudi Rahayu.

Penyempurnaan Mesin Bersama Warga/Dokpri
Penyempurnaan Mesin Bersama Warga/Dokpri
Untuk menjawab permasalahan tersebut, mahasiswa KKN UM membuat mesin penghalus kotoran kambing yang lebih optimal untuk meningkatkan kapasitas produksi pupuk organik kotoran kambing. Setelah melakukan pengerjaan selama kurang lebih sebulan  dalam masa KKN terhitung mulai tanggal 25 Juni 2021, alat yang dibuat mampu menaikkan kapasitas produksi hingga 3-4 kali lipat. Alat yang dibuat juga dilengkapi dengan penambahan konveyor sehinngga proses pengggilingan dapat dilakukan seefektif mungkin.

Pelatihan Penggunaan Alat dan Fermentasi Pupuk/Dokpri
Pelatihan Penggunaan Alat dan Fermentasi Pupuk/Dokpri
Ucapan Terimakasih disampaikan oleh Bapak Boirin selaku Ketua dari Kelompok tani Ngudi Rahayu, " Terimakasih atas bantuan dari adik-adik KKN, semoga alat yang dibuat dapat bermanfaat untuk kepentingan bersama di Desa Kebobang ini." Selain penerapan mesin produksi pupuk kompos kotoran kambing juga dilakukan pelatihan perawatan dan perbaikan terhadap mesin produksi dalam jangka panjang. Pelatihan dan pendampinga fermentasi pupuk organik juga dilakukan untuk meningkatkan kualitas dari pupuk yang dihasilkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun