Mohon tunggu...
Ridho Putranto
Ridho Putranto Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pembelajar

“Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah” (Pramoedya Ananta Toer)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Menumbuhkan Social Compassion di Era Digital

16 November 2023   14:34 Diperbarui: 16 November 2023   15:08 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salah satu penyebab krisis kemanusiaan yang terjadi era masyarakat modern adalah kurangnya penghargaan terhadap keberagaman. Pandangan mengenai heterogenitas di tengah masyarakat masih terkungkung dalam stigmatisasi dan persepsi buruk lainnya. Proses stigmatisasi ini didukung oleh hadirnya konten-konten negatif di media sosial yang biasanya terkait dengan narasi bernada rasisme dan kebencian dan akhirnya memunculkan bias konfirmasi bagi orang yang melihatnya.

Maka dari itu, sudah selayaknya kita sebagai individu yang hidup dalam masyarakat plural, senantiasa mengedepankan cinta dan kasih sayang dalam menilai perbedaan. Perbedaan bukanlah alasan untuk saling menghujat atau saling menghina, tapi merupakan sebuah alasan untuk saling bersatu dan saling menguatkan satu sama lain.

Inilah nilai pokok yang ditanamkan dalam social compassion, dimana etika kebaikan dan kepedulian menjadi semacam virtue atau kebijaksanaan dalam menyikapi dinamika yang terjadi di kehidupan sosial hari ini yang penuh akan egoisme indvidualistik dan jauh akan nilai-nilai humanitarian yang berlandaskan konsep kemanusiaan.

Penutup

Melihat fenomena yang terjadi di tengah masyarakat saat ini, agaknya penting untuk menguatkan kembali rasa solidaritas di antara sesama manusia. Di era ini, media sosial seakan telah merenggut perasaan terhubung satu sama lain dan pada akhirnya menimbulkan perasaan teralienasi dari kelompok masyarakatnya atau bahkan dirinya sendiri.

Orang-orang mulai asik dengan dunianya sendiri dan kurang atau bahkan tidak lagi mempunyai waktu untuk berinteraksi dengan orang lain. Ini memicu orang-orang untuk terbawa pada arus individualisme. Kultur individual yang berkembang pesat di era digital ini membawa kita pada corak masyarakat yang lebih menekankan pada masyarakat patembayan (gesellschaft) yang terbentuk oleh kepentingan tertentu ketimbang masyarakat paguyuban (gemeinschaft) yang lebih condong pada kolektivitas yang terbentuk atas ikatan emosional.

Selain itu, penghargaan terhadap keberagaman identitas maupun pilihan hidup yang bermacam-macam juga mengalami degradasi yang cukup signifikan. Individu saat ini sering memasang wajah pesimistis terhadap berbagai keberagaman yang muncul. Hal ini menjadi suatu ketakutan tersendiri di masa yang akan datang ketika perbedaan disikapi dengan pandangan yang negatif.

Di era keterbukaan arus informasi seperti saat ini, media sosial memainkan peranan cukup penting dalam membentuk opini dan sudut pandang publik secara luas. Sayangnya, narasi yang ditonjolkan dari media sosial hampir didominasi oleh konten-konten yang kurang bersahabat dalam menyikapi perbedaan. Salah satu yang mungkin sering didengar adalah kehadiran berita hoaks atau kabar bohong yang memojokkan seorang individu atau sekelompok orang. Ini dapat menimbulkan konflik dan disintegrasi apabila hal-hal tersebut semakin masif digaungkan.

Oleh karenanya, diperlukan kebijaksanaan dari masing-masing individu dalam menggunakan media sosial. Pemikiran kritis dan analitis adalah senjata terampuh dalam melawan segala bentuk disinformasi dan berita hoaks sehingga diharapkan dapat menimbulkan iklim perdamaian dalam media sosial.

Maka dari itu, sangat penting dalam mengedepankan nilai-nilai yang terkandung dalam social compassion, yakni nilai-nilai yang penuh dengan rasa kebaikan, kepedulian dan cinta kasih sayang dalam kehidupan sosial bermasyarakat. Harapannya, solidaritas dan persaudaraan yang terjalin di tengah masyarakat ini dilandasi dengan spirit kemanusiaan yang senantiasa terawat dan akan menjadi modal utama dalam membangun masa depan yang lebih baik lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun