ARTIKEL AKSI NYATA MODUL 1.4
IMPLEMENTASIÂ BUDAYAÂ POSITIFÂ DIÂ SMA NEGERI 3 TANAH ABANG
Â
Oleh : Ridho pahlawan,S.Pd., M.Pd.
Calon Guru Penggerak Angkatan 10
Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir
LATAR BELAKANG
Seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi, fenomena krisis karakter sangat memprihatinkan. Hal tersebut disebabkan perkembangan teknologi memudahkan mereka mengakses tren budaya luar yang tanpa mereka kaji apakah sesuai dengan budaya kita atau tidak. Budaya positif di sekolah ialah nilai-nilai, keyakinan-keyakinan, dan kebiasaan- kebiasaan di sekolah yang berpihak pada murid agar murid dapat berkembang menjadi pribadi yang kritis, penuh hormat dan bertanggung jawab. Sekolah sebagai institusi pembentukan karakter pada anak menjadi peluang bagi sekolah terutama guru sebagai pendidik dalam membangun budaya positif di sekolah. Sekolah idealnya menjadi tempat yang aman dan nyaman bagi murid. Hal ini sejalan dengan filosofi pemikiran Ki Hajar Dewantara yaitu pembelajaran di sekolah harus dapat membawa murid memperoleh kebahagiaan setinggi-tingginya melalui merdeka belajar. Salah satu cara yang dapat dilakukan dengan membangun budaya positif. Budaya positif di sekolah dapat dibangun dengan membentuk keyakinan kelas dan menerapkan segitiga restitusi. Dengan adanya keyakinan kelas yang disusun Bersama antara guru dan murid,maka semua akan mengupayakan untuk menjalankannya sebagai Langkah awal membangun budaya positif di sekolah. Dan dengan penerapan segitiga restitusi dapat membimbing murid berdisiplin positif agar menjadi murid merdeka.
TUJUAN
1. Menumbuhkan budaya positif dengan menanamkan nilai kebajikan dan keyakinan dan kesepakatan kelas yang sudah di buat
2. Menumbuhkan nilai - nilai Profil pelajar pancasila pada diri peserta didik dalam proses pembelajaran