Mohon tunggu...
Rizky Ridho
Rizky Ridho Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

Nama saya Rizky Ridho Pratomo, mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jakarta. Insyaallah menjadi penulis , peneliti, pembuat kebijakan, pengajar, dan penasehat.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Semua Punya Kesempatan

8 Juni 2019   23:02 Diperbarui: 8 Juni 2019   23:19 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Dalam sejarah, banyak terjadi pertentangan karena kaum elit menutup kesempatan bagi kaum proletar untuk melakukan panjat sosial. Dan sebenarnya panjat sosial merupakan hak setiap manusia untuk didapatkan. Mereka yang menutupnya mungkin adalah orang yang termakan kekuatan dan kekuasaan sehingga alpa kalau dia adalah manusia fana yang telah diberikan kesempatan oleh Tuhan dan tidak memberikan hal yang sama kepada orang lain.

Kalau di era sekarang, biasanya orang akan mengatakan tidak ada kesempatan jika topiknya adalah pekerjaan. Beberapa orang bilang kepada saya kalau mencari kerja itu sulit. Mungkin karena skill yang dicari tidak cocok. Tapi, jika melihat esensi dari manusia itu sendiri, bukankah kita makhluk yang adaptif?

Sedangkan kalau asumsinya mengarah ke kita sendiri, coba kita refleksi diri, adakah yang sering menyerah kepada keadaan dan menurunkan targetnya? Saya tidak akan menilai kalau hal itu jelek, bahkan saya sendiri terkadang seperti itu. Situasi seperti keadaan ekonomi dan kurangnya dukungan inner circle sering menghambat kita. Terkadang, pikiran kita sendiri yang menghambat kemajuan karena terlalu berpikir jauh dan memikirkan hal-hal yang belum terjadi sehingga kita menjadi takut.

Pesan yang ingin saya sampaikan ada dua. Pertama, Tuhan sebenarnya memberikan kesempatan yang tidak terbatas bagi manusia untuk mengubah nasibnya. Selama mereka punya akal, pikiran, nurani, jiwa dan fisik yang sehat, manusia bisa melakukan apapun yang mereka inginkan. Tapi, karena dunia dibentuk oleh ide dan persepsi manusia dan secara bersamaan membentuk sifat tamak dan serakah akan kekuasaan, tidak semua manusia bisa mendapatkan kesempatan yang sama dalam hal panjat sosial.

Namun, menggeneralisir bahwa semua manusia itu pada dasarnya jahat dan picik adalah pandangan yang sempit. Sifat manusia itu kompleks karena sering berubah-ubah. Namun, saya meyakini ada satu hal yang merupakan karakteristik manusia. Ia adalah empati. Mungkin dengan empati, kita bisa memberikan kesempatan baik itu untuk pekerjaan, kehidupan sosial maupun diri sendiri.

Kedua, bisa juga karena diri kita sendiri yang memasang pembatas lewat pikiran negatif kita. Pikiran adalah kekuatan sekaligus kelemahan manusia. Jika manusia terlalu lama terjebak dalam ruang negatif, maka ia tidak bisa mengaktifkan kekuatannya. Terlepas dari berbagai hipotesis tentang kekuatan potensial otak, pikiran akan dormant jika kita terlalu terpaku pada ketakutan ilusional.      

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun