Mohon tunggu...
Rizky Ridho
Rizky Ridho Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

Nama saya Rizky Ridho Pratomo, mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jakarta. Insyaallah menjadi penulis , peneliti, pembuat kebijakan, pengajar, dan penasehat.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Menciptakan Dunia yang Ideal, Mungkinkah?

5 April 2019   21:43 Diperbarui: 5 April 2019   22:04 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Source image: commonsnetwork.eu

Apa nilai universal yang berlaku di dunia saat ini? Di tengah keterbukaan dunia dimana kita bisa menyaksikan berbagai aksi yang dilakukan banyak kalangan dari seluruh penjuru, apa esensi yang bisa diambil?

Kita mungkin familiar dengan sebutan humanisme, kosmopolitanism, feminisme dan desa dunia serta globalisasi. Dari ke semua istilah itu, apa benang merah yang bisa kita temukan?

Humanisme adalah soal kemanusiaan dimana setiap manusia punya jiwa yang peduli dan juga baik kepada sesama. Setiap orang setara dan feminisme juga mengatakan hal yang sama. Orang liberal mengatakan bahwa kita ini adalah makhluk yang bebas. Bebas dalam hal ini adalah memilih entah itu politik ataupun itu, berpendapat, dan sebagainya.

Kosmopolitan ini adalah unsur penting di dalamnya dimana identitas lahir coba untuk disingkirkan dengan memasukkan mindset kalau kita ini manusia dunia. Sedangkan globalisasi dan desa dunia adalah faktor yang menjadi pengaruh perubahan mindset manusia itu sendiri.

Aksesibilitas terhadap informasi dengan ditemukannya telegram sampai internet membuat kita semakin mudah menjangkau setiap manusia di berbagai belahan dunia. Dengan kata lain, faktor-faktor seperti humanism, kosmopolitanism dan sebagainya ingin menciptakan dunia yang ideal atau katakanlah utopis untuk masyarakat yang lebih baik.

Saya berpendapat bahwa ada empat nilai universal umum berlaku saat ini: kepedulian, anti diskriminasi dan kesetaraan serta kebebasan. Prinsip ini seperti candu sekarang, dimana kita sekarang berusaha menjadi manusia yang baik, tidak egois dan memiliki kepeduliaan yang tinggi terhadap sesama. Hak asasi manusia menjadi norma universal yang harus dituruti oleh siapapun: negara, masyarakat, organisasi.

Rasanya ketika mengatakan ini, ada rasa tidak terima dengan nilai hidup yang berlaku sekarang. Bukan begitu, bahkan setiap agama mengajarkan cinta dan kasih sayang serta kepeduliaan terhadap manusia.

Di era sekarang, kita tidak lagi dibatasi oleh perbatasan negara karena berkomunikasi jadi semakin mudah. Terima kasih kepada inovator hebat yang telah menciptakan teknologi komunikasi hebat dan jenius.

Kita tidak lagi merasa sendiri dan merasa bahwa kita ini manusia dunia. Perbedaan suku, agama serta identitas lainnya seperti tidak ada. Pandangan kita berubah terhadap orang lain dan memandang mereka sebagai manusia, terlepas dari negara manapun mereka berada. Ketika krisis imigran melanda Uni Eropa, mereka menampung imigran tersebut dengan tangan terbuka --walaupun beberapa negara sudah mulai menutup perbatasannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun