Â
"Ketika asyik mengajar,
Aku terpana pada kesungguhan anak di depanku.
Tangannya yang terbatas,
tidak mampu patahkan dirinya untuk tetap mandiri.
Sekolahnya yang berlubang sana-sini,
tidak mampu pupuskan hasratnya untuk terus mencerdaskan diri.
Pandangan orang atasnya, tidak mampu kerdilkan dirinya,
sehingga mampu menerjang lumpur-lumpur pesimis.
Dia tetap memilih belajar, dan girang atas sebuah masa depan.
Alhasil lengannya tak sempurna tetap mampu ia pergunakan.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!