Mohon tunggu...
Ridhony Hutasoit
Ridhony Hutasoit Mohon Tunggu... Auditor - Abdi Negara

Aku ini bukan siapa-siapa, hanya terus berjuang meninggalkan jejak-jejak mulia dalam sejarah peradaban manusia, sebelum kelak diminta pertanggungjawaban dalam kekekalan.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

The Oak Tree, Mahathir yang Milenial

5 Juli 2018   07:24 Diperbarui: 6 Juli 2018   17:15 425
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada rasa takjub ketika mendengar kabar bahwa perdana menteri Malaysia, Mahathir Mohamad, mengangkat 2 menteri muda. Satu seorang wanita berumur 35 tahun dan satu lagi jauh lebih muda, yakni seorang pria berumur 25 tahun bernama Syed Saddiq Abdul Rahman. Pria kelahiran Johor, 6 Desember 1992 tersebut dipilih perdana menteri tertua di dunia sebagai menteri termuda dalam sejarah Malaysia sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga.

Sedangkan, seorang perempuan bernama Yeo Bee Yin, kelahiran 26 Mei 1983, dilantik menjadi Menteri Energi, Teknologi, Sains, Perubahan Iklim, dan Lingkungan Hidup Malaysia. Saya yakin, kedua pemuda-pemudi ini dipilih Mahathir dengan pertimbangan tidak gegabah. Penelusuran peran politik, pengaruh terhadap warga milenial, hingga prestasi yang melekat dalam jejak hidupnya menjadi fakta mengapa mereka dipercayai mengemban amanat yang besar.

Berdasarkan usia, Mahathir adalah seorang pemimpin zaman old yang terpilih kembali di usia 92 tahun karena kemenangan Pakatan Harapan (aliansi partai opisisi). Mahathir terjun dalam dunia perpolitikan karena cinta matinya pada Malaysia.

Konsolidasi hingga rekonsiliasi dilakukannya agar sejarah Malaysia segera berubah haluan dari pola pikir bussiness as usual menjadi out of box politic, padahal perlu menjadi catatan Mahathir selama 22 tahun memimpin Malaysia tempo dulu dikenal dengan pribadi yang tegas, keras, dan benci pembangkangan, namun tidak bisa dipungkiri, penuh dengan prestasi. 

Buktinya, kekuatan dan pengaruh partai mayoritas, UMNO selama lebih dari 60 tahun dijegal oleh satu figur yang kembali dirindukan hadir untuk memimpin peradapan Negeri Jiran ini. Kemenangan Mahathir menandakan suara rakyat tidak boleh diremehkan, bahkan dianggap receh. Kemenangan Mahathir menunjukkan titik klimaks rakyat muak terhadap korupsi atau penyalahgunaan kekuasaan oleh politisi yang tak mau berubah, bahkan makin berulah.

Dalam benak saya, terjunnya Perdana Menteri yang pernah dijuluki diktator ini, akan membawa Malaysia pada rezim yang kaku dan mencekam. Bahkan sempat dalam pikiran saya, Mahathir akan membawa orang-orang (tua) terdekatnya dulu untuk sama-sama mengelola kekuasaan yang telah diraihnya. Namun, hal yang mengejutkan, Mahathir menunjukkan pola pikir pemimpin yang visioner, namun tetap teguh dengan prinsip nuraninya. 

Saya melihat Mahathir sudah tidak berpikir bagaimana kekuasaannya langgeng, tetapi jauh ke depan, bagaimana Malaysia bersatu demi Malaysia maju. Bagaimana Malaysia harus segera beradaptasi dengan perubahan zaman yang cepat. Bagaimana Malaysia harus segera mengubah pengelolaan negara bukan dengan cara yang sama, dan mengejar berbagai ketertinggalan yang mulai jelas terjadi.

Akselerasi regenerasi kepemimpinan dan kolaborasi segala pihak tanpa memandang usia dan latar belakang menjadi strategi prioritas yang dipilih. Kehadiran dua milenial tadi dalam kabinetnya adalah bukti nyata yang tidak terbantahkan. Mahathir pantas dijuluki The Oak Tree of Malaysia, di mana pohon yang berumur panjang ini, makin tua akan semakin besar, kuat, dan rindang untuk melindungi setiap orang yang bernaung di bawahnya, khususnya di era millennial saat ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun