Ah, aku ingat sebuah sabda.
Seorang ksatria selalu terbukti tidak patah arang.
Maka aku harus memilih senjata.
Tapi tidak berpeluru atau tajam menyayat.
Tapi dapat membongkar nurani.
Menerobos hati.
Akhirnya menggerakkan tangan-tangan yang lain.
Untuk mewujudkan hal-hal yang tak mungkin.
Â
Apalagi aku muak dengan perlawanan fisik.
Maka dengan senjata ini tak akan membuat luka fisik, namum mampu menghantam dasar nurani.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!