karena atas berbagai kondisi kasih tetap mengalir tanpa perlu dipikir.
Persahabatan sejati tidak akan pernah berbumbu oleh kepentingan dan harga diri,
penerimaan dengan catatan kaki, dan tanpa tipu muslihat.
Pak Djarot, jikalau mencermatimu, aku benar-benar merasakan kedamaian dan arti persahabatan tanpa batas. Namun, apakah anak-anak Indonesia saat ini masih bisa menikmati hal yang sama seperti saya dulu? Jikalau kondisi bangsa terus digerus dengan pembeda-pembeda citra diri baik secara langsung maupun tidak langsung. Bahkan anak-anak negeri kita sedang diperhadapkan dengan suara-suara repetisi untuk saling mendengki dan membenarkan diri atas nama agama, sehingga tidak sedikit lontaran diksi-diksi diskriminasi dengan mudah diucapkan tanpa memandang kanan-kiri.
Tapi, terima kasih Pak Djarot, dirimu telah memberi contoh tentang makna sahabat sejati. Persahabatan tanpa batas yang sepatutnya hadir dalam NKRI. Sungguh, kamu manis sekali!
(Sumber gambar: Kompas.com)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H