MEMBANGUN GENERASI BERETIKA DIGITAL:
PERAN STRATEGIS BIMBINGAN KONSELING DALAM MEMBENTUK BUDAYA CYBER YANG SEHAT
Ridho Neiluz Zeinnafis1, Rossi Galih Kesuma, S.Pd., M.Pd.2
1Pendidikan Teknik Informatika Dan Komputer, 2Bimbingan dan Konseling
Universitas Negeri Semarang
Dunia maya, atau cyberspace, adalah ruang baru tempat individu berinteraksi satu sama lain di era digital. Perkembangan ini membawa tantangan besar untuk pembentukan karakter dan etika generasi muda, terutama dalam perilaku mereka di dunia digital. Sebagai komponen penting dari sistem pendidikan, Bimbingan dan Konseling (BK) memegang peran strategis dalam membangun budaya cyber yang sehat dan bermoral.
Pelanggaran etika digital seperti cyberbullying, penyebaran hoaks, pelanggaran privasi, dan kecanduan media sosial telah menjadi isu besar yang membutuhkan perhatian serius. Data menunjukkan bahwa sekitar 41% remaja Indonesia pernah mengalami cyberbullying, sementara 29% mengaku pernah melakukannya. Fakta ini menggarisbawahi pentingnya peran Bimbingan dan Konseling dalam meningkatkan kesadaran etika digital dan membangun kemampuan generasi muda untuk berperilaku positif di dunia maya.
Prinsip Etika Digital
Bimbingan dan Konseling dapat membantu peserta didik memahami dan menerapkan budaya internet yang sehat, dengan mempelajari prinsip-prinsip etika digital dasar melalui pendekatan digital citizenship, yang meliputi 1.) akses digital, adanya kesetaraan dalam penggunaan teknologi; 2.) komunikasi digital, terkait etika berkomunikasi secara daring; 3.) literasi digital, pemahaman penggunaan teknologi secara bijak; 4.) keamanan digital, berupa perlindungan data pribadi; 5.) keselamatan digital, menghindari segala resiko di dunia maya; 6.) etiket digital, senantiasa berperilaku sopan dan tidak menyakiti orang lain meski hanya melalui tulisan di dunia maya; 7.) Â hak dan tanggung jawab digital sebagai pengguna digital; 8.) hukum digital yang berlaku di dunia maya; 8.) kesehatan digital, mengelola diri dalam menggunakan teknologi digital supaya tidak memberi dampak tidak baik bagi kesehatan, baik secara fisik maupun mental; dan 9.) perdagangan digital.
Implementasi Layanan Bimbingan dan Konseling dalam Etika Digital
Peserta didik dapat dibantu untuk memahami dan menerapkan prinsip-prinsip ini dalam aktivitas digital mereka dengan bantuan layanan Bimbingan dan Konseling. Adapun pendekatan yang dapat dilakukan antara lain dengan memberikan layanan dasar terdiri dari bimbingan klasik tentang topik seperti digital footprint, keamanan online, dan netiquette. Berikutnya, pemberian layanan responsif beruupa bantuan langsung kepada siswa yang mengalami masalah perilaku digital, seperti cyberbullying, berita hoax, dan lain sebagainya. Terakhir, layanan perencanaan individual membantu siswa membuat rencana penggunaan teknologi yang sehat dan efektif.
Program Preventif
Dalam upaya menciptakan budaya internet yang sehat, program preventif adalah komponen utama. Konselor sekolah dapat membuat program literasi digital yang luas yang mencakup hal-hal berikut:
- Pelatihan pemikiran kritis saat menggunakan informasi digital
- Workshop tentang keamanan dan perlindungan data pribadi di internet
- Seminar yang membahas efek psikologis penggunaan media sosial
- Kampanye digital ramah dan anti-bullying
- Penggunaan teknologi yang bertanggung jawab
Kolaborasi dalam Membangun Budaya Digital yang Sehat
Keberhasilan program BK dalam membangun budaya internet yang sehat bergantung pada kolaborasi dengan berbagai pihak. Dengan bekerja sama dengan guru mata pelajaran, etika digital dapat dimasukkan ke dalam pembelajaran. Penglibatan orang tua dalam pengajaran parenting untuk memantau aktivitas digital anak juga penting. Untuk mendapatkan pandangan komprehensif tentang kesehatan digital, sangat penting untuk bekerja sama dengan psikolog dan ahli TI.
Inovasi Layanan Bimbingan dan Konseling di Era Digital
Untuk menghadapi tantangan era digital, layanan BK juga harus lebih inovatif. Aplikasi untuk memantau penggunaan perangkat, platform konseling online yang aman, dan konten pendidikan digital yang menarik adalah beberapa contoh media teknologi yang dapat digunakan untuk membantu bimbingan. Namun, saat menggunakan teknologi ini, penting untuk mempertimbangkan etika dan keamanan data.
Evaluasi Program Bimbingan dan Konseling
Dalam konteks etika digital, evaluasi program BK harus dilakukan secara berkala untuk mengetahui seberapa efektif intervensi yang diberikan. Ada beberapa cara untuk mengukur keberhasilan:
- Menurunnya jumlah kasus pelanggaran etika di internet
- Meningkatnya kesadaran tentang kewarganegaraan digital
- Mengubah cara Anda menggunakan media sosial
- Peningkatan kemampuan untuk berpikir kritis menggunakan media digital
- Mengembangkan budaya hormat di internet
Simpulan
Singkatnya, tugas besar BK untuk membangun budaya internet yang sehat adalah tugas besar yang membutuhkan pendekatan yang terstruktur dan berkelanjutan. Layanan BK dapat membantu membentuk generasi yang beretika digital melalui program yang komprehensif, inovatif, dan kolaboratif. Upaya ini akan menentukan kualitas interaksi digital di masa depan dan kesejahteraan psikologis generasi muda di era komputer dan internet.
DAFTAR PUSTAKA
Ribble, M. (2022). Digital Citizenship in Schools: Nine Elements All Students Should Know. International Society for Technology in Education.
Suryaratri, R. D., & Mulyani, E. (2023). Peran Bimbingan dan Konseling dalam Membangun Etika Digital. Jurnal Psikologi Pendidikan, 8(2), 115-130.
Wang, V., & Edwards, S. (2023). Cyberbullying Prevention: The Role of School Counselors. Journal of School Counseling, 16(1), 1-25.
Yulianto, A. R. (2022). Digital Ethics and Counseling Services: A Comprehensive Approach. Indonesian Journal of Educational Counseling, 6(1), 45-58.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H