Mohon tunggu...
Ridho Hawari
Ridho Hawari Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Saya pelajar muda

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pendidikan dari Segi Filsafat

12 Juli 2024   17:29 Diperbarui: 12 Juli 2024   17:41 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM PERSPEKTIF AL-GOZALI

Pendidikan merupakan komponen penting dalam kehidupan. Hal ini menjadi pembahasan para ulama tak terkecuali Imam al-Ghazali. Untuk itu, penelitian ini membahas pendidikan Islam dalam perspektif al-Ghazali. Hasil penelitian ini adalah bahwa pendidikan menurut Al Ghazali menekankan pada pendidikan agama dan akhlak. Menurutnya pengertian dan tujuan pendidikan Islam yaitu pendidikan yang berupaya dan bertujuan dalam proses pembentukan insan paripurna. Adapun dalam membuat sebuah kurikulum, Al Ghazali memiliki dua kecenderungan, yaitu kecenderungan terhadap agama dan kecenderungan pragmatis. Adapun aspek-aspek materi pendidikan Islam menurut pemikiran Al Ghazali adalah meliputi: pendidikan keimanan, akhlak, akal, sosial dan jasmani. Menurutnya guru yang baik itu selain cerdas dan sempurna akalnya, juga harus memiliki sifat-sifat yang terpuji. Adapun sifat yang harus dimiliki oleh seorang murid yaitu rendah hati, mensucikan diri dari segala keburukan taat dan istiqamah. Sementara yang menjadi evaluasi pendidikan adalah semua bentuk aktifitas yang terkait dengan tugas tanggung jawabnya masing-masing dalam proses pendidikan.

Pengertian Pendidikan Islam Menurut Al Ghazali, pendidikan Islam yaitu pendidikan yang berupaya dalam pembentukan insan paripurna, baik di dunia maupun di akhirat. Menurut Al Ghazali pula manusia dapat mencapai kesempurnaan apabila mau berusaha mencari ilmu dan selanjutnya mengamalkan fadhilah melalui ilmu pengetahuan yang dipelajarinya. Fadhilah ini selanjutnya dapat membawanya untuk dekat kepada Allah dan akhirnya membahagiakannya hidup di dunia dan akhirat.

Filsafat pendidikan Islam terbentuk dari tiga kata, yakni filsafat, pendidikan dan Islam. Pengertian Filsafat Pendidikan berbeda dengan filsafat pendidikan Islam. Dengan penambahan kata Islam menunjukkan perbedaan dengan pengertian filsafat secara umum. Lebih lanjut kita bahas pengertian filsafat pendidikan Islam. Secara harfiah, kata filsafat berasal dari kata Yunani yaitu philos yang berarti suka atau cinta, dan sophia yang berarti kebijaksanaan (Titus, 1984: 11). Teori lain mengatakan bahwa filsafat berasal dari kata Arab yakni falsafah. Kata Falsafah adalah bahasa Arab bentukan setelah bangsa Arab mengenal kata filsafat dari bangsa Yunani. Meskipun demikian bukan berarti filsafat sebagai ilmu hakikat tidak ada dalam Al-Qur'an. Filsafat sebagai ilmu hakikat terdapat dalam al- Qur'an disebut dengan kata hikmah,al-hikmah, dan disebutkan dalam al- Qur'an sebanyak 20 ayat (Asy'arie,1992: 14). Selanjutanya Titus (1984: 11) mengemukakan lima pengertian dari filsafat. Yaitu:

1. Filsafat adalah suatu sikap dan kepercayaan terhadap kehidupan yang diterima seara kritis.

2. Filsafat adalah suatu proses kritik atau pemikiran terhadap kepercayaan dan sikap yang sangat kita junjung tinggi.

3. Filsafat adalah usaha untuk mendapatkan gambaran yang luas.

4. Filsafat adalah analisa logis dari bahasan serta penjelasan tentang arti kata dan konsep.

5. Filsafat adalah sekumpulan problema-problema yang langsung mendapat perhatian dari manusia dan yang dicarikan jawabannya oleh ahli filsafat.

Filsafat pendidikan menurut al-Syaibani dalam bukunya falsafah al-Tarbiyah al-islamiyah mengartikan bahwa aktivitas pikiran yang teratur yang menjadikan filsafat tersebut sebagai jalan untuk mengatur , menyelaraskan dan memadukan proses pendidikan. Imam Barnadib mendefinisikan filsafat pendidikan sebagai ilmu yang pada hakekatnya merupakan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan dalam bidang pendidikan. Sedangkan filsafat pendidikan Islam merupakan suatau kajian secara filosofis mengenai berbagai masalah yang terdapat dalam kegiatan pendidikan yang didasarkan pada al-Qur'an dan Hadist sebagai sumber primer, dan pendapat para ahli, khususnya para filosof muslim sebagai sumber sekunder. Selain itu filsafat pendidikan Islam dapat pula dikatakan suatu upaya berpikir secara mendalam, sistematik, radikal, dan universal tentang masalah pendidikan, seperti anak didik, guru, kurikulum, metode, lingkungan pendidikan dengan menggunakan al-qur'an dan hadist sebagai acuan sumbernya. Menurut Asy-syaibani, filsafat pendidikan Islam pada hakekatnya adalah:

- Pelaksanaan pandangan dan kaidah filsafat Islam yang diterapkan di bidang pendidikan.

- Aktifitas pemikiran yang teratur, selaras dan terpadu dalam upaya menjelaskan nilai-nilai dan tujuan yang hendak dicapai, bersumber dari anugerah Tuhan Yang Maha Esa.

Sejalan dengan pentingnya pendidikan mencapai tujuan sebagaimana disebutkan di atas, al-Ghazali juga menjelaskan tentang ciri-ciri pendidik yang boleh melaksanakan pendidikan. Ciri-ciri tersebut adalah:

a. Guru harus mencintai muridnya seperti mencintai anak kandungnya sendiri.

b. Guru jangan mengharapkan materi (upah) sebagai tujuan utama dari pekerjaan (mengajar), karena mengajar adalah tugas yang diwariskan oleh Nabi Muhammad SAW. sedangkan upahnya adalah terletak pada terbentuknya anak didik yang mengamalkan ilmu yang diajarkannya.

c. Guru harus mengingatkan muridnya agar tujuannya dalam menuntut ilmu bukan untuk kebanggan diri atau mencari keuntunga pribadi, tetapi untuk mendekatkan diri kepada Allah.

d. Guru harus mendorong muridnya agar mencari ilmu yang bermanfaat, yaitu ilmu yang membawa pada kebahagiaan dunia dan akhirat.

e. Di hadapan muridnya, guru harus memberikan contoh yang baik, seperti, berjiwa halus, sopan, lapang dada, muraha hati, dan berakhlak terpuji lainnya.

f. Guru harus mengajarkan pelajaran yang sesuai dengan tingkat intelektual dan daya tangkap anak didiknya.

g. Guru harus mengamalkan yang diajarkannya, karena ia menjadi idola di mata anak muridnya.

h. Guru harus memahami niat, bakat dan jiwa anak didiknya, sehingga di samping tidak akan salah dalam mendidik, juga akan terjalin hubungan yang akrab dan baik antara guru dengan anak didiknya.

i. Guru harus dapat menanamkan keimanan ke dalam pribadi anak didiknya, sehingga akal pikiran anak didik tersebut akan dijiwai oelh keimanan itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun