Namun, kita perlu menggarisbawahi tiga hal tentang hidup melambat.Â
Pertama, hidup melambat bukanlah sebuah dosa ketika yang lain bergerak cepat. Cara hidup adalah pilihan yang kita pilih berdasarkan pengalaman, pola pikir, kebutuhan, dan prinsip. Kita juga tidak bisa mendeklarasikan kalau suatu cara hidup lebih baik dari yang lain karena kondisi setiap orang berbeda. Selain itu, cara hidup yang kita pilih memunculkan konsekuensi, entah itu baik atau buruk. Dan kita harus siap dengan konsekuensi atas pilihan kita.Â
Kedua, siapapun bisa menerapkan hidup melambat. Tidak harus menjadi kaya terlebih dahulu baru menerapkan slow living. Penulis juga menerapkan ini sekarang; dengan fokus pada hal-hal yang terpenting dalam hidup dan mengurangi penggunaan media sosial.Â
Ketiga, kita masih tetap ambisius. Kita hanya lebih sadar memilih aktivitas apa yang menjadi prioritas dan sejalan dengan visi kita. Kita tidak lagi menyebarkan energi kita secara acak ke setiap kesempatan yang ada.Â
Jadi, cara hidup seperti apa yang kita pilih?Â