Mohon tunggu...
Rizky Ridho Pratomo
Rizky Ridho Pratomo Mohon Tunggu... Relawan - Menulis untuk mengeskpresikan apa yang tidak bisa diungkap dengan kata-kata

Seorang overthinking yang membangkitkan kembali hasrat menulis untuk diri sendiri dan orang lain, bukan karena pekerjaan maupun tuntutan.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Haruskah Kita Memenuhi Ekspektasi Orang Lain?

6 Agustus 2023   21:18 Diperbarui: 6 Agustus 2023   21:24 305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Worklife. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kalau jawabannya semudah membalikkan telapak tangan, penulis tidak akan menuliskan artikel ini. Memang ada yang bilang kita tidak harus memenuhi ekspektasi orang lain. Kenyataannya, jawabannya tidak sesederhana iya atau tidak.

Kita perlu membagi dua lingkungan: sosial dan profesional. Dua lingkungan ini memiliki norma dan nature yang berbeda. Ekspektasi dan bagaimana kita meresponnya akan berbeda. Begitu juga dengan sudut pandangnya.

Lingkungan Sosial

Kita mulai dari lingkungan sosial. Masyarakat kita terdiri dari berbagai lingkaran sosial dengan karakteristik yang berbeda. Ketika kita masuk ke dalam lingkungan tertentu, ada semacam "persyaratan" atau ekspektasi yang disematkan orang lain kepada kita. Misalnya, mereka berharap kita orangnya lucu dan cerdas, anak orang kaya, kita ini well-connected, dan lain sebagainya. 

Setelah kita memenuhi "persyaratan" untuk masuk ke lingkungan baru, akan ada tuntutan baru: mengikuti norma pergaulan mereka, gaya bahasa, sikap, dan you name it. Terkadang, semua sikap dan norma mereka bersinggungan dengan nurani kita. Contoh, lingkungan kita sering bergosip. Disisi lain, kita tidak menyukai gosip. Dari fakta itu saja, sudah bertabrakan antara personal value dan norma sosial.

Tentu saja, pada akhirnya kita merasa harus keluar dari lingkungan sosial kita. Akan tetapi, itu membutuhkan effort yang besar. Sebagai manusia, kita ingin berada di suatu kelompok tertentu. Keinginan tersebut bisa membuat kita sedikit mengubah perilaku kita agar diterima secara sosial. Berada di lingkungan sosial tertentu membuat kita merasa menjadi bagian yang lebih besar. 

Namun demikian, berada di lingkungan sosial sebisa mungkin memenuhi ekspektasi kelompok. Dan juga, belum tentu suatu kelompok dapat mendorong tumbuhnya sense of belonging. Mengutip dari Forbes, Jeanine Stewart, konsultan senior di Neuroleadership Institute mengatakan: "Being surrounded by other human beings doesn't guarantee a sense of belonging. Belonging has to do with identification as a member of a group and the higher-quality interactions which come from that. It's the interactions over time that are supportive of us as full, authentic human beings."

Hal yang bisa kita lakukan agar orang tidak terlalu menuntut sesuatu dari kita adalah dengan speak up. Kita bisa bilang bahwa kita tidak suka menggosipkan orang lain karena tidak sesuai value kita. Dengan kita speak up, kita menjadi lebih hidup, bukan hanya eksis. Kita hidup karena punya value dan sikap. Kita hidup bukan untuk memenuhi ekspektasi orang lain yang terkadang tidak masuk akal.

Lingkungan Kerja

Itu mungkin di lingkungan sosial, bagaimana di lingkungan kerja? Tentu, perilakunya akan berbeda. Ketika di dunia kerja, kita terikat oleh tanggung jawab: hitam di atas putih. Ibaratnya, ekspektasi tempat kerja terlembagakan oleh hukum. Karena itu, kita punya tanggung jawab untuk memenuhi ekspektasi. 

Tentu saja kita terkadang tidak selalu memenuhi ekspektasi. Kita bukan manusia super yang selalu bisa memenuhi harapan orang lain. Ada kalanya kita belum mampu mencapai target yang diinginkan. Beberapa teman penulis juga pernah mengalami hal tersebut. Dan ada rasa khawatir kehilangan pekerjaan. 

Di sini letak perbedaan antara lingkungan sosial dan pekerjaan. Jika kita bisa perlahan mengambil jarak dengan lingkungan sosial yang toxic, tidak semudah itu jika bicara pekerjaan. Meskipun kita mungkin ada di tempat kerja yang ideal, bukan berarti segalanya akan mudah. 

Kita perlu mengingat bahwa ekspektasi orang lain itu di luar kendali kita. Tetapi, apabila kita belum bisa memenuhi target, kita bisa melakukan dua hal berikut: komunikasi dan memberikan solusi. Setidaknya dua hal itu menjadi tanggung jawab utama kita sebagai profesional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun