litik
Pendahuluan
Di era digitalisasi yang semakin meningkat, interaksi politik khususnya di kalangan generasi muda mengalami perubahan besar. Media sosial telah menjadi platform penting bagi kaum muda untuk mengekspresikan pandangan politik, berpartisipasi dalam perdebatan, dan aktif secara politik. Lebih dari 60% pengguna internet di Indonesia adalah generasi muda, dan peran mereka dalam dinamika politik menjadi semakin penting. Namun, penggunaan media sosial juga mempunyai tantangan etika yang kompleks. Kaum muda sering kali berada di bawah tekanan untuk terlibat dalam diskusi politik di media sosial, namun mereka juga harus memilih antara informasi yang benar dan disinformasi. Penelitian menunjukkan bahwa meskipun generasi ini tertarik pada isu-isu politik, mereka cenderung menghindari acara-acara intens di ruang virtual karena takut akan dampak jejak digital mereka.
Hal ini menciptakan dilema etika, yang mempertentangkan kebebasan berekspresi dengan tanggung jawab untuk menyampaikan informasi yang akurat. Lebih lanjut, fenomena "ruang gema" di media sosial mendukung situasi di mana generasi muda hanya dihadapkan pada opini-opini yang sesuai dengan keyakinannya. Hal ini dapat menyebabkan polarisasi pendapat dan mengurangi kemampuan untuk memahami sudut pandang yang berbeda. Oleh karena itu, penting untuk mempertimbangkan bagaimana etika komunikasi politik dapat diterapkan dalam konteks ini. Artikel ini berfokus pada aktivitas politik anak muda di media sosial dan membahas keterkaitan antara politik dan etika di era digital.
Peneliti mengeksplorasi bagaimana generasi muda menggunakan platform ini untuk membangun identitas politik mereka, tantangan yang mereka hadapi, dan bagaimana mereka dapat meningkatkan literasi digital dan komunikasi politik yang etis. Peneliti aritel akan menganalisis langkah-langkah apa yang dapat diambil. Memahami dinamika ini dapat menciptakan ruang yang lebih inklusif dan konstruktif bagi partisipasi politik kaum muda di negara demokrasi yang semakin kompleks. Peneliti mengamati dengan adanya media sosial para generasi muda terutama di Indonesia dapat memilah atau memilih mana informasi yang benar dan buruk dalam berpolitik di media maya dan tak hanya itu saja generasi muda zaman sekarang dapat berpartisipasi dalam politik melalui konten di dunia Maya melalui platform Instagram dan Facebook maupun media sosial lainnya, akan tetap generasi muda juga harus menaati etika dalam bermedia sosial terutama di bidang politik jika tak berhati hati dalam bermedia sosial nantinya para generasi muda lah yang akan mengakibatkan dampak buruk bagi generasi muda itu sendiri.
Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka mengenai interaksi politik dan etika dalam era digital menunjukkan bahwa media sosial berperan penting dalam meningkatkan kesadaran politik di kalangan anak muda. Melalui platform seperti Instagram dan TikTok, generasi muda dapat menyebarkan informasi politik, berpartisipasi dalam kampanye, dan berdiskusi secara langsung dengan politisi, yang memperkuat keterlibatan mereka dalam proses demokrasi. Namun, tantangan seperti penyebaran informasi palsu dan kesenjangan akses teknologi perlu diatasi untuk memastikan partisipasi yang lebih efektif dan etis. Di era digital, transformasi komunikasi politik telah terjadi secara signifikan, di mana metode konvensional bergeser menuju kampanye digital yang lebih interaktif, sehingga meningkatkan keterlibatan anak muda di media sosial. Media sosial berfungsi sebagai platform yang memungkinkan anak muda untuk berpartisipasi aktif dalam politik, mengakses informasi terkini, dan menyampaikan pendapat mereka secara langsung kepada publik. Namun, tantangan etika dan penyebaran informasi palsu menjadi isu utama dalam interaksi politik di dunia maya, yang memerlukan kesadaran etika yang tinggi dari setiap pengguna untuk menjaga integritas diskusi politik. Dalam konteks ini, Pancasila dapat dijadikan pedoman etika politik yang relevan, membantu menjaga nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan dalam penggunaan teknologi. Selain itu, literasi digital menjadi sangat penting untuk memberdayakan anak muda dalam memahami informasi politik secara kritis dan menghindari manipulasi yang dapat merugikan.
Dalam kajian pustaka ini, penulis paparkan penelitian-penelitian terdahulu dan sekaligus literatur-litaratur yang penulis gunakan sebagai bahan acuan dalam penelitian ini. Adapun tinjauan pustaka tersebut ialah:
1. Ahmad Salman Farid, "Pengunaan Media Sosial Dalam Kampanye Politik Dan Dampaknya Terhadap Partisipasi Politik Dan Presespsi Publik", Jurnal Komunikasi Dan Penyiaran Islam, Vol 4 No 1 (2023).
2. Akmalia Nurul, S.Sos , Kajian Dan Dampak Pengunaan Media Sosial Bagi Anak Dan Remaja. ( Depok:Puskakom, 2017).
3. Asep Setiawan, Politik Luar Negeri Indonesia: Aktor Dan Struktur, ( Jakarta: Um Jakarta Press, 2018).