Mohon tunggu...
Ridho Ariel Arfino
Ridho Ariel Arfino Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Ridho Ariel Arfino 43122010427 (Dosen: Prof. Dr, Apollo M.Si,Ak) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mercubuana

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Saya Ingin bahagia: Etika Eudaimonia Aristotle

19 Juni 2023   02:53 Diperbarui: 19 Juni 2023   06:44 438
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nama: Ridho Ariel Arfino

NIM: 43122010427

Dosen: Prof. Dr. Apollo M.Si.Ak

Aristoteles (dalam bahasa Inggris: Aristotle; 384 SM - 322 SM) adalah seorang filsuf Yunani kuno yang dianggap salah satu tokoh terbesar dalam sejarah filsafat Barat. Ia adalah murid dari Plato dan juga seorang guru dari Aleksander Agung, raja Makedonia yang kemudian menjadi penakluk Persia.  Aristoteles lahir pada tahun 384 SM di Stagira, sebuah kota di wilayah Yunani kuno. Ayahnya, Nikomakhos, adalah seorang dokter dan pengajar. Pada usia sekitar 17 tahun, Aristoteles pergi ke Athena dan bergabung dengan Akademi Plato, sekolah filsafat yang terkenal.

Di Lyceum, Aristoteles melanjutkan penelitiannya dan mengajar para siswa dalam berbagai disiplin ilmu. Ia mengumpulkan sejumlah besar karya tulis, termasuk karya-karya dalam bidang filsafat, logika, etika, politik, biologi, dan fisika. Para siswa Aristoteles juga terlibat dalam penelitian dan pengumpulan data, dan sekolah tersebut menjadi pusat intelektual yang aktif. Aristoteles memiliki sumbangan yang luas dalam berbagai bidang pengetahuan, termasuk logika, metafisika, etika, politik, fisika, biologi, dan sejumlah lainnya. Ia dikenal dengan metode filosofisnya yang berpusat pada observasi, penelitian, dan penalaran logis. Aristoteles berpendapat bahwa pengetahuan dapat diperoleh melalui pengamatan dunia nyata, dan ia mendorong pemikiran rasional dan empiris.

Meskipun hidupnya singkat, warisannya sangat besar. Karya-karya tulis Aristoteles mempengaruhi perkembangan filsafat, ilmu pengetahuan, dan budaya Barat selama berabad-abad. Pemikirannya tentang logika, etika, politik, dan ilmu alam tetap relevan hingga saat ini. Aristoteles dianggap sebagai salah satu tokoh paling berpengaruh dalam sejarah filsafat Barat. Aristoteles juga memberikan pengruh terhadap pemikiran-pemikiran, yaitu pemikiran kebahagiaan dunia yang dianut Aristoteles, yang disebut dengan Eudaimonia Ethics.

Manusia di dunia ini pasti memiliki rasa sedih sampai bahagia, bahagia dapat kita peroleh dengan melakukan apa yang kita sukai dan meninggalkan yang kita sukai, namun harus diatur oleh aturan paham agama. Kebahagiaan adalah nikmat yang diberikan agar manusia selalu senantiasa mengingat siapa penciptaNya yang telah memberikan nikmat asa kebahagiaan tersebut.

Karena eudaimonia adalah telos dari semua kehidupan manusia, itu bukanlah alat untuk mencapai tujuan, tetapi tujuan itu sendiri. Jenis kebahagiaan yang berasal dari keadaan eudaimonia lebih dekat dengan kepuasan dan sangat berbeda dengan kenikmatan. Dalam filosofinya, Aristoteles tidak memungkiri bahwa kesenangan itu penting; dia bahkan mengatakan bahwa jika kita tidak menikmati hidup, kita tidak bisa berkembang. Namun, dia mengatakan bahwa kesenangan adalah hasil dari hidup dengan baik, dan itu tidak bisa menjadi tujuan itu sendiri. Dia mempertimbangkan apakah kehormatan atau ketenaran itu memuaskan, tetapi dia menolaknya karena itu di luar kendali individu. Eudaimonia sejati adalah swasembada dan harus dicapai secara independen dari penghargaan orang lain.

Menurutnya, konsep sentral dalam etika adalah eudaimonia. Eudaimonia sering diterjemahkan sebagai kebahagiaan atau kesejahteraan, tetapi Aristoteles memaknainya lebih dari sekadar keadaan emosional yang menyenangkan. Baginya, eudaimonia merupakan tujuan utama kehidupan manusia dan mencerminkan kehidupan yang berhasil dan bermakna secara moral. Penting untuk dicatat bahwa dalam konsep eudaimonia, Aristoteles melihatnya sebagai pencapaian seumur hidup dan bukan hanya momen-momen kebahagiaan sesaat. Eudaimonia melibatkan keselarasan antara kebajikan moral dan intelektual, serta pengembangan potensi individu dan pemenuhan tujuan hidup yang bermakna.

Manusia di dunia ini pasti memiliki rasa sedih sampai bahagia, bahagia dapat kita peroleh dengan melakukan apa yang kita sukai dan meninggalkan yang kita sukai, namun harus diatur oleh aturan paham agama. Kebahagiaan adalah nikmat yang diberikan agar manusia selalu senantiasa mengingat siapa penciptaNya yang telah memberikan nikmat asa kebahagiaan tersebut.

Karena eudaimonia adalah telos dari semua kehidupan manusia, itu bukanlah alat untuk mencapai tujuan, tetapi tujuan itu sendiri. Jenis kebahagiaan yang berasal dari keadaan eudaimonia lebih dekat dengan kepuasan dan sangat berbeda dengan kenikmatan. Dalam filosofinya, Aristoteles tidak memungkiri bahwa kesenangan itu penting; dia bahkan mengatakan bahwa jika kita tidak menikmati hidup, kita tidak bisa berkembang. Namun, dia mengatakan bahwa kesenangan adalah hasil dari hidup dengan baik, dan itu tidak bisa menjadi tujuan itu sendiri. Dia mempertimbangkan apakah kehormatan atau ketenaran itu memuaskan, tetapi dia menolaknya karena itu di luar kendali individu. Eudaimonia sejati adalah swasembada dan harus dicapai secara independen dari penghargaan orang lain.

Menurutnya, konsep sentral dalam etika adalah eudaimonia. Eudaimonia sering diterjemahkan sebagai kebahagiaan atau kesejahteraan, tetapi Aristoteles memaknainya lebih dari sekadar keadaan emosional yang menyenangkan. Baginya, eudaimonia merupakan tujuan utama kehidupan manusia dan mencerminkan kehidupan yang berhasil dan bermakna secara moral. Penting untuk dicatat bahwa dalam konsep eudaimonia, Aristoteles melihatnya sebagai pencapaian seumur hidup dan bukan hanya momen-momen kebahagiaan sesaat. Eudaimonia melibatkan keselarasan antara kebajikan moral dan intelektual, serta pengembangan potensi individu dan pemenuhan tujuan hidup yang bermakna.

Dalam rangka mencapai eudaimonia, Aristoteles juga mengemukakan pentingnya etika berdasarkan "golden mean" atau jalan tengah. Ini berarti mencari keseimbangan antara ekstrem-ekstrem yang bertentangan, misalnya, tidak berlebihan atau kekurangan dalam tindakan dan perilaku.

Pada dasarnya, kebahagiaan adalah perasaan puas, tenang, dan senang yang bertahan lama dalam keberadaan kita. Setiap orang berusaha untuk selalu bahagia. Ketika kita merasa beruntung, kita berharap itu tidak akan pernah berakhir. Keinginan dan tujuan akhir setiap orang dalam hidup adalah menjadi bahagia. Setiap tindakan yang mereka lakukan ditujukan untuk mencapai kebahagiaan. Banyak dari kita masih belum mengerti, padahal kenikmatan sejati hanya bisa ditemukan di dalam diri sendiri atau pikiran sendiri, kebanyakan orang mencarinya di tempat lain. Sebenarnya uang, kekayaan dan harga diri atau kedudukan seseorang hanyalah sarana untuk mencapai kebahagiaan. Setiap makhluk memiliki caranya masing-masing untuk mencapai tujuannya. Setiap individu juga memiliki cara pandang yang unik. Berbagai sudut pandang ini didukung oleh ide dan pengetahuan satu orang, menjadi cara hidup bagi mereka. Selain itu, karena definisi orang tentang kesenangan.

Powerpoint Prof. Apollo
Powerpoint Prof. Apollo

Menurut Aristoteles kebahagiaan merupakan "Eudaimonia" adalah konsep pemikiran Aristotle sebagai Jalan Menuju Kebahagian, seperti yang dimaksud adalah tujuan hidup manusia. Eudaimonia adalah kata Yunani yang tidak dapat langsung diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris. Kadang-kadang hanya diterjemahkan sebagai "keberuntungan", tapi ini bisa diterjemahkan dan terjemahan yang lebih dekat akan menjadi "kemakmuran" atau mungkin "kemakmuran". Berbunga paling baik dipahami oleh komposisi tanaman. Jika sebuah tanaman memiliki tanah yang baik, sinar matahari dan udara yang cukup, ia penuh dengan kehidupan, tumbuh lebih kuat dan tumbuh dengan sendirinya. Ketika kondisi ini tidak terpenuhi, pertumbuhan tanaman akan terhambat.

Aristoteles menyatakan jika ingin bahagia maka seorang dapat mengembangan seluruh potensi yang ada pada diri seorang., supaya hidupmu menjadi bermutu; maka ada tiga tipe bahagia yakni:

[1] Harta

[2] Nikmat

[3] Prestasi Nama Baik

Aristoteles menolak kekayaan, seolah-olah itu diperlukan untuk kegunaannya, itu tidak cukup untuk perkembangannya yang baik. Aristoteles menyimpulkan bahwa eudaimonia dicapai dengan menjalani kehidupan aktif yang sepenuhnya mengembangkan kemampuan dan bakat alami kita sebagai individu tertentu, serta sebagai manusia. Menjadi manusia terbaik adalah menjadi manusia yang paling berbudi luhur. Untuk menjadi bajik, seseorang harus menggunakan akal untuk mengenali, mempelajari, dan mempraktikkan kebajikan.

Kebahagiaan adalah tujuan yang berharga itu sendiri, bukan sesuatu yang harus dikejar untuk tujuan lain apa pun. Dia dengan demikian menempati posisi tertinggi dalam hierarki aspirasi atau keinginan seseorang. Akibatnya, seseorang yang mengaku puas tidak mungkin membutuhkan hal lain. Jika orang yang sudah puas membutuhkan lebih, tidak masuk akal.

Menurut Aristoteles, ketika seorang mencapai kebahagiaannya, seorang itu tidak membutuhkan apa-apa lagi. Baginya, ilmu saja tidak cukup, harus bertindak. Tindakan yang dilakukan mencerminkan kemampuan manusia, tidak sia-sia. Ini disebut rasio.

Why

Karena dalam etika eudaimonia, fokusnya adalah menjalani kehidupan yang berbudi luhur dan terpenuhi daripada hanya mengejar kesenangan atau kebahagiaan subjektif. Konsep eudaimonia menekankan pengembangan kebajikan moral, penanaman keunggulan, dan realisasi potensi penuh seseorang sebagai manusia.

Selain itu Aristoteles berpendapat bahwa eudaimonia tercapai melalui praktikasi kebajikan dan kegiatan manusia yang baik. Ia percaya bahwa manusia memiliki akal budi (rasio) yang unik yang memungkinkan mereka untuk memahami prinsip-prinsip moral dan bertindak sesuai dengan mereka. Oleh karena itu, eudaimonia dapat dicapai dengan mengembangkan potensi rasionalitas dan menjalani kehidupan yang berdasarkan kebajikan. Di sisi lain, kebajikan intelektual terkait dengan pengembangan akal budi dan kemampuan berpikir rasional. Ini termasuk kebajikan seperti kebijaksanaan (wisdom), pemahaman (understanding), dan penalaran logis. Aristoteles menganggap kebajikan intelektual ini lebih tinggi daripada kebajikan moral, karena mereka melibatkan pemahaman yang mendalam tentang prinsip-prinsip moral dan kebenaran.

How

Kebahagiaan yang didambakan dalam prinsip ini adalah penyebaran energi kebaikan kepada sesama melalui tindakan nyata untuk kebaikan bersama. Karena kebahagiaan eudaimonia adalah kebahagiaan sejati, kebahagiaan itu tidak hilang atau habis begitu sumbernya hilang dari pandangan atau perasaan. Teori etika mengacu pada konsep eudaimonia sering menekankan kebajikan seperti kebijaksanaan, keberanian, keadilan, moderasi, dan kasih sayang dan ini dianggap sebagai panutan dalam membimbing individu dalam membuat pilihan etis yang mengarah pada kehidupan yang baik dan bermakna.

Setiap orang bisa mencapai kebahagiaan dengan caranya masing-masing. Kemampuan setiap individu untuk mencapai kebahagiaan juga berbeda. Semakin seseorang menganggap kebahagiaan sebagai tujuan akhir dalam hidup, semakin fokus dan mendalam dia dalam menjalani hidup bahagia. Aristoteles berpendapat bahwa orang harus melakukan aktivitasnya sesuai dengan kebajikannya agar mereka bahagia. Kebajikan yang dimaksud oleh Aristoteles adalah keutamaan yang mendorong manusia untuk berbuat baik. Sebaliknya, hidup sesuai dengan kebajikan yang dimaksud oleh Aristoteles adalah kehidupan yang benar-benar diatur. kehidupan yang diatur oleh norma-norma etika dan moral yang umumnya dianut dalam masyarakat tertentu. Dalam hal ini, aturan moral harus dianggap dapat dipahami dan berasal dari dorongan manusia, bukan dari sumber eksternal.

Arti utamanya adalah bahwa kehidupan moral membawa kebahagiaan; kebahagiaan dicapai melalui pengembangan aktif dimensi manusia yang diperlukan, bukan melalui keinginan malas untuk menikmati semua yang menyenangkan. Aristoteles menunjukkan bahwa hidup yang bermakna dapat membuat seseorang bahagia.

Dalam mengembangkan Kebahagiaan untuk diri sendiri dan orang lain adalah prinsip utama dari keyakinan ini. Aristoteles mengatakan bahwa untuk mencapai eudaemonia ini diperlukan empat hal, yaitu:

1. Kesehatan bisa bernafas

2. Masih penuh perasaan

3. Kemerdekaan

Selain itu, Aristoteles menyatakan bahwa eudaimonia dicapai melalui praktik kebajikan dan aktivitas manusia yang baik. Dia percaya bahwa orang memiliki alasan (nalar) unik yang memungkinkan mereka untuk memahami dan bertindak berdasarkan prinsip-prinsip moral. Oleh karena itu, eudaimonia dapat dicapai dengan mengembangkan potensi rasionalitas dan menjalani kehidupan berdasarkan kebajikan. Di sisi lain, kebajikan intelektual terkait dengan pengembangan nalar dan kemampuan berpikir rasional. Ini termasuk kebajikan seperti kebijaksanaan, pemahaman dan penalaran logis. Aristoteles menganggap kebajikan intelektual ini lebih tinggi daripada kebajikan moral karena melibatkan pemahaman yang mendalam tentang prinsip dan kebenaran moral.

Pada tingkat praktis, pengembangan bakat dan pencapaian prestasi melibatkan upaya dalam mengasah dan memperluas kemampuan dan potensi individu. Misalnya, jika seseorang memiliki bakat dalam musik, mereka dapat mengembangkan keterampilan musik mereka melalui latihan dan pendidikan yang berkelanjutan. Mereka dapat belajar, berlatih, dan berinovasi dalam bidang musik tersebut untuk mencapai prestasi yang luar biasa.

Prestasi dalam etika eudaimonia Aristoteles bukan hanya tentang pencapaian materi atau popularitas semata, tetapi juga tentang menyalurkan bakat dan potensi secara produktif dan membangun nilai-nilai moral. Aristoteles menekankan pentingnya kebajikan moral dalam setiap tindakan dan pencapaian. Oleh karena itu, dalam upaya membangun nama atau mencapai prestasi, individu harus bertindak sesuai dengan prinsip-prinsip moral dan menjunjung tinggi kebajikan seperti kejujuran, keadilan, kesederhanaan, dan kedermawanan.

Menggembangkan potensi unik dalm diri, bagi yang belum mengenal diri sendiri memang sulit untuk mengembangkan potensi yang ada, namun bagi yang sudah mengenal diri akan lebih mudah mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya, karena kita tahu apa yang kita mampu dan apa yang kita bisa. Mengerjakan . ingin. Ada cara untuk meningkatkan potensi yang kita miliki, yaitu mempelajari dasar-dasar tentang potensi itu dan bertahan untuk memaksimalkannya. Hal terpenting tentang pengembangan potensi adalah konsistensi.

Menggunakan potensi diri untuk mencapai prestasi kebahagiaan hidup,dengan mengetahui potensi kita dan bagaimana mengembangkannya, kita dapat menggunakan potensi kita untuk menjadi bahagia. Jika kita menikmati potensi kita, itu akan bertahan selamanya, karena potensi itu berasal dari dalam diri kita. Ini terkait dengan gagasan kebahagiaan abadi, yang dihasilkan sendiri, atau eudaimonia. Aristoteles membedakan kebahagiaan dan kesenangan. Dia percaya bahwa kepuasan, kebahagiaan atau kesenangan adalah hal yang sama dan bersifat sementara. Tidak sama dengan kebahagiaan yang berlangsung selamanya. Kebahagiaan adalah tujuan dari setiap pertanyaan yang kita cari. 

Berbeda dengan konsep Aristoteles Sedangkan konsep kebahagiaan menurut Al-Ghazali (filsuf Islam) dijelaskan bahwa, kebahagiaan dibagi menjadi dua yaitu yang dapat dirasakan melalui anggota badan dan yang dapat dirasakan melalui hati atau jiwa. Jika kebahagiaan dirasakan atau didapatkanpa oleh anggota badan maka bahagialah anggota badannya, dan apabila kebagiaan dirasakan atau didapatkan oleh hati maka hati atau jiwanya bahagia.

Daftar Pustaka

Filsafat Aristoteles: Eudaimonia dan Etika Kebijakan. (2022) https://www.thecollector.com/aristotle-philosophy-virtue-ethics-eudaimonia/

Ezra Najwa Wahyu Zakarsyi: Aristoteles dan Kebahagiaan. (2022) https://anakpanah.id/post/Aristoteles-dan-Kebahagiaan 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun