Mohon tunggu...
Ridho Antaber
Ridho Antaber Mohon Tunggu... Freelancer - Spearfisher, Furniture Assembler

Memiliki minat pada konten-konten sosial budaya, pendidikan, psikologi, self improvement dan humor.

Selanjutnya

Tutup

Humor

Pembelaan terhadap Gunting

24 Januari 2022   12:14 Diperbarui: 24 Januari 2022   12:21 369
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi : pixabay.com

Mungkin kamu pernah mendengar atau membaca sebuah kata mutiara yang berbunyi "jadilah seperti jarum yang menyatukan yang terpisah.  Jangan seperti gunting ; memisahkan yang bersatu". 

Saya merasa tak setuju dengan kata yang satu ini, sebab kita diperdaya untuk melihat jarum sebagai si bawang putih yang baik hati dan gunting sebagai antagonis si bawang merah yang kejam. Kita diperdaya seakan-akan jarum itu baik dan gunting itu buruk. 

Apakah ini adil ? padahal esensi keduanya baik. Bagaimana jika kita mengatakan "jadilah seperti jarum dan gunting ; bersatu dan saling melengkapi dalam pembuatan pakaian".

Jika keduanya punya sisi baik, kenapa tidak menganalogikan keduanya dalam sisi yang sama ?

Memanglah sifat manusia ; jika sesuatu disenangi, terlihat baiknya. Jika dibenci, yang terlihat hanya  buruknya. Padahal gunting itu menggunting untuk kebaikan juga. Menggunting bahan pakaian agar bagus dan proporsional, kemudian dijahit dengan jarum penjahit agar menyatu dan rapi. Mereka saling bekerja sama dan sama penting fungsinya.  

Demikian juga pada kasus khitanan, apa kamu kira itu barang langsung dijahit tanpa digunting ? sama sama dibutuhkan fungsinya, sama-sama bermanfaat. Namun peradaban manusia semakin canggih, sekarang itu barang sudah bisa dilaser, fungsi gunting jadi agak lengser. Eh, kemana perginya ini. 

Oke, closing statement. 

Maka berhentilah menghakimi gunting sebab gunting tidak salah. Yang bisa salah adalah perilaku manusia dalam penggunaannya, sebab kesalahan dan keburukan hanya disandang oleh jin dan manusia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun