* Ruang Lingkup Jurnalistik
menggambarkan ruang lingkup terhadap suatu disiplin ilmu yang sedang berkembang bukanlah hal yang mudah. Hingga kini sebetulnya belum ada ruang lingkup jurnalistik yang dapat diterima semua kalangan.
Kendati sudah memadai namun belum begitu terperinci, namun ruang lingkup jurnalistik yang diketengahkan oleh M.O Palapah dan Syamsudin (1976) dalam bukunya 'Studi Ilmu Komunikasi" sampai saat ini tetap menjadi rujukan atau literasi dari studi ilmu Komunikasi maupun kajian ilmu Jurnalistik. Dalam hal ini, keduanya membagi ruang lingkup jurnalistik ke dalam dua bagian, yakni News dan Views.
1. News
N1ews adalah berita, yakni penyajian kumpulan bahan keterangan (informasi) atau laporan mengenai suatu peristiwa atau kejadian yang terbaru (aktual) serta laporan mengenai fakta-fakta yang aktual, menarik perhatian, dinilai penting atau luar biasa. News terdiri atas Straight News dan Feature News.
A. Straight News
Adalah berita langsung, dalam arti penulisan berita ini ditulis apa adanya berdasarkan fakta atas kejadian. Tidak berbelit belit serta mengutamakan nilai aktualitas. Sifat utamanya adalah lugas, singkat dan langsung ke pokok persoalan dengan dukungan fakta-fakta akurat, namun tanpa mengabaikan kelengkapan data dan obyektivitas.
Berita jenis ini harus memenuhi unsur 5W+1H secara ketat dan harus cepat-cepat disiarkan atau dipublikasikan, karena terlambat sedikit maka berita akan dianggap basi. Straight news terdiri atas :
-Matter of Fact News
Adalah berita yang hanya mengemukakan fakta utama yang terlibat dalam suatu peristiwa itu saja. Berita langsung jenis ini ditulis cenderung pendek, terdiri atas dua atau tiga alinea.
-Interpretative Report
Adalah pengungkapan peristiwa disertai usaha memberikan arti pada peristiwa tersebut, menyajikan interpretasi (Jakob Oetama, 1975). Berita interpretatif memfokuskan pada sebuah isu, masalah, atau peristiwa-peristiwa yang bersifat kontroversial. Namun demikian, fokus laporan beritanya masih tetap menyampaikan tentang fakta yang ada dan bukan opini. Dalam jenis berita ini, wartawan atau penulis dituntut untuk dapat melakukan analisis dan menjelaskan persoalan yang terjadi dengan jelas. Berita jenis ini sangat tergantung pada pertimbangan nilai (value) dan fakta yang ada. Wartawan yang menulis berita ini pada umumnya mencoba menerangkan berbagai peristiwa publik melalui penggalian informasi yang diperoleh langsung dari para narasumber. Laporan interpretatif biasanya dipusatkan untuk menjawab pertanyaan "mengapa", misalnya mengapa kenaikan BBM diprotes rakyat? mengapa calon presiden harus yang tegas? Mengapa aksi terorisme semakin menggejala? Mengapa aksi demo selalu marak terjadi? Dan lain sebagainya. Untuk dapat menurunkan berita jenis ini, wartawan biasanya mencari alasan-alasan dengan menggali informasi dari para narasumber yang terpercaya.
-Reportage
Menurut kaidah Jurnalistik, reportage atau reportase adalah pemberitaan suatu peristiwa, pernyataan, keterangan, pendapat atau ide melalui teknik liputan langsung ke tempat kejadian, wawancara atau studi literasi. Sementara menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990), reportase adalah pemberitaan, pelaporan, dan teknik yang diajarkan kepada wartawan mengenai laporan kejadian berdasarkan pengamatan atau sumber tulisan.
B. Feature News
Berita feature atau feature adalah merupakan tulisan khas yang menggabungkan unsur jurnalistik dengan unsur sastra serta dapat mengabaikan segala aktualitas. Feature dapat mengajikan kebenaran objektif namun juga terkadang subjektif dan cenderung mengutamakan segi minat insani. Materinya bersifat ringan, menghibur, menenangkan, merangsang dan menimbulkan rasa emosional serta mengundang imajinasi pembaca dan memberi, menambah atau meningkatkan informasi tentang suatu keadaan atau peristiwa, masalah, gejala, proses, aspek-aspek kehidupan, termasuk juga latar belakang. (Pratikno, 1984).
Sekaitan dengan itu, menurut Wolseley dan Campbell, berita feature terdiri atas beberapa jenis, antara lain, 1) Feature minat insani; 2) Feature sejarah; 3) Feature biografi; 4) Feature perjalanan; 5) Feature yang mengajarkan keahlian; 6) Feature ilmiah.
2. Views
Views adalah opini, pandangan atau pendapat mengenai suatu masalah, kejadian atau peristiwa. Secara garis besar, Views terdiri atas editorial, special artikel, coloum dan feature artikel.
A. Editoriald
Editorial atau tajuk rencana adalah opini berisi pendapat atau sikap resmi suatu media sebagai institusi penerbitan terhadap persoalan aktual, fenomenal, atau kontroversial yang berkembang di masyarakat. Opini yang ditulis pihak redaksi diasumsikan mewakili redaksi sekaligus mencerminkan pendapat dan sikap resmi media yang bersangkutan.Adapun editorial atau tajuk rencana sebuah media mempunyai sifat-sifat, di antaranya :
* Krusial dan ditulis secara berkala, namun tergantung dari jenis terbitan medianya sendiri, bisa harian (daily), atau mingguan (weekly), atau dua mingguan (biweekly) dan bahkan bulanan (monthly).
* Isinya menyikapi situasi yang berkembang di masyarakat luas, baik aspek sosial, politik, ekonomi, budaya, hukum, pemerintahan atau olahraga bahkan hiburan, tergantung jenis liputan medianya.
* Memiliki karakter atau konsistensi yang teratur kepada pembacanya terkait sikap dari media massa yang menulis tajuk rencana.
* Terkait erat dengan kebijakan media atau kebijakan media yang bersangkutan. Karena setiap media mempunyai perbedaan iklim tumbuh dan berkembang dalam kepentingan yang beragam, yang menaungi media tersebut.
B. Special Articles
Merupakan tulisan lepas berisi opini seseorang yang mengupas tuntas suatu masalah tertentu yang sifatnya aktual dan atau kontroversial dengan tujuan untuk memberitahukan (informatif), memengaruhi dan menyakinkan (persuasif argumentatif) atau menghibur khalayak pembaca (rekreatif). Secara teknis jurnalistik, artikel adalah salahsatu bentuk opini yang terdapat dalam surat kabar atau majalah.
C. Column
Adalah opini singkat seseorang yang lebih banyak menekankan aspek pengamatan dan pemaknaan terhadap suatu persoalan atau keadaan yang terdapat atau terjadi di dalam masyarakat. Kolom lebih banyak mencerminkan cap pribadi penulis. Sifatnya memadat memakna, berbeda dengan sifat artikel yang memapar melebar. Kolom ditulis secara inferensial, sementara artikel ditulis secara referensial. Biasanya dalam tulisan kolom terdapat foto sang penulis.
D. Feature Articles
Feature artikel adalah tulisan-tulisan mengenai suatu keadaan, kejadian, sesuatu hal, seseorang, sesuatu pikiran, sesuatu idiologi, tentang ilmu pengetahuan dan seterusnya yang dikemukakan sebagai pemberitaan dan atau informasi dengan tekanan terutama pada segi-segi rasa manusiawi yang mengandung nilai hiburan.Berbeda dengan feature berita yang terikat pada deadline, penulisan feature artikel dapat lebih tenang, tidak terburu-buru oleh waktu bahkan ada feature artikel yang apabila misalnya di muat setahun kemudian masih tetap dapat diterima dan dinikmati oleh pembacanya.
Sementara perbedaannya dengan artikel adalah bahwa artikel lebih mengarah dan mengandung teori, pendapat, dan permasalahan. Karenanya tulisan artikel menjadi teoritis dan problematis bahkan menyebabkan pembaca mengernyitkan dahi ketika membacanya. Sedangkan feature artikel penuh dengan cerita human interest (Adi Subrata, 1991).
Selain menghibur dan informatif, feature artikel juga di tulis dan diwarnai secara pribadi oleh wartawan atau penulisnya itu sendiri. Sengaja diwarnai agar menarik dibaca, sesuai dengan fungsi feature itu sendiri, yakni mengemukakan suatu pribadi dan melukiskan suasana.
Karakteristik Jurnalistik
Jurnalistik atau jurnalisme menurut Luwi Ishwara (Kris Budiman, 2005) dalam bukunya yang berjudul "Dasar-Dasar Jurnalistik" mempunyai ciri-ciri atau karakteristik yang penting untuk diperhatikan, antara lain :
* Skeptis; adalah sikap untuk selalu mempertanyakan segala sesuatu, meragukan apa yang diterima, dan mewaspadai segala kepastian agar tidak mudah tertipu. Inti dari skeptis adalah keragu-raguan. Karenanya, media massa biasanya tidak puas dengan permukaan sebuah peristiwa serta enggan untuk mengingatkan kekurangan yang ada di dalam masyarakat. Wartawan akan terjun langsung ke lapangan, berjuang, serta menggali hal-hal yang eksklusif dari suatu peristiwa sebagai bahan berita.
* Bertindak (action); adalah wartawan tidak menunggu sampai peristiwa itu muncul, tetapi ia akan mencari dan mengamati dengan ketajaman naluri seorang wartawan (sense of social).
* Berubah; adalah perubahan merupakan hukum utama jurnalisme. Media bukan lagi sebagai penyalur informasi, tetapi bertindak sebagai fasilitator, penyaring (filter) dan pemberi makna dari sebuah informasi.
* Seni dan Profesi; adalah wartawan melihat dengan mata yang segar pada setiap peristiwa untuk menangkap aspek-aspek yang unik dan menarik di tengah kehidupan masyarakat.
* Peran Pers; adalah pers sebagai pelapor, bertindak sebagai mata dan telinga publik. Melaporkan peristiwa-peristiwa di luar pengetahuan masyarakat dengan netral dan tanpa prasangka. Selain itu, pers juga harus berperan sebagai interpreter, wakil publik, peran jaga (watchdog), dan pembuat kebijaksanaan serta advokasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H