Sementara perbedaannya dengan artikel adalah bahwa artikel lebih mengarah dan mengandung teori, pendapat, dan permasalahan. Karenanya tulisan artikel menjadi teoritis dan problematis bahkan menyebabkan pembaca mengernyitkan dahi ketika membacanya. Sedangkan feature artikel penuh dengan cerita human interest (Adi Subrata, 1991).
Selain menghibur dan informatif, feature artikel juga di tulis dan diwarnai secara pribadi oleh wartawan atau penulisnya itu sendiri. Sengaja diwarnai agar menarik dibaca, sesuai dengan fungsi feature itu sendiri, yakni mengemukakan suatu pribadi dan melukiskan suasana.
Karakteristik Jurnalistik
Jurnalistik atau jurnalisme menurut Luwi Ishwara (Kris Budiman, 2005) dalam bukunya yang berjudul "Dasar-Dasar Jurnalistik" mempunyai ciri-ciri atau karakteristik yang penting untuk diperhatikan, antara lain :
* Skeptis; adalah sikap untuk selalu mempertanyakan segala sesuatu, meragukan apa yang diterima, dan mewaspadai segala kepastian agar tidak mudah tertipu. Inti dari skeptis adalah keragu-raguan. Karenanya, media massa biasanya tidak puas dengan permukaan sebuah peristiwa serta enggan untuk mengingatkan kekurangan yang ada di dalam masyarakat. Wartawan akan terjun langsung ke lapangan, berjuang, serta menggali hal-hal yang eksklusif dari suatu peristiwa sebagai bahan berita.
* Bertindak (action); adalah wartawan tidak menunggu sampai peristiwa itu muncul, tetapi ia akan mencari dan mengamati dengan ketajaman naluri seorang wartawan (sense of social).