Pendahuluan
Â
Anak-anak berada dalam fase penting perkembangan emosional dan kognitif selama masa pertumbuhan mereka. Menurut Sujiono (2017), masa ini adalah periode perkembangan yang pesat, di mana anak-anak membutuhkan stimulasi yang tepat untuk mendukung kreativitas dan ekspresi diri. Salah satu cara yang efektif untuk memenuhi kebutuhan ini adalah melalui seni musik. Musik tidak hanya menjadi sarana hiburan, tetapi juga alat pembelajaran yang mampu memperkaya perkembangan emosional anak (Sutikno, 2020).
Â
Kecerdasan emosional, sebagaimana dijelaskan oleh Goleman (2009), mencakup kemampuan untuk mengendalikan diri, bertahan dalam menghadapi masalah, mengelola impuls, memotivasi diri, mengatur suasana hati, berempati, dan menjalin hubungan dengan orang lain. Kemampuan-kemampuan ini sangat penting bagi anak-anak untuk menghadapi tantangan di era digital yang serba cepat dan penuh tekanan. Lebih lanjut, Lawrence E. Shapiro (1998) menguraikan bahwa kecerdasan emosional adalah bagian dari kecerdasan sosial yang melibatkan kemampuan untuk memantau perasaan diri sendiri dan orang lain. Anak-anak dapat memilah dan menggunakan informasi emosional untuk memandu pemikiran serta tindakan mereka.
Â
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan musik secara terstruktur dan terarah berperan signifikan dalam menumbuhkan kecerdasan emosional anak. Prosesnya melibatkan identifikasi emosi anak, menciptakan suasana rileks, komunikasi yang jelas, penggunaan kata-kata motivasi positif, dan integrasi musik selama pembelajaran. Penerapan musik terbukti secara signifikan meningkatkan kecerdasan emosional anak berdasarkan analisis statistik menggunakan uji Wilcoxon, yang mendukung hipotesis penelitian. Hal ini menegaskan pentingnya musik sebagai metode efektif dalam pengembangan kecerdasan emosional anak (Isnaini et al., 2015).
Â
Pembahasan
Â
Â