Mohon tunggu...
Ridho _0
Ridho _0 Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya mencoba untuk menulis karya saya dengan baik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sedikit Cerita tentang Kehidupan Sunan Kalijaga

13 Oktober 2022   08:25 Diperbarui: 13 Oktober 2022   08:44 754
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sunan kalijaga merupakan Ayahanda dari Sunan Muria Sunan Kalijaga terkenal dengan dakwahnya yang memadukan unsur Islam dengan kebudayaan masyarakat Jawa  pada suatu desa di utara Jawa masyarakatnya mengalami paceklik disebabkan oleh kemarau panjang yang tak berkesudahan Hai Mereka pun semakin sengsara dikarenakan harus membayar pajak oleh pemerintah Majapahit Raden Said kecil adalah seorang Putra bangsawan Adipati Tuban Meskipun begitu ia menyukai kehidupan bebas yang tidak terikat pada adat-istiadat kebangsawanan ia gemar bergaul dengan rakyat jelata Dan dari situ ia menjadi paham tentang kehidupan masyarakat Tuban jika malam tiba haden saat kecil suka berdiam diri di kamarnya dan mengumandangkan ayat-ayat al-qur'an ditemani benar Sinar Pelita Iya akan mengumandangkan ayat al-qur'an itu hingga larut malam sampai para penjaga Kadipaten tertidur lelap Hai setelahnya ia akan mengambil sebagian hasil bumi yang diambil dari rakyat untuk disetorkan ke pemerintahan Majapahit hasil bumi tersebut Kemudian dibagi-bagikan pada rakyat yang saat itu sangat membutuhkannya tentu saja para rakyat yang menerima Rezeki itu terkaget kaget sekaligus girang menerima rezeki yang tak terduga Hai Mereka pun tak pernah tahu siapa yang memberikan rezeki itu pada mereka karena Raden Said melakukannya secara diam-diam tiap malam Raden Said terus melakukan perbuatannya hingga Suatu hari ia ketahuan oleh Kepala penjaga Kadipaten ayahnya sang Adipati wilatikta kemudian hukumnya ia dikurung pada sebuah kamar kosong selama kurang lebih satu bulan namun di hari-hari terakhir masa penggorengannya Raden Said kabur dan meninggalkan istana Kadipaten Raden Said berkelana mengembara ke Oh iya masih mencuri harta milik saudagar kaya yang kikir untuk dibagikan ke Hai meskipun ia mencuri ia tidak pernah memakai hasil curiannya itu untuk dirinya sendiri melainkan untuk diberikan pada kaum fakir suatu ketika di pelosok hutan tempat ia singgah yaitu alas Jatiwangi Raden Said dikejutkan oleh kedatangan seorang lelaki tua dengan jubah putih-putih lelaki tua tersebut membawa tongkat yang gagangnya berjerawar emas Raden Said lantas merebut tongkat itu dari tangan lelaki tua dan membuatnya tersungkur di rumputan Raden Said mengamati tongkat yang ia kira terbuat dari emas itu Namun ternyata tongkat tersebut hanya terbuat dari Kuningan lantas ia mengulurkan tongkat Itu kembali kepada pemiliknya namun lelaki tua itu malah menangis kesakitan jangan menang Hai ini tongkatmu kembalikan bukan ataukah itu yang kutangisi ujar lelaki tua itu sembari memperlihatkan beberapa jemput rumput di tangannya ya doa aku telah berbuat dosa berbuat kesia-siaan rumput ini tercabut ketika aku jatuh tersungkur tadi hanya beberapa jemput rumput saja kau merasa berdosa tanya lagi insight Oh ya aku telah berdosa karena aku mencabutnya tanpa suatu keperluan Andaikata kucabut guna makanan ternak itu tidak mengapa tapi untuk suatu kebiasaan itu benar-benar berdosa jawab si lelaki tua itu lelaki tua tersebut lantas beranjak dan kemudian duduk pada sebuah batu kali besar di dekat pohon cendana Hai apa yang sesungguhnya kau cari Saya menginginkan harta untuk diberikan pada fakir miskin dan rakyat yang menderita jawab Raden Said ini sungguh mulia hatimu sayang caramu kruk Hai lelaki tua itu hanya tersenyum menjawab perkataan Raden site Hai kamu bersedekah dengan barang haram atau Mencuri itu sama halnya kau mencuci pakaian dengan air kencing Allah itu adalah zat yang baik hanya menerima amalan yang baik atau halal Hai Raden Said tercengang mendengar keterangan si lelaki tua itu perasaan malu mulai merasuki Lubuk hatinya banyak hal terkait usaha untuk menuntaskan kemiskinan dan penderitaan rakyat tapi bukan hanya dengan memberi bantuan makan atau uang melainkan memperingatkan para penguasa zalim yang semena-mena pada rakyat kau juga harus membimbing rakyat ujar si lelaki tua itu memperingatkan Raden Said Hai Raden Said kembali terpana dan seperti diingatkan bahwa perbuatannya selama ini kurang tepat jika engkau tak mau kerja keras dan hanya ingin beramal dengan cara seperti itu maka Ambillah itu itu barang halal Ambillah sesukamu lelaki tua itu menunjuk pohon cendana dibalik tubuhnya dan seketika pohon cendana itu berubah menjadi pohon emas Sepasang Mata Raden Said terbelalak mendapati pohon yang berubah menjadi Mas itu lelaki tua tersebut lantas meninggalkan Raden Said yang masih terpana melihat kejadian yang baru pertama kali ya lihat Hai setelah sadar dari lamunannya yang cukup lama Raden Said lantas mengejar si lelaki tua itu di tunggu teriak Raden Said Hai lelaki tua itu berhenti persis di bibir Sungai Sudikah Kiranya Tuhan menerimaku sebagai Aku mau belajar apa kau padaku tanya si lelaki tua belajar agama jawaban yang Said Hai kemudian lelaki tua itu menancapkan tongkatnya di pinggir sungai Raden Said diperintah untuk menunggu tongkat itu dan tidak boleh beranjak sebelum lelaki tua itu kembali menemuinya Raden Said menerima syarat dan ujian dari lelaki tua itu selanjutnya sang lelaki tua menyebrangi sungai anehnya ia bisa berjalan di atas air bagaikan berjalan di daratan Hai ada yang saya terpana ia menyadari bahwa lelaki tua itu berilmu tinggi Waskita dan mungkin saja golongan para wali setelah lelaki tua itu hilang dari pandangan mata Raden Said ia teringat suatu kisah yang dibacanya dalam Alquran yaitu kisah Ashabul Kahfi yang menceritakan para pemuda yang meminta Tuhan supaya ditidurkan di gua cafe untuk berdoa doa Raden Sahid terkabul ia tertidur selama hampir tiga tahun dalam doanya tiga tahun kemudian lelaki tua itu data menghampiri Raden Said yang masih tertidur dalam doanya Iya kemudian membangunkan Raden Said membersihkan dirinya dan juga memberikan pakaian baru yang bersih putih Hai di kemudian hari Raden Said diberikan pelajaran agama oleh lelaki tua itu sesuai dengan tingkatannya yaitu tingkat para waliyulloh Hai lelaki tua itu sesungguhnya adalah Sunan Bonang salah seorang dari Wali Songo yang menyebarkan ajaran agama Islam di tanah Jawa Hai di kemudian hari Raden Said dikenal masyarakat dengan panggilan Sunan Kalijaga yang berarti orang yang menjaga sungai karena ia pernah bertepi selama tiga tahun di pinggir sungai untuk menuntut ilmu agama bersama Sunan Bonang Iya kemudian diperintahkan untuk terjun langsung dalam menyebarluaskan ajaran Islam keseluruh pelosok Jawa yang kala itu masyarakatnya masih memeluk aliran kepercayaan dan agama lama dari kisah perjalanan Arif Sunan Kalijaga kita dapat belajar bahwa dalam menularkan perilaku Arif harus disertai pula dengan perbuatan yang bijaksana seperti yang diajarkan Sunan Bonang pada Sunan kalijaga

Cerita tersebut sangat menarik apalagi kita sebagai umat muslim pasti mengagumi beliau, banyak hikmah yang dapat diambil 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun