Meski aku bisa menerima dia "apa adanya" (bener-bener mencoba), tapi itu tidak cukup. Kenyataannya justru saya tidak memenuhi kualifikasinya. I feel rejected. I am not the right woman for him, and he's not the right man for me afterall. We're not in the same frequence.
Meskipun pada mulanya saya merasa dia salah karena membiarkan ini berlarut-larut (karena gw pikir why did it take so long for him to say this). Ini suatu hasil yang baik buat kita sih. Daripada pas nikah nanti nyesel, lebih ngeri lagi kan.Â
Semoga ke depan nanti bisa dijodohkan dengan orang yang se-frekuensi. That's it. Wish me luck!
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!