Karena aku yang bikin desain, aku berusaha membuat desain yang bagus, agar desain yang kuinginkan, kusukai bisa kukenakan. Aku pun bikin tiga desain kaos, sebut saja A, B, dan C. Dan A adalah desain yang bagus. Yang kugadang-gadang bakal dibikin. B dan C kubuat jelek dengan penuh kesengajaan.
Tapi kau tahu apa yang terjadi? Kaos B, yang menurutku jeleklah yang dapat votingan terbanyak. Tentu aku kesal sekali. Kenapa tidak ada yang menyadari kalau desain A itu bagus?! Argh! Tapi setidaknya aku dapat pelajaran dari hal ini, hanya orang yang bisa bikin desain yang tahu mana desain yang bagus.
Namun tetap saja, akhirnya kaos itu yang dibuat. Dan aku sempat ogah-ogahan untuk mau ikut bikin kaos itu. Tapi temanku memaksa. Dia bilang, "masa' kamu yang bikin desain malah gak ikut. Ya jangan gitu dong. Kamu harus ikut." Dan aku pun ikut dengan terpaksa. Dengan sadar bahwa aku terpaksa.
Lalu saat ada acara baksos, saat semuanya memakai kaos seragam. Eh, ternyata tidak semuanya. Ada satu orang yang tidak. Dan aku baru tahu kalau ada yang tidak bikin kaos saat itu. Dan sialan! Aku merasa bodoh sekali! Lagi! Kenapa aku sulit sekali berkata tidak! Atau mungkin kenapa aku mudah sekali dipalak! Fak!
Bagiku ini seperti dipalak. Hidup adalah pilihan. Tapi pilihanku dipalak orang lain.
Dan sekarang kejadian serupa terjadi, saat aku ikut komunitas literasi di kota Pekalongan. Aku disuruh ikut bikin PDH. Pakaian Dinas Harian. Aku tidak suka itu. Menurutku itu aneh, norak, untuk dijadikan seragam. Lebih baik jaket hoodie, atau kaos. Jika tidak, maka aku tidak ikut.
Kali ini aku tidak seperti dulu lagi, aku tidak anut grubyuk. Saat dirayu, dipaksa membikin kaos aku menolak. Tapi sungguh aku tidak suka dengan caranya merayu memaksa itu. Itu memaksaku membuang-buang energi melakukan penolakan. Dan rasanya tidak enak sekali bicara seperti itu.
Dia bilang, "kalau mayoritas setuju, maka aku harus menerima. Menerima dalam arti mau ikut bikin seragam PDH."
Aku bilang, "ya kalau yang setuju ya silakan buat. Kalau yang enggak, ya enggak."
"Ya nanti gak kompak, gak seragam,"
"Kalau aku lebih suka seragamnya kaos,"