"Enak ya kalau di rumah ada WiFinya," pikirku. Aku membayangkan seandainya ada WiFi di rumahku, aku lebih mudah mengurus bisnis online-ku. Tepatnya baju koko dan sarung batik. Nanti aku tidak perlu khawatir soal kuota untuk urusan upload produk, bikin konten, marketing, balesin chat pembeli dan keperluan bisnis online lainnya.
Kalau kamu gimana? Apa yang akan kamu lakukan jika ada WiFi di rumah? Atau sekarang sudah ada? Terus biasanya kamu memakai WiFi untuk apa? Setiap orang pasti punya keperluan tersendiri yang berbeda-beda dalam menggunakan internet. Dan itu tak masalah. Tapi persoalan berikutnya adalah apakah kita betul-betul perlu itu? Jika iya, seberapa serius kita berupaya memenuhi keperluan itu?
Nah itu dia yang jadi persoalanku. Semenjak ada WiFi di rumah, aku jadi lebih leluasa, lebih mudah, lebih cepat dalam mengakses internet, tapi karena itu juga aku jadi melalaikan apa yang sebenarnya jadi keperluan utamaku. Jadi jangan-jangan yang kubayangkan tadi itu omong kosong ya?Â
Karena faktanya, aku lebih sering lihat-lihat Instagram atau FB dengan tanpa arah alias boomscrolling, nonton YouTube dan tak henti-hentinya mengikuti rekomendasi yang diberikan oleh sistem YouTube, dan hiburan-hiburan lainnya. Alias kecanduan. Mungkin yang kupikirkan saat itu, "daripada mengurus bisnis-online-lalu-mungkin-dapat-uang-lalu-mungkin-bisa-bersenang-senang lebih baik bersenang-senanglah sekarang. Jangan ditunda-tunda!"
Jika kamu bertanya padaku, "apa yang kurasakan atas kehadiran WiFi di rumahku?"Â Maka jawabannya aku merasa sangat senang. Iya, mana mungkin aku tidak senang? Aku bisa mengakses hiburan tanpa batas. Habis bangun tidur, pagi-pagi saja aku sudah bisa tertawa-tawa, mendapatkan kesenangan maksimal. Bayangkan: itu aku masih dalam posisi rebahan lho.
Tapi sayangnya aku sekaligus bingung. Serius. Aku merasa senang sekaligus bingung, dalam arti kehilangan arah atau/dan tidak yakin setiap langkah yang kuambil. Sebab produktivitasku dalam mengelola bisnis online malah tambah tidak optimal. Namun setidaknya, kemudiannya aku jadi mau tak mau harus berpikir ulang. Alhasil, aku sadar akan dua hal: aku tidak begitu menyukai bisnisku dan aku amat butuh bersenang-senang.
Jadi ini bukan soal WiFinya. Ini soal kesiapan atau mungkin kebijaksanaanku dalam memakainya.
Agaknya aku tahu bagaimana menyelesaikan dua persoalanku itu, yaitu:
Satu, buatlah batasan-batasan tertentu pada aktivitas bersenang-senangku dan aktivitas bisnis online-ku. Kapan waktunya mengurus bisnis, kapan waktunya bersenang-senang harus jelas terjadwal. Dan ditepati tentunya.
Dua, buatlah bisnisku menjadi pekerjaan yang menyenangkan. Bukannya membebankan.
Untuk yang satu, sepertinya aku bisa. Tetapi ya fakta sejarahnya, membuktikan sebaliknya. Hahaha. Untuk yang dua, aku tidak bisa. Sebab aku tidak tahu bagaimana caranya membikin bisnis jualan baju koko dan sarung batik ini jadi menyenangkan. Aku tidak tahu sama sekali.