Lalu, waktu yang menjawab. Alias aku dipaksa mengambil langkah jelas. Sesudah sekian lama berlangganan WiFi, setahun lebih. Aku sadar jika pemasukkanku tak pasti dan ini akan jadi pertukaran yang kurang menguntungkan jika aku berlangganan WiFi.Â
Aku rugi. Banyak lagi. Kalau niatnya mau pakai internet hanya untuk bisnis online yang tidak belum begitu aku mau seriusin, mau totalitasin, ya silakan pakai kuota saja. Itu sudah cukup. Mungkin itu hanya memakan sedikit kuota. Atau jika mau gratis, silakan mampir ke perpustakaan kota. Atau mampir ke masjid juga bisa. Ohya, by the way, di tempatku ada masjid yang ada WiFinya.Â
Dan kau tahu, WiFinya gratis-tis, tapi dibatasin. Hanya bisa diakses sehari 1 jam. Dan itu salah satu yang menyadarkanku, selain karena aku tidak punya uang yang cukup banyak untuk bayar WiFi.
Akhirnya aku putuskan bahwa aku harus putuskan WiFi yang terpasang di rumahku. Tapi itu tak masalah kok, setidaknya aku jadi paham betul saat seperti apa aku akan pasang WiFi lagi. Mungkin saat aku punya beberapa pegawai admin sosmed. Tapi yang jelas saat aku pasang WiFi lagi itu tidak boleh jadi penggunaan internet yang minim faedah lagi.
Sedikit itu lebih baik daripada banyak-tapi-tidak-bisa-memanfaatkannya. Eh, kalau sedikit tapi tidak bisa memanfaatkannya ya sama juga sih. Malah lebih parah.
Buat kamu yang belum pasang WiFi, silakan kalau pingin pasang WiFi. Tapi pastikan dulu uangnya ada. Dan pertimbangkan apa yang barusan aku katakan. Jikalau tidak pingin mengalami apa yang sudah aku alami.
(Pesanglongan, 25 Juni 2021)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H