Mohon tunggu...
Muhamad Baqir Al Ridhawi
Muhamad Baqir Al Ridhawi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Lagi belajar nulis setiap hari.

Blogku sepi sekali, kayaknya cuma jadi arsip untuk dibaca sendiri. Hohohoho. www.pesanglongan.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Diary

Ide Itu Bukan Dicari

18 Januari 2021   08:57 Diperbarui: 18 Januari 2021   09:23 549
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Beberapa orang yang bergerak di ranah kreativitas, kesenian, mungkin ada yang sering dibikin bingung soal ide. Sebentar-sebentar, kayaknya lebih baik aku sempitkan lagi saja. Dalam ranah tulis-menulis. Ketika kita mencari-cari ide untuk tulisan, kok susah sekali didapatkannya. Dan semakin kita berusaha kok malah bikin kita tambah stres saja. Bukannya kita menemukan ide dan dibikin gembira olehnya.

Soalnya, ide itu aslinya tidak usah kita cari. Kan sudah ada. Mencari hal yang sudah ada itu gimana sih? Apa itu seolah kamu tinggal di rumah dan kamu mencari rumah ya? Kamu harus keluar dulu, ke sana-sana dulu, dan pas pulang kamu baru sadar. Ohya ternyata di sini. Hahaha.

Kenapa aku bilang ide itu sudah ada? Karena ... sebentar, coba kalian perhatikan apa yang ada di sekitar kalian. Itu adalah ide semua. Ohya tunggu dulu, aku mengartikan ide di sini tidaklah sama dengan yang ada di KBBI, adalah rancangan yang tersusun di dalam pikiran. Aku tidak begitu. Melainkan, ide adalah sesuatu yang terbesit di pikiran yang ternyata bisa dikait-kaitkan dengan sesuatu yang sedang kita kerjakan, atau sebuah proyek. Belum jadi rancangan. 

Bagiku, mungkin malah bisa ide diartikan sebagai sesuatu saja. Namun sebaiknya sesuatu itu adalah apa yang betul-betul kita ketahui---dan bukankah itu biasanya berada di sekitar kita? "Di sekitar kita" yang kumaksud juga tidak diartikan sesempit lingkungan kehidupan nyata kita. Tetapi juga lingkungan sosmed, internet, lingkungan yang terbentuk dari apa-apa yang kamu follow. Ya walau pun yang menggerakkan kita berada di sana itu juga adalah lingkungan kehidupan nyata kita.

Mungkin karena itulah, Pak Agus Noor,  seorang cerpenis, penulis buku, dan naskah drama senior, bilang, "persoalannya itu bukan tidak ada ide. Tapi males dan tidak males."

Kalau tidak percaya, mari lihat bagaimana Raditya Dika, yang memiliki pemikiran serupa: ide tidak usah dicari. Ketika diwawancarai di YouTube-nya Ali Zaenal Abidin, Raditya Dika menerangkan bagaimana dia menemukan ide. Misalnya dia pingin membuat karakter perempuan muda yang menarik. Tapi dia belum tahu cara dialog tokohnya gimana, kehidupannya gimana. Tetapi kemudian apa yang dilakukan Radit? Dia tidak berusaha mencarinya, dia tidak berpikir, "bagusnya perempuannya kayak gimana ya? Kalau kayak gini gimana ya? Kalau kayak gitu gimana ya?" Tidak! Dia malah bermain game. 

Lalu, karena di game-nya---kebetulan---Radit sedang mencari-cari dinosaurus, yang mana dia susah sekali menemukannya. Ide itu tiba-tiba muncul di kepalanya, "oh, gimana ya kalau karakter perempuannya itu adalah pecinta kucing, terus kucingnya hilang dan dia sedih banget." Sesudah itu, Radit nonton YouTube, dapat rekomendasi video dari YouTube, terus dia tonton. Dan hal serupa terjadi lagi. Tetapi kita perlu memerhatikan ini nih: Raditya Dika selalu mencatat dengan segera ide-ide itu ke dalam note-nya.

Ide itu datang dari kebetulan. Nah, yang penting itu kita tahu dulu, apa yang kita cari. Kan aneh kalau kita tidak tahu apa yang kita cari. Iya kan?

Kamu mau cari apa? Barang. Barang apa? Pokoknya barang. Hah?! Maksud looooo....???

Kamu mau cari apa? Ide tulisan. Memang apa yang mau ditulis? Gak tahu, pokoknya cari ide dulu. Lha apa yang mau kamu tuliissssssssss...???

Tentukan saja, apa-yang-kita-cari itu. Meski asal-asalan saja. Tetapi ya tentu lebih baik apa yang betul-betul kamu pingin. Sehingga motivasinya lebih besar.

Kalau dari contoh Raditya Dika tadi, yang dia cari adalah hal yang berkaitan dengan tokoh perempuan yang unik. Dan tentu juga, mood  atau suasana hati sangat membantu kita untuk jeli melihat itu.

Kalau kata Pak Agus Noor ide itu pasti ada. Tapi mungkin orang belum menemukan menariknya. Dan omong-omong soal menarik, menarik itu harus dibuat-buat. Bukan dicari-cari. Kitalah yang mesti membuatnya menarik. Kita harus mengolahnya biar jadi menarik.

Lalu bagaimana cara mengolah ide menjadi menarik?

Di dalam Blog-nya Austin Kleon pernah menulis, take what you have gathered from coincidence. (ambil apa yang sudah kamu kumpulkan dari kebetulan)

Lalu aku menambahi, dan olahlah dengan semenyenangkan yang kamu bisa.

Olahlah dengan semenyenangkan yang kamu bisa? Bagaimana itu?

(Bersambung)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun