Setelah ke pemakaman adiknya, Zen langsung menuju ke rumah sambil menangis.
Saat setelah kepergian adiknya, Zen mangkin hari tidak mau bekerja lagi, tidak mau makan, menangis terus, dan pikiran dia stres saat setelah kejadian kepergian adiknya.
Saat sore hari Zen keluar rumah menuju ke tempat sesuatu yang sangat tinggi, Zen sampai menuju jembatan yang sangat tinggi, dan ada air danaunya yang sangat deras airnya, Zen berdiri berada di tempat pinggiran jembatan tersebut, dan sambil menutup matanya mengeluarkan air mata kesedihan, Zen berniat untuk bunuh diri, saat Zen mau melompat dari jembatan, ada seorang yang untuk memberhentikan kelakuan Zen, orang yang memberhentikan Zen tersebut dia seorang wanita yang menggunakan hijab dan seumuran dengan dia, wanita tersebut tidak tahu dia siapa.
“Wahai pemuda, jangan melompat, turunlah, itu sangat berbahaya.” ucap wanita tersebut sambil berteriak.
“Wahai pemuda yang di berada di sana, turunlah, saya tahu kamu banyak masalah.” ucap wanita tersebut sambil berteriak.
“Siapa kamu?, jangan ikut campur dengan urusanku.” jawab Zen dengan suara yang sangat keras.
“Iya Saya tahu, saya ikut campur, tetapi aku mohon jangan bunuh diri untuk kepergian orang yang kamu cintai, cukup doakan mereka tanpa menyusulnya.” ucap wanita tersebut.
“Saya lelah, kenapa hidup saya tidak sempurna seperti hidup orang lain, saya tidak punya orang tua, maupun teman, dan saat ini saya kehilangan adik saya.” ucap Zen dengan penuh kesedihan dan berteriak.
“Iya saya tahu rasanya sakit sekali kehilangan orang yang kita cintai, kematian dan takdir itu kita tidak akan tahu, hanya Tuhan yang tahu, jika kita menjalankan dengan ikhlas, in syallah, ada jalan yang di tentukan tuhan dengan baik.” Jawab wanita tersebut sambil berteriak.
Dan Zen turun dari jembatan tersebut dan menuju wanita itu, dan lalu wanita tersebut memeluk Zen hingga mengeluarkan air mata, Zen terkejut dan menyadari bahwa selama ini bahwa Zen tidak sendiri lagi, Tuhan pertemukan wanita tersebut supaya Zen tidak kesepian lagi.