Dan aku menuju warung untuk membeli air minum buat adik aku yang kehausan, saat tak lama aku kembali dari warung, adik aku sudah tidak ada di tempat adik aku duduk sebelumnya, aku panik dan berteriak memanggil adik aku.
“Adik, kamu ada di mana?“ ucap Zen yang sangat keras.
Aku langsung mencari adik aku hingga keliling desa dekat berada di rumah kontrakan aku, siang hari hingga sore hari adik aku belum di temukan keberadaannya, aku sangat cemas, aku takut ada hal yang tidak baik kepada adik aku.
“adik kamu di mana?" ucap Zen sambil berteriak.
Setelah itu aku mendengar ada suara dari semak depan aku dan berkata meminta tolong, suara itu seperti kesakitan oleh suara yang aku dengar, dan aku menuju semak tersebut untuk mencari sumber suara tadi, dan aku menemukan seseorang anak kecil perempuan yang berlumuran darah, dan suara kesakitan tersebut ialah anak kecil perempuan itu, aku menuju ke anak kecil perempuan itu, dan aku memegang mukanya anak kecil perempuan itu, membalikkan wajahnya untuk melihat, dan itu ialah.
“Adik, adik bangun, apa yang terjadi dengan dirimu?” ucap Zen dengan rasa sedih.
“adik, kakak mohon bangunlah?” ucap Zen.
”maafkan kakak adik. Kakak tidak bisa menjaga kamu dengan baik.” ucap Zen dengan rasa penuh rasa bersalah.
Dan anak kecil perempuan berlumuran darah tersebut ialah Lala adik kandungnya Zen sendiri, dan Zen mengendong adiknya menuju ke rumah sakit, dan ia meninggal kan tempat kue kelilingnya, Zen mengendong adiknya dengan sangat cepat, Zen menangis saat mengendong adiknya menuju rumah sakit, Zen berlari sekuat mungkin supaya bisa sampai ke rumah sakit.
Saat sampai di rumah sakit Zen berteriak.