Pada tahun 2021, SSGI mencatat bahwa di wilayah Jawa Tengah terdapat kasus stunting sebanyak 20.9%. Sedangkan di Banyumas, kasus stunting mencapai angka 5.000 kasus pada tahun 2022. Bupati Banyumas Achmad Husein, mengatakan bahwa dari jumlah tersebut, 2.000 kasus terjadi pada usia balita dan 3.000 kasus terjadi pada anak-anak lebih dari lima tahun. Hal tersebutlah yang mendorong mahasiswa KKN UMPurwokerto kelompok 079 Desa Selandaka untuk mengadakan program kerja CETING.
CETING (Cegah Stunting Itu Penting) merupakan program kerja yang diselenggarakan oleh mahasiswa KKN UMPurwokerto tahun 2022 kelompok 079, berupa sosialisasi guna mencegah terjadinya peningkatan kasus stunting di Banyumas, terutama di Desa Selandaka, Kecamatan Sumpiuh. Stunting adalah kondisi seseorang dengan tinggi badan lebih pendek dibanding dengan tinggi badan seusianya, dimana kondisi tersebut biasanya terjadi pada balita yang mengalami gagal tumbuh akibat kekurangan gizi kronis sehingga tumbuh kembangnya terhambat. Kekurangan gizi ini terjadi sejak bayi berada di dalam kandungan ibu dan pada masa awal kelahiran, tetapi baru terlihat setelah anak berusia 2 tahun (Rahayu dkk., 2018).
Program sosialisasi CETING diikuti oleh ibu-ibu kader posyandu, ibu hamil, dan ibu menyusui di Desa Selandaka dan diselenggarakan pada 20 Agustus 2022 di Balai Desa Selandaka, dengan pembicaranya yaitu Ibu Ns. Deisy Sri Hardini., S.Kep., M.Kep., Sp.Kep.An., dosen dari fakultas Keperawatan UMPurwokerto. Program ini juga bertujuan untuk membantu mensukseskan program pemerintah dalam menurunkan angka stunting di Indonesia, dengan memfokuskan pada pemahaman masyarakat terkait pengolahan pangan, gizi, pola asuh, sanitasi, dan juga stunting.
Dari sosialisasi program CETING, diharapkan masyarakat menjadi sadar dan paham akan pentingnya pencegahan stunting yang dapat dicegah dengan menjaga sanitasi lingkungan, menerapkan pola asuh dan pola makan yang baik dan benar, serta melakukan pemantauan terhadap tumbuh kembang anak.
