Mohon tunggu...
Ridha Rivani
Ridha Rivani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

41123110066 Universitas Mercu Buana Kampus Meruya | Fakultas Teknik | Prodi S1 Teknik Sipil | Pendidikan Anti Korupsi dan Kode Etik UMB I Dosen Pengampu : Prof. Dr. Apollo Daito, S.E, AK., M.Si, CIFM, CIABV, CIABG

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Quiz 1 - Praktik Stoicisme Membedakan Antara Fortuna vs Virtue Untuk Menjadi Sarjana Unggul dan Profesional

29 Januari 2025   09:44 Diperbarui: 29 Januari 2025   09:37 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa Pengertian Praktik Stoicisme Antara Fortuna vs Virtue?

(What)

Etika Stoik adalah salah satu aspek penting dari filsafat Stoisisme, yang menekankan pengembangan karakter moral dan pencapaian kebijaksanaan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam pandangan Stoik, etika adalah tentang pengembangan karakter moral dan pencapaian kebijaksanaan yang membawa manusia menuju kebahagiaan yang sejati. Melalui pengendalian emosi, penerimaan terhadap takdir, dan hidup sesuai dengan prinsip-prinsip alam semesta, manusia dapat mencapai kehidupan yang berarti dan memenuhi. Manfaat dari stoikisme dalam kehidupan sehari-hari mendorong kita untuk secara teratur merenungkan tindakan dan perilaku kita sehari-hari. Stoikisme didirikan di Athena oleh pedagang Fenisia Zeno dari Citium sekitar abad ke-3 sebelum Masehi. Awalnya disebut Zenonisme kemudian dikenal menjadi Stoikisme karena Zeno dan para pengikutnya bertemu di Stoa Poikilê, atau Beranda Berlukis (Manampiring, 2019).

Etika Stoikisme berpijak pada prinsip bahwa kebajikanlah (Virtue) yang baik, selain hal itu, buruk adanya. Hal-hal lain sifatnya netral saja (Inggris: Indifferent, Yunani: Adiaphora), walaupun beberapa diantaranya, misalnya kesehatan, kemakmuran, kehormatan secara alamiah dianjurkan, sedangkan yang bersebrangan dari itu tidak dianjurkan. Misalnya, kepemilikan pribadi sama sekali tidak dianjurkan karena tidak selaras dengan prinsip manusia yang ingin bahagia. Jika manusia tidak sadar terhadap godaan hal-hal yang netral itu, ia dapat terjebak pada tindakan menghalalkan cara untuk mencapai hal-hal yang netral, atau ia justru tidak bahagia ketika diperalat hal-hal yang netral itu (Audi, 1995).

Etika Stoik adalah salah satu aspek penting dari filsafat Stoisisme, yang menekankan pengembangan karakter moral dan pencapaian kebijaksanaan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam pandangan Stoik, etika adalah tentang pengembangan karakter moral dan pencapaian kebijaksanaan yang membawa manusia menuju kebahagiaan yang sejati. Melalui pengendalian emosi, penerimaan terhadap takdir, dan hidup sesuai dengan prinsip-prinsip alam semesta, manusia dapat mencapai kehidupan yang berarti dan memenuhi.

Dalam Stoicisme, etika adalah pembahasan yang sangat penting. Stoikisme menawarkan pandangan tentang bagaimana manusia
memilih sikap hidup dengan menekankan apatheia, yang berarti bebas dari penderitaan. Sikap tersebut adalah cerminan dari kemampuan nalar manusia dan kemampuan tertinggi dari semua aspek hidup. Stoikisme menyebutkan bahwa bahagia secara sederhana dapat diartikan sebagai bebas dari emosi atau segala rasa perasaan yang mengganggu. Stoicism juga menyebutkan bahwa emosi negatif, yang dianggap sebagai pathos atau passion dalam bahasa Inggris, adalah emosi negatif. Emosi negatif berbeda dengan hasrat, yang dianggap sebagai alamiah dan netral. Hasrat adalah impuls atau dorongan meraih tertentu. Hasrat selalu mengandung di dalamnya aktivitas representasi terhadap objek yang dihasrati (Purwanto, 2022).

Dari segi teori etika Stoicisme, relevansinya bagi masa kini adalah bahwa Stoicisme menawarkan pandangan mengenai cara memilih sikap hidup yang bebas dari penderitaan dan emosi negatif, yang relevan dengan masa kini yang seringkali terdampak oleh stres dan penderitaan. Stoicisme juga menyebutkan bahwa fokus kita terhadap hal yang bisa atau tidak bisa kita kendalikan adalah kunci untuk menjadi seorang yang memiliki hidup bahagia, menjadi sosok yang tangguh, dan juga bijaksana (Adinda, 2021).

Stoicisme membagi dua hal untuk mendefinisikan kebahagiaan, yaitu :

(1) Fortuna / Apa yang tidak tergantung pada dirinya. Contohnya : Kematian, sakit, penderitaan, kekayaan / kemiskinan.

(2) Virtue / Apa yang tergantung pada dirinya. Contohnya : Pemahaman, Emosi, Logika, Bersikap menilai dengan tepat (antara sensasi vs emosi)

Dalam praktiknya untuk membedakan antara Fortuna (keberuntungan) dan Virtue (keutamaan) dalam konteks stoisisme adalah upaya untuk memahami dengan sadar dan merespons peristiwa dalam hidup dengan cara yang lebih baik dan rasional. Sebagai seorang mahasiswa calon sarjana atau profesional dan juga karyawan, kita seringkali dihadapkan pada berbagai situasi yang di luar kendali kita, seperti hasil ujian yang tidak memuaskan, banyaknya tekanan tugas dan pekerjaan, atau bahkan penilaian orang lain terhadap kita. Stoisisme mengajarkan kita untuk menerima bahwa banyak hal dalam hidup bersifat acak dan tidak dapat diprediksi (Fortuna). Tetapi kita memiliki kendali penuh atas reaksi kita terhadap peristiwa-peristiwa tersebut. Dengan fokus mengembagkan Virtue, seperti keberanian, keadilan, kebijaksanaan, dan pengendalian diri, sehingga kita dapat membangun karakter yang kuat dan tangguh, sehingga mampu menghadapi segala tantangan masa kini dan masa depan dengan lebih baik. Praktik ini membantu kita untuk tidak terlalu larut dalam euforia saat keberuntungan menghampiri, dan tidak terlalu berputus asa saat menghadapi kesulitan, karena kita menyadari bahwa kesuksesan sejati terletak pada bagaimana kita merespons situasi, bukan pada situasi itu sendiri.

Mengapa Pemahaman Fortuna dan Virtue Dalam Praktik Stoicisme Penting?

(Why)

Fortuna adalah keberuntungan atau nasib, sementara Virtue berarti kebaikan moral atau keutamaan. Pemahaman terhadap kedua hal ini penting karena :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun