1. Meningkatkan Fokus terhadap Tujuan dan Produktivitas
Dengan memahami bahwa fortuna (hal-hal di luar kendali kita) tidak dapat diubah, kita lebih mudah untuk fokus pada hal-hal yang benar-benar bisa kita kendalikan, yaitu virtue (kebajikan). Hal ini membantu meningkatkan produktivitas karena energi kita diarahkan pada tindakan nyata yang relevan dengan tujuan kita, tanpa membuang waktu pada kekhawatiran yang sia-sia.
2. Mencegah Rasa Cemas dan Putus Asa
Kesadaran bahwa kita tidak bertanggung jawab atas hasil dari segala hal, tetapi hanya pada usaha kita, dapat mengurangi rasa cemas dan putus asa ketika hasilnya tidak sesuai harapan. Pemahaman ini membantu menerima kegagalan atau ketidakpastian sebagai bagian dari fortuna, tanpa merusak kepercayaan diri.
3. Membangun Ketahanan Mental
Dengan menerima kenyataan bahwa hidup tidak selalu adil dan keberuntungan tidak dapat dikendalikan, seseorang dapat menjadi lebih tangguh. Virtue membantu kita untuk tetap teguh menghadapi tantangan, sedangkan pengertian tentang fortuna mendorong sikap menerima kenyataan tanpa keluhan.
4. Menciptakan Kebahagiaan
Kebahagiaan dalam Stoisisme tidak bergantung pada hal-hal eksternal yang bersifat sementara (fortuna), tetapi pada kebajikan (virtue) yang merupakan kendali internal. Hidup dengan integritas, kebijaksanaan, dan rasa syukur terhadap apa yang kita miliki membantu menciptakan rasa puas yang lebih mendalam.
Bagaimana Kaitannya Praktik Stoicisme Untuk Menjadi Sarjana Unggul dan Profesional?
(How)
1. Fokus pada hal yang dapat dikendalikan
Dalam perjalanan menuju Sarjana seringkali kita sebagai mahasiswa lebih fokus kepada hasil yang belum kita ketahui daripada proses atau usaha yang dapat kita lakukan. Fokuslah pada pengembangan diri, pembelajaran, dan peningkatan keterampilan. Hindari kekhawatiran tentang hal-hal yang berada di luar kendali kita.
2. Mengembangkan Kebajikan (Virtue)