Mohon tunggu...
Lyfe

Resume Buku 'Tak Sempurna'

18 Agustus 2015   17:12 Diperbarui: 18 Agustus 2015   17:12 400
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

1.Identitas Buku:

Judul Buku       : Tak Sempurna

Pengarang       : Fahd Djibran, Bondan Prakoso & Fade2Black

Penerbit           : Kurniaesa Publishing

Tahun Terbit      : Februari 2013, Cetakan pertama

Dimensi Buku    : 246 Halaman

Harga Buku       : Rp 46.000,-

 

  1. Tujuan Pengarang Buku:

Fahd Djibran, Bondan Prakoso, Ardaninggar Nazir, Tito Budidwinanto, dan Danial Rajab Fahreza percaya bahwa ada sesuatu yang  salah dengan sistem pendidikan Indonesia. Melalui novel ini mereka bermaksud berbegi cerita, membukakan realitas apa adanya.Mengajak pembaca memikirkan kembali dan mendefinisikan ulang makna paling dalam dari pendidikan dan mempersoalkan berbagai masalah yang membuat sekolah dipenuhi sampah-sampah nyata . 

  1. Pokok-pokok / Rangkuman Isi Buku :

"Something has gone very wrong with our school" Aku ingin mendapatkan pendidikan tapi aku bencis ekolah, setidaknyabegitulah yang dipikirkan Rama.Tokohutama novel ini, muridsalahsatu SMAyang merasa sekolahnya adalah tempat sampah bagi semua kotoran dan kebusukan dunia. Rama setuju bahwa manusia memerlukan ilmupengetahuan, dan ilmu pengetahuan adalah modal penting untukmendapatkan masa depan yang baik. Akan tetapi bisakah semua itu tak dimonopoli dan dikalengkan di pabrikpabrik bernama sekolah?Sebab disanalah pertama kali ia mengenal kata-kata kotor, disanalah pertama kali ia coba-coba jadi jagoan—berkelahi. Teman-temannya mengajari ia merokok, kadang-kadang melinting ganja, minum-minuman keras, bahkan mencicipi obat-obatan terlarang. Sejatinya Rama tidak menginginkan kehidupan semacam itu, namun ia tidak punya pilihan lain.

Di tahun pertama, masalah mulai datang ketika ada salah satu sahabatnya yang tewas akibat penyerangan massal dalam tawuran mereka dengan kubuseteru. Mereka kemudian menyusun rencana balas dendam dengan rapi, dan bertekad melaksanakan hal tersebut di tahun berikutnya.Disamping rasa haus mereka untuk membalas dendam, Rama merasa bahwa sekolahnya memiliki sistem manajemen yang sungguh buruk.Guru-guru mereka mengajar dengan sisa-sisa tenaga yang dipaksakan dan mengahadapi mereka dengan wajah yang kuyu layaknya kurang vitamin. Disaat-saat tertentu, bahkan guru-guru itu sering melampiaskan kekesalan dan kemarahan pada murid muridnya. Di sekolahnya, Rama ragu benarkah ia akan memiliki masa depan?

Tawuran yang mereka rencanakan akhirnya terjadi,namun diluar dugaan tawuran itu justru membuat Rama kehilangan sebelah kakinya dan menyebabkan semangat hidupnya sirna.Perdamaian mulai direncanakan, mereka ingin mengakhiri semua kekeliruan ini.Namun sayangnya niat mereka tidak disambut baik.Beberapa teman Rama masih terlibat dalam tawuran yang sama beberapa bulan kemudian dan berujung dengan ditahannya mereka oleh pihak kepolisian.

Melalui cerita ini, banyak kesimpulan yang bisa diambil diantaranya: perdamaian tidak akan bisa terwujud bila hanya diinginkan oleh satu pihak saja, dan sebelum melakukan sesuatu kita harus terlebih dahulu memikirkan tentang akibat yang akan ditimbulkan kelak. Karena akibat yang buruk akan menghantarkan kita menuju penyesalan. Kemudian pelajaran sederhana lain yang bisa dipetik adalah bahwa senyum adalah perbuatan sederhana yang bisa menularkan energi positif pada manusia lainnya. Karena segala masalah yang mendera para tokoh di novel ini tidak lepas dari kondisi keluarga masing-masing yang hancur berantakan, dimana keadaan seperti itulah yang pada akhirnya menjerumuskan mereka pada kenakalan remaja. 

  1. Kelebihan Buku:

Novel ini memaparkan masalah-masalah yang umum terjadi di dunia pendidikan secara obyektif, serta memberikan suatu tamparan bagi kita bahwa masih ada begitu banyak sistem pendidikan yang salah asuh di Indonesia.Novel ini juga tidak terlalu banyak menggunakan penyensoran kata-kata sehingga jauh dari kesan hipokrit.Selain itu, penulis novel ini mengambil salah satu tema yang penyebabnya selalu dipandang sebelah mata oleh masyarakat selama ini,yaitu kenakalan remaja di lingkungan sekolah.Namun penulis berhasil menjabarkan permasalahan itu menjadi cabang-cabang yang lebih kompeks. 

KelemahanBuku :

Ending novel ini masih menggantung dan belum memberikan penyelesaian yang jelas atas masalah-masalah yang dialami oleh para tokoh yang diceritakan dalam novel tersebut.

  1. Saran :

Penulis seharusnya memberikan penyelesaian masalah yang lebih final dan jelas untuk para tokoh dalam novel tersebut.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun