Mohon tunggu...
Ridha Husnul Hayati
Ridha Husnul Hayati Mohon Tunggu... Dosen - Dosen di Universitas Negeri Padang

Saya dosen di Departemen Pendidikan Nonformal, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Padang.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peningkatan Seni Membaca Al-Qur'an: Metode Peer Teaching Berbasis Budaya Lokal di Surau Nurul Jama'ah

12 Oktober 2024   17:11 Diperbarui: 12 Oktober 2024   17:18 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pelaksanaan Pembelajaran

Padang Pariaman, 10 Oktober 2024 – Dalam rangka meningkatkan literasi seni membaca Al-Qur'an di kalangan masyarakat Nagari Singguliang, Lubuk Alung, Kabupaten Padang Pariaman, tim pengabdian dari Universitas Negeri Padang yang didukung oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Negeri Padang sukses menggelar program peningkatan literasi seni membaca Al-Qur'an. Kegiatan ini, yang dilaksanakan dari tanggal 31 Juli hingga 15 Agustus 2024, menggunakan metode peer teaching yang berbasis local content dan bertempat di Surau Nurul Jama'ah.

Ketua Tim Pengabdian, Ridha Husnul Hayatai, menjelaskan bahwa latar belakang kegiatan ini adalah kebutuhan mendesak untuk meningkatkan keterampilan membaca Al-Qur'an secara baik dan benar di tengah masyarakat, terutama di kalangan anak-anak dan remaja. "Masih banyak masyarakat yang memiliki keterbatasan dalam membaca Al-Qur'an, terutama dalam seni membaca dengan irama yang sesuai seperti irama Bayati, Shoba, Hijaz, Nahawand, Rost, Jiharkah, dan Sikah. Minimnya akses terhadap guru mengaji yang memadai menjadi salah satu tantangan di Nagari Singguliang," ujar Ridha.

Metode peer teaching yang diterapkan dalam kegiatan ini memungkinkan peserta yang lebih mahir dalam seni membaca Al-Qur'an untuk mengajarkan teman sebaya mereka. Selain itu, penggunaan local content yang mengintegrasikan tradisi lisan Minangkabau membuat proses pembelajaran lebih relevan dan kontekstual dengan budaya lokal.

Kegiatan ini diawali dengan survei awal untuk mengetahui tingkat kemampuan peserta dalam membaca Al-Qur'an. Berdasarkan hasil survei, mayoritas peserta memiliki kemampuan dasar, namun memerlukan peningkatan dalam aspek tartil dan tajwid. Selanjutnya, materi pelatihan disusun dengan fokus pada teori dasar tartil, tajwid, serta seni membaca Al-Qur'an dengan irama yang indah seperti irama Bayati, Shoba, Hijaz, Nahawand, Rost, Jiharkah, dan Sikah, yang kemudian dipraktikkan dalam sesi-sesi pertemuan selama kurang lebih dua minggu.

Dokumentasi Pelaksanaan Pembelajaran
Dokumentasi Pelaksanaan Pembelajaran

Dokumentasi Pelaksanaan Pembelajaran
Dokumentasi Pelaksanaan Pembelajaran

Dokumentasi Pelaksanaan Pembelajaran
Dokumentasi Pelaksanaan Pembelajaran

Dari evaluasi akhir, sebanyak 80% peserta menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam kemampuan membaca Al-Qur'an dengan irama yang lebih fasih dan tertib, sementara 20% peserta lainnya menunjukkan perkembangan yang moderat. Ridha menambahkan bahwa metode peer teaching yang diterapkan sangat efektif dalam mempercepat proses pembelajaran. “Peserta yang lebih mahir berhasil membimbing teman-temannya, menciptakan suasana belajar yang interaktif dan kolaboratif,” ujarnya.

Selain itu, masyarakat sekitar memberikan respons positif terhadap kegiatan ini. Orang tua peserta mengapresiasi pendekatan berbasis local content, yang membuat anak-anak mereka merasa lebih nyaman dan dekat dengan proses pembelajaran. Beberapa orang tua juga berharap kegiatan serupa dapat dilaksanakan secara rutin di masa mendatang.

Kegiatan ini memberikan beberapa manfaat bagi masyarakat Nagari Singguliang, di antaranya:

  1. Peningkatan kemampuan membaca Al-Qur'an dengan tartil dan tajwid yang baik, terutama dalam seni membaca Al-Qur'an dengan irama seperti irama Bayati, Shoba, Hijaz, Nahawand, Rost, Jiharkah, dan Sikah.
  2. Pembentukan komunitas belajar Al-Qur'an di Surau Nurul Jama'ah, yang diharapkan dapat terus berkembang secara mandiri.
  3. Terjalinnya hubungan kolaboratif antara peserta dalam proses belajar-mengajar, yang meningkatkan dinamika sosial dan keagamaan di komunitas tersebut.

Namun, tim pengabdian juga menghadapi tantangan seperti perbedaan tingkat kemampuan peserta yang cukup signifikan dan keterbatasan waktu pelaksanaan. Oleh karena itu, salah satu rekomendasi tim adalah memperpanjang durasi kegiatan di masa mendatang agar peserta dapat lebih mendalami materi yang diajarkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun