Mohon tunggu...
Ridha AyuWintari
Ridha AyuWintari Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Social Worker - Mahasiswa Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga

Jiwa Sosial

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Self-Transforming

17 Juni 2022   12:37 Diperbarui: 17 Juni 2022   12:49 640
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kenapa harus self-transformation, karena pada dasarnya kita tidak dapat mengubah diri sendiri sebelum mengubah orang lain, seseorang harus belajar mentransformasi diri dan masyarakat, karena hal tesebut penting dilakukan, selain itu Allah juga tidak akan mengubah kita jika kita tidak mau mengubah diri sendiri, jadi semua berawal dari kita sendiri, hidup merupakan tanggung jawab kita sendiri, seperti yang dituliskan di buku pada sub 3 yaitu ” Hidup Tanggung Jawab kita Sendir”  untuk menjadi diri yang lebih baik dan bertanggung jawab, cobalah mengingat tiga momen dimana kita menjadi diri yang bertanggung jawab. 

Kita mengingat waktu, tempat, proses dan hasil, sehingga kita dapat meningkatkan kualitas  tanggung jawab tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Selanjutnya diteruskan dalam bab 4 bahwa kita sebagai manusia harus mengenal diri sendiri, jika kita dapat menganali diri sendiri maka kita akan mempunyai kesadaran untuk memetakan (self-mapping) terkait apa kelebihan dan kekurangan yang kita miliki. Sehingga kita mempunyai (self-reflection)  untuk menyusun Langkah masa menuju masa depan yang dicita-citakan atau kita impikan.

Buku ini banyak membahas tentang kehidupan yang seharusnya dijalani dengan ideal, sebagai proses mentransformasikam diri bukanlah proses yang mudah seperti halnya air yang mengalir dari dataran yang tinggi menuju dataran yang rendah, proses itu tidak instant, bahkan untuk membuat mie instant pun perlu proses untuk memasaknya, salah satu contoh yang digambarkan dalam buku kita dapat belajar dari kerrang yang menghasilkan Mutiara. 

Untuk menjadi “kerang mutiara”yang harganya mencapai puluhan, bahakan ratusan juta rupiah, kerang berjuang menahan luka yang menyakitkan bertahun tahun. Sebab proses terjadinya mutiara dimulai saat kerang kemasukan sebuah pasir, untuk menahan sakit, moluska ini menggunakan getah di perutnya untuk membalut pasir dengan nacre, yaitu  lapisan pelindung di sekelilingnya, semakin lama lapisan nacre itu terbentuk, akhirnya memisah dari tubuh kerang dan membentuk mutiara yang cantik. Begitulah proses untuk menuju tujuan hidup menuju masa depan yang kita impikan.

Buku ini membahas masalah kehidupan manusia yang tampak nyata, bapak Muqowim adalah seorang dosen di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, beliau menulis buku ini yang terdiri dari 30 sub tema dengan pembahasan menarik khususnya bagi orang sedang seperti kehilangan tujuan hidupnya dan setiap sub bab yang dituliskan oleh beliau begitu nyata dan dapat menegur setiap pembaca yang relate dengan kehidupan para pembaca.

Setelah membaca buku ini, untuk saya pribadi yang selalu beranggapan bahwa apa yang saya lakukan adalah hal monoton itu itu saja” menjadi lebih percaya diri pda diri sendiri dalam mengejar mimpi dan tidak putus asa, buku ini sangat mudah dipahami dan terkesan tidak membosankan karena pada setiap sub nya terdiri dari 2-3 halaman saja dengan topik yang menarik, buku ini cocok dibaca dimalam hari ketika sebelum istirahat agar dapat intropeksi diri/ketika muhasabah diri karena pasti akan terinspirasi untuk berubah menjadi pribadi yang lebih bermakna.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun