Robert Cialdini lahir pada 27 April 1945, beliau terkenal dengan penelitiannya yang dituangkan dalam bukunya "Influence: The Psychology of Persuasion" (Pengaruh: Psikologi Persuasi) diterbitkan pada tahun 1984. Karya beliau membuka jendela wawasan tentang bagaimana manusia dapat dipengaruhi untuk mengambil tindakan tertentu. Beliau melahirkan prinsip dasar persuasi dapat diterapkan secara terpisah atau bersama-sama dalam berbagai situasi untuk meningkatkan kemungkinan seseorang menyetujui ide atau pernyataan kita.
Berikut adalah prinsip persuasi yang ditemukan oleh Cialdini dan cara penerapannya:
1. Reciprocation (Timbal Balik):
Prinsip: Orang cenderung merespons dengan baik ketika mereka merasa telah menerima sesuatu sebelumnya.
Penerapan: Berikan sesuatu kepada orang lain sebelum meminta atau mengharapkan sesuatu dari mereka. Ini dapat berupa bantuan, informasi, atau bahkan sesuatu yang kecil seperti hadiah kecil.
2. Commitment and Consistency (Komitmen dan Konsistensi):
Prinsip: Orang cenderung konsisten dengan komitmen yang mereka buat secara sukarela.
Penerapan: Mulailah dengan meminta komitmen kecil atau setuju pada hal-hal kecil terlebih dahulu. Setelah seseorang berkomitmen, mereka lebih mungkin untuk mempertahankan konsistensi dalam tindakan mereka.
3. Social Proof (Bukti Sosial):
Prinsip: Orang cenderung mengikuti perilaku orang lain jika mereka melihat banyak orang melakukan hal yang sama.
Penerapan: Berikan bukti bahwa banyak orang telah melakukan atau setuju dengan tindakan yang Anda usulkan. Testimoni atau statistik yang menunjukkan adanya konsensus dapat sangat efektif.
4. Authority (Otoritas):
Prinsip: Orang cenderung lebih menerima pengaruh dari seseorang yang dianggap berkompeten atau memiliki otoritas.
Penerapan: Tonjolkan kredensial, keahlian, atau pengalaman Anda yang relevan. Gunakan sumber terpercaya yang sesuai atau kutipan dari ahli untuk mendukung argumen Anda.
5. Liking (Kesukaan):
Prinsip: Orang cenderung lebih menerima pengaruh dari orang yang mereka sukai atau merasa memiliki kesamaan dengan mereka.
Penerapan: Bangun hubungan dan koneksi dengan orang lain. Temukan kesamaan atau minat bersama untuk meningkatkan probabilitas Anda untuk disukai.
6. Scarcity (Kelangkaan):
Prinsip: Orang cenderung menginginkan lebih banyak sesuatu jika mereka merasa itu langka atau terbatas.
Penerapan: Tekankan pada kelangkaan atau keterbatasan barang atau kesempatan yang Anda tawarkan. Ini dapat meningkatkan motivasi orang untuk bertindak segera.
Ada satu prinsip yang baru saja Cialdini ajukan dalam versi terbaru bukunya yang terbit pada tahun 2021, yaitu:Â
7. Unity (Kesamaan):
Prinsip: Orang cenderung mengatakan 'Ya' pada orang yang berbagi identitas seperti latar belakang/tujuan sama karena sama dengan membantu bagian dari diri kita sendiri.
Penerapan: Tekankan pada kesamaan latar belakang seperti asal daerah dan tempat Pendidikan dan melakukan sesuatu bersama.
Contoh penerapan prinsip Robert Cialdini dapat ditemukan dalam strategi pemasaran daring yang menekankan "penawaran terbatas" diawal untuk menciptakan urgensi pembelian, memanfaatkan prinsip kelangkaan. Selain itu, restoran yang menampilkan testimonial dari koki terkenal atau pakar kuliner memanfaatkan prinsip otoritas, memperkuat kepercayaan pelanggan terhadap kualitas makanan yang disajikan. Selain prinsip tersebut turut dibahas konsep "memimpin tanpa jabatan" seringkali terkait dengan kemampuan untuk memimpin dan memengaruhi orang lain tanpa harus memiliki otoritas formal atau posisi hierarki yang tinggi.
Beberapa pilar utama konsep "memimpin tanpa jabatan" yang sering diidentifikasi dalam konteks ini adalah:
a. Keahlian (Expertise): Memiliki pengetahuan dan keahlian yang mendalam dalam bidang tertentu dapat memberikan dasar untuk memimpin tanpa bergantung pada jabatan formal. Orang cenderung mengikuti pemimpin yang mereka anggap berkompeten dan berpengetahuan.
b. Keterhubungan (Relationships):Â Membangun hubungan yang kuat dan saling menguntungkan dengan orang-orang di sekitar Anda adalah kunci dalam memimpin tanpa jabatan. Keterhubungan membangun kepercayaan dan memungkinkan pengaruh untuk berkembang, terlepas dari struktur organisasi formal.
c. Kepemimpinan Pribadi (Personal Leadership): Kemampuan untuk memimpin diri sendiri dengan baik, termasuk memiliki visi yang jelas, integritas, dan kemampuan untuk memotivasi diri dan orang lain, adalah pilar penting lainnya. Kepemimpinan pribadi menciptakan daya tarik dan inspirasi, bahkan tanpa otoritas formal.
Dengan memiliki kombinasi keahlian yang kuat, hubungan yang baik, dan kemampuan kepemimpinan pribadi, seseorang dapat efektif memimpin dan memengaruhi orang lain tanpa bergantung pada posisi jabatan formal mereka. Pendekatan ini mendorong kolaborasi, inovasi, dan pembangunan tim yang kuat dalam lingkungan kerja.
Baik prinsip persuasi dan tiga pilar yang disampaikan tersebutnya dapat dijadikan sebagai pelajaran untuk memperkaya soft skill dan memaksimalkan performance di lingkungan kita berada. Ilmu seperti ini menarik untuk dipelajari agar dapat berperan dan memposisikan diri sesuai porsi. Bagaimana menurut Anda?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H