Mohon tunggu...
Ridha Afzal
Ridha Afzal Mohon Tunggu... Perawat - Occupational Health Nurse

If I can't change the world, I'll change the way I see it

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Mewujudkan Mandalika Medical Tourism

22 November 2021   12:23 Diperbarui: 22 November 2021   13:03 353
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selama tahun 2019, terjadi 114 kecelakaan yang menimpa wisatawan laut. 14 (12.3%) di antaranya meninggal (pidjar.com). Sebuah angka yang cukup tinggi untuk kategori kecelakaan di tempat wisata.

Mayoritas kecelakaan,  90% disebabkan oleh kelalaian manusia. Tidak memandang, kecelakaan bisa terjadi di mana saja, apakah di jalan raya, pabrik atau di pantai. Kecelakaan perlu mendapatkan perhatian serius dari kita semua. Perhatian dari pengusaha, pekerja, pemerintah,  juga dari masyarakat sendiri.

Yang paling berperan dalam penanganannya di suatu lembaga adalah departemen Health, Safety and Environment (HSE). Health yang mengurus kesehatan, Safety yang ngurusin keamanan dan Environment yang ngelola masalah lingkunganya.

Dari tiga divisi yang gabung menjadi satu departeman ini, kesehatan merupakan salah satu yang perannya vital. Karena divisi ini bergulat dengan layanan kesehatan, termasuk jika terjadi kecelakaan di tempat wisata.  

*****

Setiap kali berkunjung ke tempat wisata, ada tiga hal yang menjadi pusat perhatian saya, sekaligus tolok ukur baik tidaknya tempat tersebut.

Pertama adalah sampah dan penanganannya. Menurut saya masih banyak tempat sampah yang tidak terurus dengan baik. Adanya tempat sampah pun bukan berarti menjadikan tempat wisata otomastis bersih.

Banyak tempat sampah yang kosong karena tingkat kesadaran pengunjung atau wisatawan yang masih rendah. Mereka membuang sampah di sembarang tempat.  

Jika ini terjadi di Mandalika, bukan tidak mungkin wajah Mandalika bisa tercoreng karena masalah ini.

Ketika sampah ada di mana-mana, wisatawan malas melihat lebih jauh. Susah menghadapi orang-orang yang mentalnya masih suka buang sampah sembarangan ini.

Yang kedua yang menjadi daya tarik saya adalah kebersihan toilet. Ketika toilet bersih, wisatawan akan merasa nyaman. Toilet bersih bisa menjadi daya tarik tersendiri, sebagai pelengkap kualitas tempat wisata.

Pengunjung akan merekomendasikan teman-temannya untuk berkunjung ke tempat yang sama. Toilet bersih biasanya didukung oleh tersedianya air yang cukup untuk mandi. Juga mental serta kebiasaan pengunjugnya. Jangan bersih di awal-awal sesudah tempat wisata tersebut diresmikan.

Urusan toilet ini banyak menjadi isu karena jarang yang memberikan perhatian besar pada pemeliharaan kebersihannya. Umumnya diabiarkan saja dengan kotak pembayaran di sampingnya.

Jika ini yang terjadi, kebersihan belum menjadi budaya.

Yang ketiga saya suka melihat ada tidaknya fasilitas kesehatan beserta petugasnya. Saya heran mengapa saya tidak pernah melihat minimal seorang paramedic yang ada di tempat-tempat wisata besar. Fasilitas petugas kesehatan itu  bukan hanya petugas P3K, itu jauh dari cukup. Harus professional, minimal perawat lulusan D3. 

Apa karena tidak kuat bayar perawat?

***** 

Peran layanan kesehatan di tempat-tempat wisata itu sangat besar dan penting. Tersedianya pusat layanan kesehatan di tempat wisata, apalagi sekelas Mandalika, perlu guna menjaga reputasinya sebagai destinasi kelas internasional. Wisatawan wajib dan punya hak untuk dilindungi dan dijaga kesehatannya, kenyamanan fisik dan mentalnya.

Segala sesuatu yang sifatnya emergency bisa terjadi kapan saja, di mana saja dan menimpa siapa saja. Di tempat wisata  pengunjung bisa mengalami gejala sakit ringan seperti pusing, mual, demam hingga tiak sadar. Kecelakaan seperti terpeleset, kena arus ombak, jatuh dan menimbulkan luka-luka yang mengakibatkan kematian sebagaimana diulas di atas, bukan sesuatu yang tidak mungkin. Angka di atas 10% itu angka yang besar.

Oleh sebab itu dalam perencanaan dalam membuka tempat wisata ada baiknya disediakan tempat layanan kesehatan  dengan professional yang memadai. Labih bagus lagi jika disediakan apa yang dilakukan oleh Thailand atau India.

Malaysia dan Singapore juga dikenal sebagai negara yang mempromosikan Medical Tourism. Yakni pelayanan kesehatan bagi wisatawan. Mereka sekali mendayung, dua tiga pulau terlampau. Sekalian wisatawan berobat, pada saat yang sama juga berwisata.

*****

Mandalika punya potensi besar untuk dikembangkan sebagai Medical Tourism spot. Persoalannya, SDM kita yang kadang belum siap ke sana. Sistem pendidikan kesehatan kita saja belum mendukung untuk kompetensi global. Penguasaan bahasa Inggris yang masih jauh diharapkan merupakan salah satu  contohnya.

Yang terpenting lagi adalah adanya program terstruktur dari lembaga terkait, seperti dari Kementerian Kesehatan, Kementerian Tenaga Kerja serta dari Pariwisata. Jangan lupa bawa keterlibatan Pemerintah Daerah sangat penting. Dan yang paling penting lagi, pihak professional itu sendiri, seperti keperawatan, kedokteran, farmasi, fisoterapi dan lain-lain.

Mandalika bukan hanya untuk balap motor atau ber-surfing-ria. Mandalika memilki magnet besar untuk dikembangkan sebagai wisata kesehatan. Mandalika bisa digunakan sebagai Medical Tourism yang bergensi.

Enjoy......

Makassar,  22 November 2021

Ridha Afzal

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun