Buku-buku kesehatan banyak dicetak, namun versi soft copy juga makin merajalela, khususnya yang berbahasa Inggris. Perubahan ini menunjukkan mulai adanya pergeseran. Mahasiswa lebih tertarik membaca di layar Android dari pada membli versi hardcopy tidak mendapatkan porsi yang adekuat.
Banyak penelitian membuktikan bahwa sudah saatnya pendidikan jurusan kesehatan mengadopsi teknologi baru. Wabah Covid-19 tiba-tiba membuat para dosen bangkit, terjaga. Ini bukti bahwa selama ini mereka masih tidur lelap, terlena.
Ketika Covid-19 merebak, kaget karena merasa dihadapkan pada ketidaksiapan. Baik pengetahuan, keterampilan, sarana serta prasarana terkait penerapan sistem pembelajaran yang baru.
Tidak sedikit dosen yang kalang kabut, karena tidak mampu bagaimana mengoperasikan Zoominar, Zoom meeting, serta semua bentuk komunikasi online. Mereka tidak bisa bagaimana upload  materi pengajaran, kalut. Tidak tahu bagaimana menyebarkan informasi ke mahasiswa, hingga sistem evaluasi sederhana hanya dengan menggunakan Google Form. Sungguh sangat disayangkan hal ini terjadi.
SDM, Sarana dan prasarana
Meski tidak semua dosen masuk dalam kategori sebagaimana yang penulis uraikan di atas, harus diakui bahwa masih sedemikian rupa kompetensi para pengajar kita di perguruan tinggi. Baik di kota maupun daerah mengalami hal yang sama.
Ketidakmampuan dosen dalam beradaptasi dengan teknologi informasi merupakan bentuk kelalaian sistem pembinaan SDM perguran tinggi kita. Bukti bahwa pembinaan dosen belum ditata dengan baik.
Seharusnya program pendidikan spesialisasi dosen menyentuh aspek IT. Dosen tidak hanya diharapkan mampu mengajar dengan baik dan benar. Namun harus mengenal dan bisa mengoperasikan IT dalam proses belajar mengajar.
Dari persiapan hingga evaluasi pembelajaran dosen dituntut memiliki kemampuan tersebut. Dengan demikian makna yang tersira dalam Sertifikasi Dosen akan lebih sempurna. Dosen mumpuni, itulah yang diharapkan. Â Â
Gampang Curiga
Pembelajaran jurusan kesehatan secara umum belum mampu mengadopsi sistem Online. Pembelajaran Online, dengan berbagai alasan, dianggap kurang efektif. Sebenarnya anggapan ini kurang tepat. Yang benar adalah, kita terburu curiga. Pola pikir pendidik bidang kesehatan itu sendiri yang sebenarnya perlu diubah.