Asumsi tersebut mungkin keliru dan terkesan subyektif. Akan tetapi bisa dimengerti karena tidak semua orang paham akan arti inovasi, inisiatif dan produktivitas kerja. Ada orang --orang yang suka dengan pembaruan serta kaya akan ide. Namun tidak sedikit yang susah mendapatkan ide. Mereka butuh rekan kerja guna merangsang lahirnya ide-ide baru dalam kerjanya.
Juga upaya untuk menimbulkan inisiatif dalam kerja tidak gampang. Inisiatif itu sangat mahal. Pada kasus yang dialami Pak Sae misalnya, beliau kerja sambil kuliah lagi itu contoh inisiatif yang mahal nilainya. Terlebih di daerah terpencil. Apalagi produktivitas. Pak Sae yang kondisnya tidak lagi seperti dulu, dengan bagian tubuh yang hanya 50% aktif, nyatanya beliau masih mampu memanfaatkannya. Ini contoh konkrit produktivitas kerja yang ditunjukkan pada reka-rekan kerjanya agar tetap semangat.
Akhir Juli lalu, beliau satu-satunya staf di BKKBN Trenggalek yang menerbitkan jurnal hasil karyanya terkait BKKBN di sebuah perguruan tinggi di Bandung. Sungguh luar biasa.
Oleh sebab itu saya setuju dengan apa yang disampaikan oleh mendiang tokoh nasional pemuka agama Islam asal Sumatera Barat, Buya Hamka. Beliau mengemukakan 'kalau kerja hanya sekedar kerja, Kera juga bekerja'.
Sarkasme atau sindiran tajam dari Buya Hamka ini seolah mengingatkan kita pentingnya bekerja dengan sungguh-sungguh. Tidak asal bangun pagi, mengenakan seragam, pakaian rapi, bersepatu, pakai mobil atau motor, duduk di kantor hingga sore baru pulang, tetapi tidak menghasilkan apa-apa kecuali rutinitas. Demikian pesan Bob Sadino. Â
Memang tidak mudah untuk menjadi karyawan yang benar-benar karyawan. Komitmen dan dedikasi tinggi itu butuh proses. Saya sendiri sedang belajar dan melakoninya. Bukan bermaksud menggurui atau mendikte. Sebaliknya, sambil mengingatkan diri sendiri, saya tulis artikel ini sebagai pengingat. Bahwa manusia memang tidak ada yang sempurna.
Bagaimanapun, pencapain kerja tetaplah pencapaian kerja yang harus diutamakan sebagai bentuk tanggungjawab seorang karyawan. Seperti yang dikemukakan oleh Buya Hamka. Agar kita beda dengan Kera. Â Â
Makassar, 10 November 2021
Ridha Afzal
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H